Setelah perjalanan panjang yang luar biasa dari asteroid Bennu, NASA kini tengah mendapatkan data menarik dari sampel pertamanya yang diambil dari asteroid tersebut. Misi OSIRIS-REx, yang berhasil membawa pulang sampel pada tahun 2023 dan mendarat di gurun Utah, menjadi tonggak sejarah dalam penelitian luar angkasa. Asteroid Bennu diyakini berasal dari sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter sebelum akhirnya mendekati Bumi. Penelitian awal terhadap sampel ini menghadirkan temuan-temuan menakjubkan yang menyingkap informasi penting tentang asal usul dan evolusi planet-planet mirip Bumi.
Peneliti telah melakukan analisis mendalam terhadap partikel-partikel kecil dari sampel seberat 4,3 ons tersebut. Mereka berusaha memahami komposisi sampel dan dari data tersebut, informasi tentang asteroid Bennu semakin terungkap. Studi ini sangat penting, tidak hanya untuk memahami ribuan asteroid yang memiliki orbit dekat dengan Bumi, tetapi juga untuk memperjelas keadaan awal tata surya. Banyak asteroid adalah sisa-sisa dari pembentukan planet, yang terjadi sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Mengkaji asteroid dapat memberikan gambaran tentang blok bangunan awal planet dan bagaimana planet terbentuk saat tata surya masih dalam tahap awalnya.
Temuan yang Tak Terduga
Salah satu kejutan terbesar bagi peneliti adalah komposisi sampel yang berhasil diambil. Selain menemukan senyawa yang diharapkan, seperti karbon, nitrogen, dan senyawa organik, peneliti juga menemukan sesuatu yang tidak terduga: fosfat magnesium-natrium. Sebelum mengambil sampel, misi OSIRIS-REx telah melakukan pembacaan terhadap asteroid, tetapi pesawat luar angkasa tersebut tidak menemukan adanya indikasi fosfat. Oleh karena itu, penemuan fosfat dalam sampel menjadi hal yang mengejutkan.
Menariknya, misi lain sebelumnya juga menemukan sesuatu yang serupa. Misi Jepang Hayabusa2 berhasil membawa sampel dari asteroid Ryugu pada tahun 2020 dan menemukan fosfat di sana. Namun, fosfat yang ditemukan di Bennu memiliki tingkat kemurnian yang lebih tinggi dan ukuran butir yang berbeda. Identifikasi fosfat ini penting karena mencerminkan keadaan saat air bertemu dengan material dari mantel Bumi, yang mengindikasikan kemungkinan masa lalu yang lebih basah bagi asteroid ini. "Kehadiran dan kondisi fosfat, bersama dengan elemen dan senyawa lain di Bennu, menyarankan bahwa asteroid ini mungkin pernah menjadi bagian dari dunia yang lebih lembab," kata Dante Lauretta, peneliti utama untuk OSIRIS-REx dari Universitas Arizona.
Mencari Blok Bangunan Kehidupan
Salah satu pertanyaan besar dalam astronomi adalah bagaimana kehidupan di Bumi dapat berkembang. Salah satu teori yang banyak diterima oleh astronom adalah bahwa blok bangunan kehidupan mungkin telah berkembang di tempat lain di tata surya, sebelum akhirnya dibawa ke Bumi oleh asteroid atau komet. Ide ini bukanlah bahwa asteroid membawa virus atau bakteri, melainkan, ia bisa saja membawa molekul organik yang mengandung asam amino yang diperlukan agar kehidupan dapat terbentuk.
Sampel dari Bennu ternyata mengandung molekul organik serta bahan penting lainnya untuk kehidupan seperti karbon和 nitrogen. "Temuan ini menggarisbawahi pentingnya mengumpulkan dan mempelajari material dari asteroid seperti Bennu — terutama material berdensitas rendah yang biasanya akan terbakar saat mencapai atmosfer Bumi," tambah Lauretta. "Material ini menyimpan kunci untuk memahami proses pembentukan tata surya yang rumit dan kimia prebiotik yang mungkin berkontribusi pada munculnya kehidupan di Bumi."
Saat ini, sampel tersebut akan diteliti di berbagai laboratorium, karena sebagian kecil dari sampel akan dikirimkan ke fasilitas di seluruh AS dan secara internasional. Para peneliti berharap dapat menemukan lebih banyak informasi tentang asteroid ini dalam waktu dekat. "OSIRIS-REx memberi kami tepat apa yang kami harapkan: sampel asteroid yang besar dan murni kaya akan nitrogen dan karbon dari dunia yang dulunya basah," ungkap Jason Dworkin, ilmuwan proyek OSIRIS-REx dari NASA.
Dengan begitu banyak temuan mengejutkan yang telah diungkap dari sampel Bennu, penelitian lebih lanjut diharapkan akan membawa kita lebih dekat pada pemahaman tidak hanya tentang asteroid itu sendiri, tetapi juga sejarah awal tata surya dan kemungkinan bagaimana kehidupan bisa muncul di planet kita. Misi ini menunjukkan betapa penuh misterinya tata surya kita dan menggugah rasa ingin tahu kita untuk terus menjelajahi keajaiban luar angkasa.