Otomotif

Toyota Harap Pemerintahan Prabowo Beri Insentif untuk Kendaraan Hybrid dan Bioetanol

PT Toyota Astra Motor (TAM) mengungkapkan harapannya agar pemerintahan baru yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dapat memberikan dukungan terhadap kendaraan ramah lingkungan, terutama dalam bentuk insentif untuk mobil hybrid dan bahan bakar bioetanol. Dukungan tersebut diharapkan dapat mendorong pasar kendaraan dengan emisi rendah di Indonesia, yang saat ini hanya menerima insentif untuk kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/B EV).

Marketing Director TAM, Anton Jimmi Suwandy, mengatakan bahwa kepemimpinan baru seharusnya memberikan perhatian lebih pada produk-produk yang dapat mengurangi emisi, terutama bagi kendaraan yang sudah diproduksi di dalam negeri. “Saya rasa wajar untuk didukung oleh siapapun, termasuk pemerintah. Apalagi banyak produk-produk kami yang sudah diproduksi dalam negeri, misalnya hybrid ada Innova Zenix dan Yaris Cross, serta beberapa produk yang sudah bisa menggunakan flexy fuel baik biosolar maupun bioetanol,” ungkap Anton di Jakarta pada Jumat (6/9/2024).

Pentingnya mendukung kendaraan rendah emisi menjadi semakin relevan, terutama mengingat bahwa produk kendaraan elektrik berbasis baterai saat ini mendapatkan insentif yang signifikan dari pemerintah, sedangkan kendaraan hybrid belum mendapat perhatian yang sama. Beberapa kebijakan yang mendukung BEV antara lain adalah pengenaan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) 0% serta kebijakan ditanggung pemerintah (DTP) untuk PPN sebesar 10% bagi mobil listrik yang memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40%.

Namun, pesan yang disampaikan oleh Anton juga menyoroti perlunya keseimbangan dalam pemberian insentif terhadap berbagai teknologi kendaraan ramah lingkungan, termasuk hybrid dan bioetanol. Menurutnya, tidak ada salahnya jika semua teknologi yang berkontribusi untuk menurunkan emisi dijadikan prioritas dukungan.

Dalam hal ini, penjualan kendaraan hybrid Toyota di pasar domestik menunjukkan hasil yang positif. Pada Juli 2024, penjualan model Innova Zenix mencapai 2.906 unit, menjadikannya sebagai pemimpin pasar di segmen hybrid. Di posisi kedua terdapat Toyota Alphard Hybrid dengan penjualan sebanyak 469 unit. Keberhasilan ini menjadi indikator nyata dari tingginya permintaan akan kendaraan hybrid di Indonesia.

Di sisi lain, Toyota juga telah mengambil langkah-langkah inovatif dengan memproduksi kendaraan yang dapat menggunakan bahan bakar nabati, termasuk bioetanol, yang merupakan produk ramah lingkungan. Akhir-akhir ini, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) telah memproduksi mobil yang menggunakan bahan bakar nabati, termasuk bioetanol yang terbuat dari sumber-sumber alami seperti gula, jagung, singkong, dan sorgum. Toyota mengklaim bahwa model-model kendaraan keluaran 2016 ke atas dapat beroperasi dengan campuran bioetanol hingga 20% (E20).

Anton menegaskan bahwa Toyota tidak menolak konsep kendaraan listrik berbasis baterai. “Kami di Toyota tidak pernah mengatakan menolak BEV, atau membanding-bandingkan apakah harus BEV atau hybrid. Menurut saya semua teknologi yang berkontribusi kepada rendahnya emisi dan diproduksi dalam negeri, saya rasa harus didukung,” ujarnya. Rencana untuk meningkatkan komunikasi dengan pemerintah terkait insentif untuk produk rendah emisi diharapkan dapat dilakukan setelah pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2024.

Dalam konteks yang lebih luas, insentif untuk kendaraan hybrid dan bioetanol juga penting bagi keberlanjutan industri otomotif domestik. Dengan dukungan pemerintahan, Toyota dan produsen otomotif lainnya akan lebih terdorong untuk berinvestasi dalam teknologi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Hal ini dapat menguntungkan perekonomian nasional melalui penciptaan lapangan kerja dan pengembangan keterampilan baru di sektor teknologi hijau.

Sementara itu, tantangan yang dihadapi kendaraan berbasis baterai adalah biaya awal yang tinggi. Model BEV Toyota, seperti bZ4X, dibanderol sekitar Rp1,19 miliar, menjadikannya kurang terjangkau bagi kebanyakan konsumen. Kendati demikian, kendaraan BEV ini masih mendapatkan dukungan kuat dari pemerintah, yang menunjukkan adanya komitmen untuk mempromosikan transisi menuju kendaraan listrik.

Akhirnya, harapan dari PT Toyota Astra Motor untuk mendapatkan insentif dan dukungan lebih lanjut terhadap kendaraan ramah lingkungan mencerminkan komitmen jangka panjang untuk berkontribusi pada pengurangan emisi karbon serta mendukung industri otomotif dalam negeri. Dalam perjalanan menuju mobilitas berkelanjutan, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi sangat penting demi tercapainya tujuan tersebut.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button