Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares Bueno, baru-baru ini menyoroti bahwa masyarakat internasional tengah menghadapi tiga pergeseran jangka panjang yang signifikan. Hal ini berdampak pada tantangan geopolitik yang perlu segera diatasi. Dalam sebuah pertemuan Global Town Hall pada 7 September 2024, Bueno menjelaskan, pergeseran pertama adalah dalam politik dunia, yang ditandai dengan transisi dari norma dan aturan ke kekuasaan. Menurutnya, saat ini terjadi peningkatan dalam penggunaan kekuatan di ranah keuangan dan hukum internasional, yang menyebabkan ketidakpastian dalam hubungan antarnegara.
Selanjutnya, pergeseran kedua terlihat dalam ekonomi global, yang beralih kepada penekanan lebih pada keamanan dan ketahanan ekonomi. Ini, ungkap Bueno, berkaitan erat dengan meningkatnya fragmentasi dalam perdagangan dan teknologi, serta tantangan dari persenjataan teknologi yang mengancam stabilitas global. Pergeseran ketiga adalah meningkatnya rasa pesimisme di kalangan masyarakat mengenai masa depan. Bueno mencatat bahwa ketiga pergeseran ini saling terkait dan membentuk pola politik yang makin memecah belah baik di tingkat domestik maupun internasional.
Dalam konteks ini, perang di Gaza dan Ukraina menjadi fokus perhatian dunia yang krusial. Bueno menegaskan bahwa saat-saat penuh tantangan ini merupakan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas inovasi, kolaborasi, dan kemampuan mengatasi kesulitan. Dia menyatakan bahwa permasalahan di Ukraina, di mana Rusia menciptakan krisis keamanan Eropa, menjadi batu ujian bagi masa depan tatanan internasional yang menjunjung tinggi kebebasan dan kedaulatan, baik untuk negara besar maupun kecil. Spanyol, menurutnya, berkomitmen untuk mendukung perjuangan Ukraina dalam mempertahankan kebebasan dan kedaulatan mereka.
Beralih ke situasi di Gaza, Bueno mengungkapkan keprihatinannya terhadap jumlah korban yang terus bertambah, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. “Kehancuran dan penderitaan yang dialami masyarakat Gaza semakin menunjukkan pentingnya perdamaian dan kerja sama multilateral,” katanya. Ia menekankan bahwa pada Mei lalu, sebagai bagian dari upaya untuk mendukung perdamaian, Spanyol mengambil langkah berani dengan mengakui Negara Palestina.
Pernyataan Bueno menegaskan bahwa Spanyol berkepentingan untuk menjamin bahwa Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan dengan damai dan aman. Dia menambahkan, “Spanyol berkomitmen kuat terhadap prinsip multilateralisme dan menuntut penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional.” Dalam pandangan Bueno, menghadapi tantangan global yang kompleks memerlukan usaha kolektif.
Dalam dunia yang semakin terhubung, kolaborasi dengan mitra di Eropa dan sekutu lainnya serta dukungan dari lembaga seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadi aspek penting dalam mendorong dialog. Bueno mengungkapkan perlunya mengoordinasikan respons terhadap krisis dan menegakkan prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia dan keadilan.
Dengan ancaman-ancaman baru yang muncul dan situasi konflik yang tak kunjung usai, pernyataan Menteri Luar Negeri Spanyol menunjukkan betapa pentingnya bagi negara-negara di seluruh dunia untuk saling bekerja sama. Di tengah tantangan ini, posisi Spanyol bisa menjadi percontohan bagi negara-negara lain dalam mendukung prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan internasional.
Ketidakstabilan yang terjadi akibat perang dan konflik di berbagai belahan dunia tak hanya mempengaruhi negara-negara yang terlibat langsung, tetapi juga menciptakan efek domino yang dirasakan secara global. Oleh karena itu, respons politik yang strategis dan berkomitmen untuk mengedepankan dialog serta kerjasama internasional menjadi sangat krusial.
Menyusul pergeseran-pergeseran ini, perhatian dunia akan tetap tertuju pada bagaimana negara-negara seperti Spanyol dapat mengarahkan kebijakan luar negeri mereka dalam konteks yang lebih luas, demi mencapai perdamaian dan stabilitas. Diharapkan, langkah-langkah yang diambil—baik dalam mendukung Ukraina maupun dalam menghadapi konflik di Gaza—dapat membuahkan hasil yang positif bagi komunitas internasional dan masyarakat yang terpuruk akibat konflik berkepanjangan.