Sains

Tegang! Prilly Latuconsina Pasang Alat Pelacak di Tubuh Hiu Paus Raksasa untuk Penelitian

Organisasi lingkungan Konservasi Indonesia (KI) melibatkan aktris Prilly Latuconsina dalam sebuah kegiatan unik dan menggugah, yaitu pemasangan penanda satelit pada seekor hiu paus raksasa di Teluk Saleh, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung program pemerintah dalam melindungi satwa langka yang terancam punah. Pemasangan alat pelacak tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data penting terkait mobilitas dan habitat hiu paus yang dikenal sebagai spesies berstatus terancam punah.

Kegiatan tersebut disampaikan oleh Meizani Irmadhiany, Senior Vice President & Executive Chair dari Konservasi Indonesia, yang mengungkapkan pentingnya pemasangan penanda satelit. "Ini adalah langkah besar dalam mendukung program pemerintah untuk pembentukan kawasan konservasi," jelasnya. Hal ini menunjukkan komitmen organisasi tersebut dalam menjaga keberlangsungan hidup spesies langka di perairan Indonesia.

Prilly Latuconsina, yang ditunjuk sebagai “Kawan Hiu Paus,” merasa bangga dapat terlibat langsung dalam kegiatan yang jarang dilakukan oleh orang awam tersebut. Prilly mengungkapkan rasa were excited and nervous bercampur saat melakukan aktivitas ini. "Pemasangan penanda satelit ini menjadi pengalaman pertama saya. Rasanya tegang sekaligus mengharukan, karena saya harus menyentuh langsung hiu paus, ikan raksasa yang biasanya saya lihat dari jarak jauh," ujar Prilly.

Sebelum melakukan pemasangan alat tersebut, Prilly menerima pengarahan dari para peneliti KI. Dia belajar tentang tujuan pemasangan penanda satelit dan bagaimana alat tersebut dapat membantu penelitian dan konservasi hiu paus. "Menjadi Kawan Hiu Paus memberikan banyak pelajaran tentang pentingnya penelitian terkait spesies ini dan bagaimana wisata ramah lingkungan dapat mendukung pelestarian mereka," ungkap Prilly yang juga dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan lingkungan.

Iqbal Herwata, Focal Species Conservation Senior Manager dari Konservasi Indonesia, menjelaskan bahwa penanda satelit yang dipasang pada hiu paus memiliki aplikasi yang sangat luas. Ia menyatakan bahwa alat tersebut memungkinkan para peneliti untuk melacak pergerakan hiu paus, memahami pola migrasi, dan mengidentifikasi wilayah habitat penting bagi spesies tersebut. "Dengan data yang kami dapatkan melalui penanda ini, kami bisa menentukan langkah-langkah konkret untuk melindungi habitat kritis bagi hiu paus," kata Iqbal.

Penanda satelit tersebut juga dilengkapi dengan berbagai fitur canggih, termasuk sensor suhu dan kedalaman, yang berfungsi untuk memonitor seberapa dalam hiu paus menyelam dan berapa lama mereka berada di kedalaman tertentu. "Informasi ini sangat berharga dalam pengelolaan kawasan konservasi hiu paus yang akan kami kembangkan," tambahnya.

Kegiatan pemasangan penanda satelit juga merupakan bagian dari ekspedisi yang lebih besar di Teluk Saleh, yang melibatkan para peneliti dari berbagai institusi, termasuk Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Barat, BPSPL Denpasar, IPB University, dan beberapa universitas lainnya. Ekspedisi ini bertujuan untuk mengumpulkan data dasar tentang keanekaragaman hayati dan ekosistem di wilayah tersebut, serta mengetahui lebih lanjut tentang konektivitas hiu paus dan spesies lainnya.

Data yang dikumpulkan selama ekspedisi diharapkan dapat mempermudah pengembangan kebijakan dan strategi dalam melindungi ekosistem laut yang kaya akan keragaman spesies. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa Teluk Saleh memiliki potensi besar dengan lebih dari 560 spesies ikan karang yang teramati, beberapa di antaranya mungkin merupakan spesies baru.

Prilly dan tim peneliti bertekad untuk membawa pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari kegiatan ini kepada masyarakat, terutama mengenai pentingnya melestarikan hiu paus dan menjaga kelestarian lingkungan laut. Keterlibatan Prilly dalam kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat luas tentang pentingnya pelestarian satwa laut dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan konservasi.

Dengan kegiatan pemasangan penanda satelit ini, Konservasi Indonesia tidak hanya berfokus pada data penelitian, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan. Keterlibatan Prilly Latuconsina sebagai figur publik dalam kegiatan ini diharapkan menjadikannya sebagai jembatan antara dunia konservasi dengan masyarakat luas, yang selama ini mungkin masih minim informasi tentang keberadaan dan peran hiu paus dalam ekosistem laut.

Melalui kegiatan inovatif ini, Konservasi Indonesia menunjukkan bahwa pelestarian lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab kita semua, termasuk individu dari berbagai latar belakang, dalam mendukung ekosistem yang lebih baik untuk generasi mendatang.

YouTube video

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button