Otomotif

Toyota Ungkap Prospek Penjualan Mobil 2024, Bergantung pada Stabilitas Situasi Politik

PT Toyota Astra Motor (TAM) mengungkapkan prospek penjualan mobil di Indonesia hingga akhir tahun 2024 diperkirakan akan mengalami tantangan yang cukup signifikan dalam upayanya untuk melampaui capaian tahun lalu, terutama di tengah situasi politik yang dinamis. Marketing Director Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy, menekankan pentingnya stabilitas politik menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden pada Oktober 2024. Menurut Anton, kondisi politik yang kondusif akan berdampak langsung pada permintaan pasar otomotif.

“Tidak bisa dipungkiri, situasi pemilu dan dinamika politik lainnya pasti ada dampaknya. Jika dilihat dari pengalaman pada pemilu di tahun 2019 dan 2014, situasi saat ini cukup mirip,” ungkap Anton saat konferensi pers di Semarang, yang dikutip pada 27 Agustus 2024. Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa ketidakpastian politik sering kali menghambat keputusan konsumen dalam membeli kendaraan.

Meski demikian, ada tanda-tanda pemulihan dalam penjualan otomotif. Anton menyebutkan bahwa tren penurunan penjualan mobil yang berlangsung selama beberapa bulan belakangan ini kini mulai menunjukkan perbaikan. Di awal tahun 2024, penjualan mobil mengalami penurunan signifikan yang hampir mencapai 15% hingga 20% secara tahunan. Namun, dengan usaha yang dilakukan oleh Toyota dan pelaku industri otomotif lainnya, penurunan tersebut kini berkurang menjadi 12%.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat bahwa penjualan ritel mobil mengalami penurunan sebesar 12,2% year-on-year (YoY) menjadi 508.050 unit dalam tujuh bulan pertama tahun 2024. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebanyak 578.891 unit. Di sektor wholesales, total penjualan mencapai 484.236 unit, turun 17,5% YoY dibandingkan 586.931 unit pada tahun 2023.

Anton optimis bahwa penurunan penjualan mobil dapat berangsur pulih menjadi antara 11% hingga 9% pada akhir tahun mendatang. Hal ini seiring dengan upaya Toyota untuk meningkatkan penjualan dan menjaga agar industri otomotif tetap bertahan di tengah kondisi pasar yang menantang. “Mungkin harapan saya penjualan mobil kira-kira sekitar 900 ribuan unit. Saya rasa tidak mungkin bisa sama dengan tahun lalu atau lebih, setidaknya tidak turun lebih dalam lagi,” jelasnya.

Sepanjang tujuh bulan pertama tahun 2024, Toyota masih memimpin penjualan mobil nasional secara ritel dengan total penjualan mencapai 166.423 unit dan menguasai pangsa pasar sebesar 32,8%. Alat transportasi yang menjadi kontributor terbesar bagi penjualan Toyota adalah Kijang Innova yang terjual sebanyak 6.000 unit, diikuti dengan duo Avanza dan Veloz sebanyak 5.900 unit, serta Calya yang terjual 3.000 unit.

Sebagai gambaran, penjualan mobil nasional secara wholesales pada tahun 2023 mencapai 1.005.802 unit, sementara penjualan secara ritel untuk periode yang sama sebanyak 998.059 unit. Dengan data ini, Toyota berupaya untuk beradaptasi dengan perubahan yang ada dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar.

Dalam menghadapi tantangan di tahun 2024, Toyota akan fokus pada berbagai strategi pemasaran dan inovasi produk untuk menarik perhatian konsumen. Industri otomotif di Indonesia khususnya, sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dan stabilitas ekonomi serta politik. Stabilitas tersebut sangat diharapkan agar mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendukung pertumbuhan penjualan mobil.

Anton menambahkan, “Kami berpartisipasi dalam perjalanan industri otomotif ini dengan harapan bisa berkontribusi maksimal, dan kami percaya dengan dukungan semua pihak, kami dapat melalui situasi ini dengan baik.” Harapan untuk terjadinya pertumbuhan dalam sektor otomotif tidak terlepas dari sinergi antara pelaku industri, pemerintah, serta masyarakat.

Dengan latar belakang situasi yang dinamis, Toyota berkomitmen untuk terus memberikan produk yang berkualitas dan layanan terbaik kepada konsumen, guna mempertahankan andil pasar dan meningkatkan penjualan di tengah tantangan yang ada. Dalam konteks ini, kolaborasi dan komunikasi antara semua pihak menjadi kunci untuk meraih keberhasilan di masa depan.

Meskipun prospeknya tampak menantang, Toyota tetap optimis terhadap permintaan kendaraan di Indonesia. Di saat bersamaan, para pengamat industri memantau secara saksama perkembangan yang terjadi di sektor otomotif, dengan harapan situasi politik akan membawa dampak positif untuk pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh Toyota dan seluruh industri otomotif, ada harapan bahwa penjualan kendaraan di tahun 2024 bisa menjadi lebih baik dibandingkan tahun 2023, meskipun harus mengakui bahwa tidak ada jaminan untuk kembali ke level penjualan sebelumnya yang sangat tinggi.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button