Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono baru-baru ini memberikan dukungan signifikan terhadap program revitalisasi industri pupuk nasional yang dijalankan oleh PT Pupuk Indonesia (Persero). Dalam kunjungannya ke Pupuk Sriwidjaja (Pusri) di Palembang, Sumatra Selatan, Sudaryono menekankan pentingnya efisiensi dalam proses produksi pupuk untuk meningkatkan kualitas dan ketersediaan pupuk di pasaran. “Pupuk Sriwidjaja ini legend. Tentu saja kita mendorong untuk perbaikan alat-alat, sehingga revitalisasi ini meningkatkan efisiensi pada kegiatan produksinya dan menghasilkan pupuk yang berkualitas, pupuk yang harganya terjangkau. Kalau efisien kan harga pokok produksinya turun,” ungkap Sudaryono dalam keterangan tertulis, Jumat, 23 Agustus 2024.
Revitalisasi industri pupuk tidak hanya penting untuk efisiensi produksi, tetapi juga berhubungan erat dengan kebutuhan nasional akan pupuk berkualitas yang mampu meningkatkan produktivitas pertanian. Dalam kesempatan tersebut, Wamentan juga menyampaikan informasi terkait penambahan alokasi pupuk bersubsidi yang meningkat dari alokasi awal tahun 2024 sebesar 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton. Penambahan ini tentunya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan petani di seluruh Indonesia, khususnya dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Pemerintah juga tengah melakukan perbaikan sistem pengairan sawah tadah hujan dengan menyediakan 64 ribu pompa untuk mendukung pertanian yang lebih efektif, sehingga petani dapat melakukan lebih dari satu kali tanam dalam setahun.
Dukungan dari Wamentan ini disambut baik oleh Direktur Produksi Pupuk Indonesia, Bob Indiarto. Ia menyatakan bahwa langkah revitalisasi ini sejalan dengan program peningkatan produktivitas pertanian nasional yang dicanangkan oleh pemerintah. Komitmen Pupuk Indonesia dalam memastikan ketersediaan stok pupuk yang memadai sesuai regulasi juga menjadi fokus penting dalam upaya mendukung para petani.
Per 21 Agustus 2024, Pupuk Indonesia telah tersedia stok pupuk sebanyak 1.220.283 ton, terdiri dari Urea sebanyak 683.930 ton, NPK Phonska 522.501 ton, dan NPK Formula Kakao sebanyak 13.852 ton. Jumlah ini jauh melebihi ketentuan minimum yang ditetapkan pemerintah sebesar 363.190 ton, atau sekitar 263 persen. “Stok tersebut saat ini berada di gudang Lini I (Gudang Produsen) hingga di Gudang Lini III (Level Kabupaten/Kota). Kami berharap petani bisa mengoptimalkan penyerapan pupuk bersubsidi di sisa waktu empat bulan ini untuk mendukung produktivitas pertanian,” kata Bob.
Di wilayah Sumatra Selatan, Pupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 20.796 ton, di mana Urea berjumlah 10.395 ton, NPK Phonska 10.393 ton, dan NPK Formula Kakao sebanyak 8 ton. Ketersediaan stok ini setara dengan 179 persen dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan pemerintah, menunjukkan komitmen Pupuk Indonesia dalam mendukung kebutuhan pupuk di daerah tersebut. Untuk memperlancar penyaluran pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia menyediakan sembilan gudang Lini III, 40 distributor, dan 526 kios resmi, serta menyiapkan petugas lapangan yang bertugas memastikan bahwa pupuk bersubsidi tersalurkan dengan tepat sasaran.
Salah satu inovasi yang memudahkan petani dalam penebusan pupuk bersubsidi adalah penerapan aplikasi i-Pubers. Dengan aplikasi ini, petani hanya perlu membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) saat melakukan penebusan, sehingga proses menjadi lebih cepat dan efisien. Fasilitas pemantauan dan pengawasan penyaluran juga ditingkatkan. Petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi harus terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN) dan menggarap lahan maksimal dua hektare. Selanjutnya, terdapat pembatasan komoditas strategis yang berhak menerima subsidi pupuk yang hanya terbatas pada sembilan jenis komoditas, yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan kebijakan revitalisasi yang terencana, Pupuk Indonesia optimis dapat memenuhi kebutuhan pupuk untuk mendukung program peningkatan produktivitas pertanian. Ini adalah langkah strategis untuk menjamin ketahanan pangan nasional dan menjadikan Indonesia sebagai negara agraris yang tangguh. Pengawasan yang ketat, penyaluran yang efisien, dan alat produksi yang modern menjadi enam kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut. Pupuk Indonesia bertekad untuk terus berkontribusi demi peningkatan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan Tanah Air.
Komitmen bersama antara pemerintah dan pihak swasta dalam industri pupuk sangat penting untuk menjalankan program ketahanan pangan yang berkelanjutan. Dukungan dan kerjasama dari berbagai sektor akan menciptakan sistem pertanian yang lebih produktif dan efisien, sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan pangan yang tidak hanya cukup, tetapi juga berkualitas bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi prioritas utama mengingat tantangan yang dihadapi di sektor pertanian, baik dari segi cuaca, fluktuasi harga, hingga perubahan pola konsumsi.
Dengan langkah-langkah konkret yang telah diambil dan dukungan yang terus mengalir, sektor pertanian Indonesia diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, demi kesejahteraan petani dan seluruh komponen masyarakat.