Di sela-sela perhelatan KTT ASEAN yang berlangsung di National Convention Center (NCC), Vientiane, Laos, pada Rabu, 9 Oktober 2024, Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H. Ma’ruf Amin, dan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menegaskan hubungan baik dan kedekatan antar dua negara tetangga. Momen yang menarik ini tidak hanya menunjukkan keakraban pribadi antara kedua pemimpin, tetapi juga merupakan simbol kekuatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia.
Sementara itu, kedua tokoh senior ini tidak hanya berbincang santai, tetapi juga mengambil waktu untuk melaksanakan salat berjemaah bersama. Dalam salat tersebut, PM Anwar Ibrahim bertindak sebagai makmum, sedangkan Wapres Ma’ruf Amin menjadi imam. Tindakan tersebut menggambarkan kebersamaan dan rasa saling menghormati, serta menegaskan identitas kedua negara sebagai bangsa yang religius. Momen ini menunjukkan bagaimana kedua pemimpin dapat berkolaborasi dalam konteks spiritual sekaligus diplomatik.
Kedekatan dan Kerja Sama Bilateral
Kedekatan yang ditunjukkan oleh Wapres Ma’ruf Amin dan PM Anwar Ibrahim adalah bukti nyata dari kerja sama yang semakin solid antara Indonesia dan Malaysia. Selama coffee break, mereka terlihat akrab sambil menikmati minuman dan makanan ringan, menciptakan suasana yang hangat dan bersahabat. Ini adalah sinyal positif bagi perkembangan hubungan bilateral kedua negara di masa depan.
Dalam forum internasional seperti KTT ASEAN, kehadiran pemimpin yang saling mendukung dan akrab sangat penting untuk meningkatkan solidaritas dan kerjasama antara negara-negara anggota. Wapres Ma’ruf Amin dan PM Anwar Ibrahim, dengan inisiatif ini, menunjukkan bahwa hubungan Indonesia-Malaysia tidak hanya terbatas pada aspek politik dan ekonomi, tetapi juga aspek sosial dan budaya.
Capaian Penting ASEAN di KTT
Sebelum momen salat berjemaah tersebut, Wapres Ma’ruf Amin secara resmi menghadiri Sesi Pleno KTT Ke-44 ASEAN. Dalam pidatonya, Wapres mengungkapkan tiga capaian penting yang telah diraih ASEAN dalam satu dekade terakhir, yang perlu mendapat apresiasi lebih.
Pertama, adopsi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang dianggap sebagai panduan strategis dalam menanggapi dinamika regional dan global yang terus berubah. Menurut Wapres, diadopsinya AOIP menunjukkan upaya ASEAN untuk memperkokoh posisi dan sentralitasnya di kancah internasional.
Kedua, integrasi ekonomi melalui Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang merupakan perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia, meliputi hampir 30 persen perdagangan global dan sepertiga populasi dunia. Wapres menekankan bahwa RCEP merupakan capaian monumental yang memperkuat posisi ASEAN di peta perdagangan global.
Ketiga, penerimaan Timor Leste sebagai anggota penuh ASEAN. Wapres Ma’ruf Amin menggambarkan langkah ini sebagai langkah bersejarah yang akan semakin menguatkan solidaritas negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Keanggotaan Timor Leste bukan hanya menambah keragaman, tetapi juga memperkuat komitmen ASEAN sebagai organisasi yang inklusif dan solid.
Walaupun Wapres Ma’ruf Amin mengapresiasi ketiga capaian ini, ia juga mengingatkan agar ASEAN tidak berpuas diri. Ia menekankan pentingnya terus beradaptasi dan memperkuat kerja sama untuk menghadapi tantangan global yang semakin dinamis. Ini adalah ungkapan harapan untuk ASEAN agar dapat mempertahankan relevansinya di situasi yang terus berubah.
Dinamika Hubungan Indonesia-Malaysia
Dinamika hubungan antara kedua negara ini menunjukkan pergantian suasana yang lebih positif dalam politik kawasan. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia kerap mengalami pasang surut, namun momen kebersamaan di KTT ASEAN ini menunjukkan adanya upaya dari kedua pihak untuk memperkuat kerjasama.
Perdana Menteri Anwar Ibrahim dan Wapres Ma’ruf Amin sepakat bahwa saling menghormati dan memahami satu sama lain adalah kunci untuk mengatasi berbagai tantangan di kawasan. Mereka berharap agar pertemuan ini bisa menjadi pemicu bagi lebih banyak kerjasama di sektor-sektor lain seperti perdagangan, pendidikan, dan pertukaran budaya.
Penutup
Kesimpulan dari interaksi ini adalah bahwa kedekatan yang terjalin antara pemimpin Indonesia dan Malaysia tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan hubungan bilateral tetapi juga berkontribusi pada stabilitas dan kemajuan kawasan ASEAN. Wapres Ma’ruf Amin dan PM Anwar Ibrahim telah menunjukkan bahwa persahabatan dan kerjasama dapat terjalin melalui aksi konkret yang membutuhkan keterlibatan aktif kedua belah pihak. Dalam konteks ini, salat berjemaah bersama adalah sebuah simbol yang menandakan bahwa di balik kepentingan politik dan ekonomi, nilai-nilai spiritual dan humanis tetap menjadi pondasi yang penting dalam menjalin hubungan antarnegara.