Teknologi

Asteroid Seukuran Gedung Pencakar Langit Dekati Bumi, Berpotensi Berbahaya pada 18 September

Asteroid berukuran gedung pencakar langit, yang dikenal dengan nama 2024 ON, diperkirakan akan melewati Bumi pada hari Selasa, 17 September 2024, atau sekitar pukul 03:28 WIB. Menurut informasi yang dikeluarkan oleh NASA, asteroid ini memiliki diameter antara 721 hingga 1.575 kaki (sekitar 220 hingga 480 meter) dan bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, yaitu sekitar 19.842 mph (sekitar 31.933 km/jam), yang setara dengan sekitar 26 kali kecepatan suara.

Pada saat melewati, 2024 ON akan berada pada jarak sekitar 0,62 juta mil (sekitar 1 juta kilometer) dari Bumi. Jarak ini sama dengan sekitar 2,6 kali jarak rata-rata antara Bumi dan Bulan. Meskipun jarak ini dianggap masih aman, ahli astronomi menilai bahwa jarak tersebut cukup dekat jika dibandingkan dengan skala kosmik, sehingga asteroid ini dikategorikan sebagai "berpotensi berbahaya".

NASA mengklasifikasikan objek luar angkasa yang mendekati Bumi, terutama yang berada dalam jarak 120 juta mil (atau 193 juta kilometer). Dari angka tersebut, objek besar yang berada dalam jarak 4,65 juta mil (sekitar 7,5 juta kilometer) dari planet kita dikategorikan sebagai objek yang berisiko. Saat ini, NASA terus melacak sekitar 28.000 asteroid yang berada di dekat Bumi menggunakan sistem yang mereka sebut dengan nama Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS). Sistem ini terdiri dari empat teleskop yang melakukan pemindaian terhadap langit setiap harinya.

Melihat dari sejarah, jika 2024 ON berpotensi menghantam Bumi, dampaknya tentu akan berbeda dengan asteroid pembunuh dinosaurus yang dikenal selebar 7,5 mil (sekitar 12 kilometer) yang menghantam planet kita 66 juta tahun yang lalu. Meskipun peristiwa semacam itu tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat, dampak dari asteroid yang lebih kecil tetap bisa terasa signifikan. Sebagai contoh, ledakan yang dihasilkan oleh meteor selebar 59 kaki (sekitar 18 meter) di atas Chelyabinsk, Rusia pada tahun 2013, menghasilkan ledakan yang setara dengan sekitar 400 hingga 500 kiloton TNT, atau 26 hingga 33 kali lebih kuat dari bom Hiroshima, dan melukai sekitar 1.500 orang.

Di balik perhatian terhadap keberadaan asteroid, ada tantangan yang lebih besar yaitu mengukur dan memahami lintasan asteroid. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah efek Yarkovsky, fenomena yang muncul akibat interaksi energi matahari dengan batuan luar angkasa. Efek ini membuat asteroid menyerap dan memancarkan cukup banyak cahaya sehingga dapat mengubah orbitnya secara halus. Oleh karena itu, pemahaman terhadap efek ini sangat penting untuk memprediksi potensi ancaman dari asteroid di masa depan.

Berbagai badan antariksa di seluruh dunia, termasuk NASA, mulai merencanakan cara untuk menangkis ancaman asteroid. Salah satu misinya adalah melalui penerapan teknologi pengalihan asteroid. Pada 26 September 2022, NASA berhasil mengarahkan ulang asteroid tidak berbahaya bernama Dimorphos dengan cara menabrakkan pesawat ruang angkasa Double Asteroid Redirection Test (DART) ke asteroid tersebut, yang berhasil mengubah lintasan orbitnya selama 32 menit dalam misi pertama sistem pertahanan planet Bumi. Keberhasilan misi ini memberikan harapan, bahwa teknologi ini bisa diadaptasi untuk menghindari ancaman asteroids berbahaya di masa depan.

Sementara itu, Tiongkok juga menyatakan bahwa mereka sedang dalam tahap perencanaan awal untuk misi pengalihan asteroid yang lebih besar. Mereka berencana untuk menggunakan 23 roket Long March 5 untuk mengalihkan asteroid Bennu, yang diperkirakan akan mendekati Bumi dalam jarak 4,6 juta mil (sekitar 7,4 juta kilometer) antara tahun 2175 dan 2199.

Bagi mereka yang tertarik untuk mengikuti perjalanan asteroid 2024 ON, Proyek Teleskop Virtual akan menyiarkan jalurnya secara langsung mulai dari tanggal 15 September 2024 pada pukul 19:30 UTC. Jalur perjalanan asteroid ini dapat terlihat secara khusus di Belahan Bumi Utara, memberikan kesempatan bagi peminat astronomi untuk menyaksikan peristiwa langka ini.

Secara keseluruhan, meskipun asteroid 2024 ON diperkirakan akan melewati Bumi pada jarak yang tidak berbahaya, misi pemantauan dan penelitian akan terus dilakukan oleh para ilmuwan untuk memastikan bahwa setiap ancaman potensi dari luar angkasa dapat dikelola dengan baik. Upaya ini adalah bagian dari kerja keras global untuk memahami lebih baik serta memitigasi risiko yang dapat ditimbulkan oleh batuan luar angkasa yang mendekati planet kita.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button