Gaya Hidup

Tips Memilih Metode KB yang Paling Aman untuk Cegah Risiko Putus KB

Dalam menjaga jarak kelahiran dan menurunkan risiko kematian ibu serta bayi, keluarga harus mempertimbangkan pentingnya penggunaan kontrasepsi yang aman. Keluarga Berencana (KB) menjadi salah satu solusi untuk mencapai tujuan tersebut. Dr. Ade Jubaedah, S.Keb., Bdn, MM., MKM., Ketua Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI), menjelaskan bahwa melalui pendekatan edukatif serta pelayanan yang terjangkau saat ini, keluarga dapat terhindar dari risiko yang tidak diinginkan dalam perencanaan keluarga.

Edukasi dari Bidan menjadi kunci dalam memilih metode KB yang tepat. Menurut Dr. Ade, dalam rangka meningkatkan peran bidan di masyarakat, saat ini pemasangan KB sudah bisa dilakukan di fasilitas kesehatan yang dikelola bidan. Kampanye "Ingat KB, Ingat Bidan" diluncurkan untuk memastikan bidan tetap relevan dalam kehidupan perempuan Indonesia. "Melalui kampanye ini, kita ingin mengedukasi masyarakat tentang kesehatan reproduksi dan mempermudah akses penggunaan kontrasepsi," tegasnya saat ditemui di Jakarta.

Untuk mendapatkan rekomendasi kontrasepsi yang paling aman, setiap individu perlu melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh. Dr. Ade menekankan pentingnya menilai kondisi medis individu sebelum memilih metode KB. "Masing-masing individu memiliki karakteristik kesehatan yang berbeda, sehingga perlu dilakukan evaluasi medis yang tepat. Penilaian ini, yang dapat dilakukan menggunakan roda klop, berfungsi untuk memastikan metode kontrasepsi sesuai dengan kesehatan tubuh," paparnya.

Ada beberapa metode yang dapat dipilih, seperti pil, suntik, dan alat dalam rahim (IUD). Setiap metode memiliki kelebihan dan keterbatasan masing-masing, yang harus dijelaskan oleh tenaga kesehatan, khususnya bidan. Hal ini sangat penting agar masyarakat tidak hanya mendapatkan informasi dari sumber yang tidak jelas.

Keberadaan bidan sebagai konselor dan edukator kesehatan reproduksi menjadi harapan bagi banyak keluarga. Bidan tidak hanya memberikan layanan perawatan tetapi juga menjalankan peran penting dalam memberikan edukasi mengenai pemahaman tentang alat kontrasepsi dan efektivitasnya. Melalui edukasi ini, diharapkan masyarakat dapat membuat keputusan yang tepat terkait pilihan metode KB yang akan digunakan.

Selain itu, bagi pasangan yang sedang hamil, bidan berperan penting dalam mengenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi setelah masa kehamilan. Hal ini menggugurkan anggapan bahwa KB hanya diperuntukkan bagi pasangan yang belum memiliki anak. "Bidang KB memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasangan, terutama dalam merencanakan jumlah anak, jarak kelahiran, dan dampaknya terhadap kesehatan ibu dan anak," jelas Dr. Ade.

Pentingnya keterlibatan tenaga kesehatan dalam proses pemilihan metode KB juga tidak dapat diragukan. Komunikasi yang baik antara pasien dan tenaga medis penting untuk menentukan pilihan yang paling sesuai. Edukasi yang baik mengenai alat kontrasepsi tidak hanya memengaruhi keputusan yang diambil, tetapi juga membantu mencegah masalah kesehatan yang mungkin timbul akibat penggunaan metode yang tidak tepat.

Dalam prakteknya, masih banyak tantangan dalam menyampaikan informasi yang akurat tentang KB di masyarakat. Banyak mitos dan kesalahan informasi yang beredar dapat menyebabkan kebingungan. Oleh karena itu, program-program edukasi serta kampanye yang melibatkan masyarakat perlu terus ditingkatkan. Dr. Ade menambahkan bahwa keberadaan pendidikan kesehatan reproduksi yang memadai dapat membantu mengurangi tingkat ketidakpahaman masyarakat mengenai KB.

Masyarakat perlu menyadari bahwa pencarian informasi yang tepat mengenai KB sangat penting. Mengandalkan berita dan informasi dari sumber yang terpercaya, seperti bidan dan tenaga kesehatan lainnya, bisa sangat berguna dalam menentukan langkah perencanaan keluarga yang sehat.

Penggunaan teknologi juga berperan dalam diseminasi informasi yang cepat dan akurat. Dengan adanya aplikasi kesehatan yang dapat diakses oleh masyarakat, informasi mengenai KB dapat dengan mudah diperoleh. Namun, Dr. Ade mengingatkan agar masyarakat tetap berhati-hati dalam memilih informasi, karena tidak semua informasi yang ada di media sosial dapat dipertanggungjawabkan.

Secara keseluruhan, untuk tercapainya keberhasilan program KB di Indonesia, kerja sama antara tenaga kesehatan, pemerintah, dan masyarakat sangat diperlukan. Kampanye "Ingat KB, Ingat Bidan" bukan hanya sekadar slogan, tetapi sebuah misi untuk menciptakan masyarakat yang sadar akan pentingnya perencanaan keluarga yang sehat.

Menjaga kesehatan reproduksi adalah tanggung jawab bersama. Dengan dukungan dari bidan sebagai sumber informasi, masyarakat diharapkan akan lebih sadar dan teredukasi dalam memilih metode KB yang tepat, yang pada akhirnya akan berdampak positif bagi kesehatan ibu dan anak serta peningkatan kualitas hidup keluarga.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button