Peneliti dari Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indah Kusmartini, mengungkapkan potensi besar teknologi nuklir dalam meningkatkan mutu dan daya saing pangan Indonesia. Dengan pemanfaatan fasilitas iradiator Gamma Merah Putih yang berlokasi di BRIN Serpong, Tangerang Selatan, radiasi sinar gamma terbukti efektif dalam proses pengawetan bahan pangan. Mengingat kerugian pascapanen dapat mencapai 60%, teknologi ini diharapkan dapat mengurangi angka tersebut dan membuka peluang ekspor dengan mengatur waktu pematangan komoditas buah.
Radiasi Sebagai Solusi Pangan
Radiasi sinar gamma tidak hanya memperpanjang umur simpan produk pangan, tetapi juga dapat menginduksi mutasi pada materi genetik tanaman. Hal ini menciptakan sifat unggul pada keanekaragaman hayati dengan meningkatkan produktivitas dan ketahanan terhadap hama serta penyakit. Dengan kualitas dan rasa yang lebih baik, produk pangan yang diolah dengan teknologi ini diharapkan mampu bersaing di pasar global.
Indah menambahkan bahwa iradiasi gamma juga berfungsi untuk menjamin kualitas komoditas umbi-umbian dan melakukan pasteurisasi terhadap obat herbal. Ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan produk serta sterilitas alat dan bahan medis. Selain itu, perlakuan phytosanitari yang disarankan dengan menggunakan radiasi dapat meningkatkan daya saing produk buah di pasar internasional.
Mengatasi Mikrobiologi Pangan
Salah satu keuntungan utama dari teknologi radiasi adalah kemampuannya dalam membasmi bakteri patogen dan mikroba yang dapat menurunkan kualitas makanan. Dengan menghambat pertunasan, menunda pematangan, serta melakukan dekontaminasi mikroba, radiasi dapat memperpanjang masa simpan berbagai bahan pangan. Ini tentu sangat bermanfaat bagi produsen yang ingin meningkatkan kualitas produk tanpa harus mengorbankan kesehatan publik.
Menurut Indah, teknologi ini juga dapat digunakan untuk mengurangi jumlah mikroba pada bahan pangan, serta melakukan pengawetan pada daging dan ikan beserta produk olahannya. Hal ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat, mengingat kualitas pangan yang lebih baik berbanding lurus dengan kesehatan konsumen.
Komitmen Indonesia Terhadap Kesejahteraan Melalui Teknologi Nuklir
BRIN memiliki komitmen yang sudah ada sejak tahun 1964 untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat, yang salah satunya diwujudkan melalui pemanfaatan teknologi nuklir di berbagai bidang. Indah menyatakan bahwa aplikasi teknologi nuklir terus dikembangkan di Indonesia, mencakup berbagai reaktor seperti Reaktor TRIGA 2000 yang digunakan untuk penelitian dan produksi radioisotop, Reaktor Kartini yang berfungsi untuk penelitian dan pelatihan operator reaktor, serta Reaktor Serba Guna GA Siwabessy di Serpong.
Pengembangan reaktor tersebut merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk memanfaatkan teknologi nuklir secara maksimal, tidak hanya dalam bidang pangan tetapi juga bidang kesehatan dan industri lainnya. Dengan demikian, teknologi nuklir tidak hanya menjadi alat untuk meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga berkontribusi pada sektor-sektor penting lainnya dalam masyarakat.
Perspektif Masa Depan Pangan Indonesia
Melihat semakin meningkatnya kebutuhan pangan di dunia, pemanfaatan teknologi nuklir diharapkan dapat menjadi solusi bagi tantangan yang dihadapi petani dan produsen pangan. Dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan, teknologi ini bukan hanya meningkatkan hasil dan kualitas pangan, tetapi juga menjamin keamanan pangan bagi konsumen.
Dukungan terhadap riset dan pengembangan lebih lanjut menjadi hal yang esensial agar teknologi ini dapat diterapkan secara luas. Potensi untuk ekspor pangan Indonesia ke pasar internasional juga semakin terbuka lebar, asalkan produsen dan petani dapat memanfaatkan teknologi ini dengan baik. Keberhasilan ini diharapkan tidak hanya membawa nama Indonesia di kancah global, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Sinergi dengan Sektor Lain
Pemanfaatan teknologi nuklir dalam bidang pangan seharusnya sejalan dengan pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan. Sektor pertanian harus bersinergi dengan penelitian teknologi dan kebijakan yang mendukung inovasi. Ini mencakup pengducklestra budaya atau praktik pertanian yang ramah lingkungan, serta mendorong masyarakat untuk memahami pentingnya kualitas pangan.
Dalam hal ini, penting bagi pemerintah untuk mendukung penelitian dan pengembangan yang bertujuan menghasilkan teknologi baru serta memperkuat kapasitas produksi pangan nasional. Pelatihan bagi petani serta pemahaman mengenai teknologi radiasi dan manfaatnya harus menjadi bagian dari program pendidikan di daerah pertanian.
Kesadaran dan Edukasi
Masyarakat juga memegang peranan penting dalam pemanfaatan teknologi nuklir. Edukasi mengenai proses iradiasi dan manfaatnya terhadap kesehatan pangan perlu disampaikan agar konsumen tidak merasa khawatir akan keamanan pangan yang dikonsumsi. Dengan edukasi yang tepat, penerapan teknologi ini dapat diterima dengan baik dan menghasilkan dampak positif bagi masyarakat luas.
BRIN, melalui penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan teknologi canggih seperti ini, Indonesia tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan pangan domestik tetapi juga dapat berperan dalam kesejahteraan global. Keberlangsungan riset dan pengembangan di bidang ini menjadi kunci untuk mencapai cita-cita tersebut, menciptakan sistem pangan yang tidak hanya cukup tetapi juga berkualitas tinggi.