Teknologi

Temu Masuk RI, Shopee dan Tokopedia Berisiko Kembali ke Era Bakar Uang

Kehadiran aplikasi Temu di pasar e-commerce Indonesia diprediksi akan mengubah lanskap persaingan di sektor ini secara signifikan, yang berpotensi mendorong para pemain besar seperti Shopee dan Tokopedia (termasuk TikTok Shop) kembali beroperasi dengan strategi bakar uang. Temu, yang terhubung langsung dengan 80 pabrik di China, siap menawarkan produk-produk dengan harga yang sangat terjangkau, menggoyahkan dominasi yang selama ini dipegang Shopee dan Tokopedia.

Temu, yang dikenal dengan potongan harga besar dan penawaran produk yang beragam, hadir pada saat yang tepat ketika pasar e-commerce Indonesia sangat sensitif terhadap harga. Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital Celios, mengungkapkan bahwa konsumen Indonesia sangat memperhatikan harga saat berbelanja. "Kita bisa mengatakan bahwa masyarakat Indonesia adalah price oriented consumer," jelas Huda. Dengan demikian, kehadiran Temu yang mengeksekusi strategi yang sama seperti di Amerika Serikat, yaitu menawarkan produk dengan harga kompetitif, bisa membuat Shopee dan Tokopedia harus beradaptasi.

Laporan dari Momentum Works menunjukkan bahwa pada tahun 2023, Shopee menguasai pasar e-commerce Indonesia dengan kontribusi Gross Merchandise Value (GMV) sebesar US$21,52 miliar, yang berbanding 40% dari total GMV Indonesia. Di sisi lain, Tokopedia menyumbang 30%, TikTok Shop 9%, dan Bukalapak 11%. Kehadiran Temu tidak hanya akan memperbesar persaingan tetapi juga berpotensi mengubah kontribusi masing-masing platform terhadap total GMV, mengingat strategi penawaran harga rendah yang mereka bawa.

Huda menambahkan bahwa Supremasi Temu dapat menjadi tantangan serius bagi Shopee dan Tokopedia, terutama jika mereka tidak segera melakukan strategi serupa yang melibatkan pendanaan besar untuk mempromosikan produk mereka. "Pendanaan akan sangat menjadi kekuatan utama mereka bersaing. Jika Temu juga meluncurkan program-program promosi dengan dana besar, maka Shopee dan Tokopedia akan kesulitan," paparnya.

Meskipun demikian, Tesar M. Sandikapura, Ketua Umum Idiec, mengungkapkan pandangannya bahwa kehadiran Temu tidak serta-merta merugikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Menurutnya, Temu berpotensi untuk menggandeng pemain lokal, sehingga akan ada kolaborasi yang menguntungkan daripada memperburuk kondisi UMKM. "Tidak perlu khawatir, selama Temu menawarkan produk dengan harga kompetitif," ucapnya.

Menariknya, Tesar juga menyoroti perlunya evaluasi terhadap barang-barang yang dijual oleh platform-platform e-commerce lain seperti Shopee, TikTok, dan Lazada. "Ada banyak barang dari luar negeri yang dijual di platform-platform tersebut. Jadi kehadiran Temu, yang menawarkan harga murah, bisa saja menciptakan persaingan yang sehat," imbuhnya.

Pasar e-commerce Indonesia masih memiliki prospek yang positif, meskipun pertumbuhannya tidak secepat yang diharapkan. Data dari Bank Indonesia mencatat bahwa target transaksi e-commerce tahun ini tidak tercapai dan lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun pangsa pasar Indonesia dilirik oleh pemain baru seperti Temu, tantangan tetap ada bagi semua pemain yang beroperasi di sektor ini.

Sebagai dampak, strategi bakar uang yang sebelumnya dianggap sebagai taktik perlu diadopsi kembali oleh Shopee dan Tokopedia. "Jika Temu mampu menarik perhatian konsumen dengan harga yang bersaing, maka Shopee dan Tokopedia yang sudah dominan harus merambah kembali ke era tersebut," tambah Huda.

Keberhasilan Temu dalam menarik pasar Indonesia akan sangat bergantung pada cara mereka memposisikan diri serta dukungan dana yang mereka miliki. Dengan strategi yang kuat, Temu tidak hanya berpotensi menjadi pemain utama di Indonesia, tetapi juga dapat mendorong perubahan dalam cara para pemain lama beroperasi.

Di sisi lain, keberadaan Temu juga dapat memicu inisiatif baru dari Shopee dan Tokopedia untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan, bukan hanya fokus pada harga semata. Ini dapat menciptakan persaingan yang lebih sehat dan berkelanjutan di pasar e-commerce Indonesia.

Dengan latar belakang ini, pemangku kepentingan di industri e-commerce perlu mengawasi langkah-langkah strategis Temu dan bagaimana reaksi dari Shopee dan Tokopedia. Semua pihak diharapkan dapat beradaptasi dengan cepat dalam menghadapi perubahan yang dibawa oleh pesaing baru ini demi kepentingan industri serta konsumen di Indonesia.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button