Dunia

Tersangka Pembunuhan Dokter di India: Tak Menyesal dan Siap Dihukum Gantung

Tersangka utama dalam kasus pembunuhan dokter di Kolkata, India, Sanjoy Roy, mengaku siap dihukum mati tanpa penyesalan setelah ditangkap oleh pihak berwenang. Kasus ini memicu kemarahan publik, dengan masyarakat berunjuk rasa menuntut keadilan atas kematian dokter magang berusia 31 tahun yang brutal itu. Roy yang berusia 33 tahun, diketahui memiliki riwayat kekerasan terhadap perempuan dan ditahan sejak 10 Agustus 2024.

Menurut laporan yang dirilis oleh Pakistan Today pada 19 Agustus 2024, insiden terjadi di RG Kar Medical College and Hospital, di mana Roy diduga memperkosa dan membunuh korban. Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa CCTV menunjukkan Roy memasuki rumah sakit pada pukul 04.00 pagi dengan menggunakan earphone Bluetooth. Sekitar 40 menit kemudian, ia terlihat meninggalkan lokasi kejadian tanpa earphone tersebut. Perangkat itu ditemukan oleh penyelidik di dekat jasad korban dan terhubung langsung ke ponsel Roy, membuatnya menjadi tersangka utama dalam kasus ini.

Laporan post-mortem menyebutkan bahwa korban mengalami kekerasan seksual dan menunjukkan tanda-tanda perlawanan di tubuhnya. Luka-luka ditemukan pada tubuh korban, termasuk bekas cakaran, noda darah, dan tulang selangka yang patah. Hasil autopsi memberikan gambaran mendetail mengenai kekerasan yang dialaminya, yang semakin memperkuat bukti melawan Roy.

Sanjoy Roy, sebelum penangkapannya, memiliki pekerjaan sebagai sukarelawan sipil dengan Kelompok Manajemen Bencana Kepolisian Kolkata sejak 2019. Namun, ia juga memiliki reputasi buruk, sering berpura-pura menjadi polisi, mengenakan kaus Kepolisian Kolkata, dan memanfaatkan statusnya untuk memperoleh akses ke rumah sakit tersebut. Pihak berwenang menemukan bahwa Roy pernah terlibat dalam beberapa insiden memeras keluarga pasien, mengklaim bisa membantu mereka mendapatkan perawatan.

Penyelidikan lebih lanjut ke dalam kehidupan pribadi Roy mengungkapkan bahwa dia memiliki rekam jejak kekerasan yang panjang. Tetangganya mengungkapkan bahwa ia telah menikah beberapa kali, dengan tiga istri yang meninggalkannya karena perilaku kasar, sementara istri keempatnya meninggal dunia akibat kanker. Mereka menggambarkan Roy sebagai sosok yang sering datang larut malam dan diduga berada dalam pengaruh alkohol.

Meskipun bukti yang mengaitkan Roy dengan kejahatan semakin kuat, sang ibu berusaha membela anaknya, menyatakan bahwa Roy tidak bersalah dan mengklaim bahwa dia mengakui kejahatan tersebut di bawah tekanan polisi. Ibu Roy mengungkapkan, “Anak saya tidak bersalah. Dia telah mengakui kejahatan tersebut di bawah tekanan polisi,” dalam sebuah wawancara dengan media setempat.

Pernyataan Roy yang mengaku siap dihukum mati menjadi sorotan. Ia bahkan mengatakan kepada polisi, “Jika Anda mau, Anda bisa menggantung saya,” yang menggambarkan sikapnya yang tidak menyesal atas perbuatannya. Hal ini dikhawatirkan akan menciptakan pengaruh negatif dalam masyarakat, yang sudah merasakan ketidakadilan dalam kasus kekerasan terhadap perempuan di negara tersebut.

Kepala Menteri Benggala Barat, Mamata Banerjee, angkat bicara mengenai kasus ini. Ia menegaskan tindakan cepat akan diambil, dan jika polisi gagal menyelesaikan penyelidikan hingga tenggat waktu tertentu, maka kasus ini akan diserahkan kepada Biro Investigasi Pusat (CBI). Tindakan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan membuktikan bahwa tidak ada tempat untuk kejahatan semacam itu.

Kasus ini tidak hanya menciptakan perdebatan tentang keselamatan perempuan di India, tetapi juga mendesak masyarakat untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap kekerasan berbasis gender. Masyarakat Kolkata dan berbagai daerah lainnya di India menggelar protes untuk menuntut keadilan dan memperjuangkan perlindungan yang lebih kuat bagi perempuan. Tenaga medis junior di Kolkata bahkan melanjutkan mogok kerja, mengekspresikan dukungan bagi korban dan mengecam kekerasan yang terjadi di institusi kesehatan.

Dengan bocornya informasi mengenai kehidupan pribadi Roy dan perilakunya yang menyimpang, masyarakat semakin resah terhadap mereka yang seharusnya melindungi, tetapi justru menjadi pelaku kejahatan. Kasus ini berfungsi sebagai pengingat akan tantangan yang masih dihadapi dalam perjuangan melawan kekerasan terhadap perempuan di India.

Secara keseluruhan, perkembangan kasus ini akan menjadi perhatian publik dan media, dengan masyarakat menunggu hasil akhir penyelidikan dan keadilan bagi korban serta keluarga mereka. Sebuah proses hukum yang transparan dan adil akan sangat diharapkan untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan. Kejadian ini diharapkan menjadi titik balik dalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan, bukan hanya di Kolkata, tetapi juga di seluruh India.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button