Sebagai salah satu bentuk sumber sejarah, wawancara kepada saksi sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam memahami masa lalu. Saksi sejarah adalah individu yang secara langsung mengalami atau menyaksikan peristiwa sejarah pada masa lampau. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai wawancara kepada saksi sejarah sebagai sumber sejarah yang bersifat mendalam dan penting.
Apa Itu Wawancara Kepada Saksi Sejarah?
Wawancara kepada saksi sejarah adalah proses interaksi antara seorang peneliti dengan individu yang memiliki pengalaman langsung terkait dengan peristiwa sejarah tertentu. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang mendalam mengenai pengalaman, pemikiran, dan pandangan saksi sejarah terhadap peristiwa yang pernah mereka alami atau saksikan.
Wawancara kepada saksi sejarah tidak hanya mencakup peristiwa-peristiwa besar seperti peperangan atau revolusi, tetapi juga peristiwa kecil sehari-hari yang turut membentuk narasi sejarah suatu zaman.
Keunggulan Wawancara Kepada Saksi Sejarah Sebagai Sumber Sejarah
Terdapat beberapa keunggulan yang membuat wawancara kepada saksi sejarah menjadi sumber sejarah yang sangat berharga, di antaranya:
- Informasi yang bersifat mendalam: Saksi sejarah memiliki pengalaman langsung terhadap peristiwa yang mereka alami atau saksikan, sehingga informasi yang didapatkan melalui wawancara memiliki kedalaman yang sangat berharga bagi sejarawan.
- Konteks personal dan emosional: Melalui wawancara, saksi sejarah dapat membagikan pandangan dan perasaan pribadi mereka terhadap peristiwa yang terjadi, yang tidak mungkin didapatkan melalui sumber sejarah lainnya.
- Menyempurnakan catatan sejarah: Wawancara kepada saksi sejarah dapat menyempurnakan catatan sejarah yang sudah ada, atau bahkan mengungkapkan fakta-fakta baru yang sebelumnya tidak terdokumentasikan.
- Melestarikan narasi individu: Melalui wawancara, pengalaman dan narasi individu saksi sejarah dapat terus dilestarikan agar tidak hilang begitu saja di tengah arus waktu.
Sumber Sejarah yang Bersifat Personal dan Subyektif
Wawancara kepada saksi sejarah juga memiliki karakteristik sebagai sumber sejarah yang bersifat personal dan subyektif. Hal ini dikarenakan informasi yang didapatkan sangat dipengaruhi oleh sudut pandang, pengalaman, dan pemikiran individu saksi sejarah. Sehingga, sebagai sejarawan, kita perlu melakukan analisis kritis terhadap informasi yang didapatkan melalui wawancara ini.
Informasi yang didapatkan melalui wawancara kepada saksi sejarah tidak selalu bisa dianggap sebagai fakta mutlak, tetapi lebih sebagai interpretasi dari pengalaman individu. Oleh karena itu, penting untuk melakukan cross-checking dengan sumber sejarah lainnya guna memastikan keabsahan informasi yang didapatkan.
Proses Wawancara Kepada Saksi Sejarah
Proses wawancara kepada saksi sejarah memerlukan pendekatan yang sangat hati-hati dan sensitif. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam melakukan wawancara kepada saksi sejarah:
- Penelitian awal: Sebelum melakukan wawancara, seorang peneliti perlu melakukan penelitian awal mengenai latar belakang peristiwa sejarah yang ingin ditanyakan kepada saksi.
- Memilih saksi yang tepat: Pemilihan saksi sejarah perlu dilakukan dengan cermat, agar informasi yang didapatkan memiliki kedalaman dan keabsahan yang optimal.
- Membangun hubungan: Sebelum memulai wawancara, penting untuk membangun hubungan dan kepercayaan dengan saksi sejarah agar mereka merasa nyaman dalam berbagi pengalaman mereka.
- Bertanya dengan bijaksana: Pertanyaan yang diajukan perlu dirancang secara bijaksana, agar dapat menggali informasi dengan mendalam tanpa membuat saksi sejarah merasa terancam atau tidak nyaman.
- Mendokumentasikan dengan baik: Selama wawancara, penting untuk mendokumentasikan informasi yang didapatkan dengan baik, baik itu melalui rekaman audio, catatan tertulis, atau dokumentasi visual.
Contoh Pentingnya Wawancara Kepada Saksi Sejarah dalam Penelitian Sejarah
Sebagai contoh, wawancara kepada saksi sejarah telah memainkan peran yang sangat penting dalam beberapa penelitian sejarah yang terkenal. Salah satunya adalah wawancara dengan para korban Holocaust yang dilakukan oleh Shoah Foundation pada tahun 1994-1999. Melalui wawancara tersebut, informasi mengenai pengalaman hidup para korban dapat direkam dan disimpan, menjadikannya sumber sejarah yang sangat berharga dalam mempelajari Holocaust.
Dalam konteks Indonesia, wawancara kepada saksi sejarah juga telah digunakan dalam penelitian mengenai peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah bangsa, seperti peristiwa 1965, perjuangan kemerdekaan, dan lain sebagainya. Melalui wawancara kepada saksi sejarah, informasi yang mendalam mengenai peristiwa-peristiwa ini dapat terus dilestarikan dan diperkaya.
FAQ Mengenai Wawancara Kepada Saksi Sejarah
1. Apa yang membedakan wawancara kepada saksi sejarah dengan sumber sejarah lainnya?
Wawancara kepada saksi sejarah memiliki keunggulan dalam menyajikan informasi yang bersifat mendalam dan personal, serta mampu memperkaya narasi sejarah dengan sudut pandang individu.
2. Apa yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan wawancara kepada saksi sejarah?
Seorang peneliti perlu melakukan penelitian awal tentang latar belakang peristiwa sejarah yang ingin ditanyakan, memilih saksi yang tepat, serta membangun hubungan dan kepercayaan sebelum wawancara berlangsung.
3. Bagaimana cara memastikan keabsahan informasi yang didapatkan melalui wawancara kepada saksi sejarah?
Melalui cross-checking dengan sumber sejarah lainnya, serta analisis kritis terhadap informasi yang didapatkan, kita dapat memastikan keabsahan informasi yang diperoleh.
Dengan cara memanfaatkan wawancara kepada saksi sejarah sebagai sumber sejarah yang bersifat mendalam dan penting, kita dapat memperkaya pemahaman kita mengenai peristiwa sejarah yang telah terjadi. Melalui informasi yang bersifat personal dan emosional, serta interpretasi yang unik dari setiap individu saksi sejarah, kita dapat melengkapi narasi sejarah dengan dimensi yang lebih kaya dan mendalam.
