Bisnis

Tata Metal Lestari Ekspor 3 Ribu Ton Baja Lapis ke Kanada, Tingkatkan Perekonomian Nasional

PT Tata Metal Lestari, bagian dari Tatalogam Group, baru-baru ini mencatatkan prestasi penting dengan melakukan ekspor 3.008 ton Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS) Nexalume ke Kanada. Kegiatan pengiriman berlangsung melalui metode Break Bulk Shipment dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, menuju pelabuhan Hamilton di Kanada, menggunakan kapal MV Federal Michigan. Ekspor ini kali ini membawa nilai ekonomis sebesar USD 3.090.000 atau sekitar Rp48 miliar lebih.

Rendra Fernanda, General Manufacturing PT Tata Metal Lestari, menjelaskan bahwa perusahaan mereka telah menjalankan ekspor produk ke lebih dari 20 negara. Namun, penggunaan metode Break Bulk memungkinkan pengiriman dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan dengan metode kontainer yang selama ini mereka gunakan, di mana mereka hanya bisa mengirim 24 ton dalam satu kontainer. Dengan kapal baru dan produk baru, Rendra optimis bahwa pengiriman ini dapat mencapai lokasi tujuan tepat waktu.

PT Tata Metal Lestari berkomitmen untuk memenuhi 11 spesifikasi yang diperlukan agar produk mereka diterima di pasar global, termasuk mematuhi regulasi Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) yang dicanangkan oleh Uni Eropa guna mengatasi kebocoran emisi karbon. Spesifikasi yang ditetapkan sesuai dengan standar dari American Society for Testing and Materials sudah diperoleh melalui survei independen.

Dengan kapasitas produksi 225 ribu ton per tahun, PT Tata Metal Lestari tidak hanya berfokus pada kepuasan pasar internasional, tetapi juga memastikan bahwa kebutuhan domestik dapat terpenuhi sekaligus mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia. Rendra menyampaikan rencana perusahaan untuk menambah kapasitas produksi dengan memanfaatkan mesin continues coating line, sehingga dapat lebih fokus memenuhi permintaan ekspor di masa mendatang.

Dari sisi lain, Muhammad Nuranto Putra, perwakilan PT Krakatau Baja Industri (Krakatau Steel), yang menjadi penyuplai bahan baku baja lapis bagi Tata Metal Lestari, berharap agar kolaborasi antara kedua perusahaan bisa terus meningkat. Putra menekankan pentingnya sinergi untuk menghidupkan kembali neraca perdagangan nasional. Saat ini, Krakatau Steel memiliki kapasitas produksi sebesar 800 ribu ton per tahun, di mana 10-15 persen dari total produksi tersebut dialokasikan untuk ekspor.

Putra mengungkapkan bahwa fokus mereka kini adalah pada indirect ekspor, menjelaskan bahwa melalui kolaborasi yang erat dengan Tata Metal Lestari, mereka bisa meningkatkan daya saing dan keberlanjutan industri baja nasional di tengah tantangan global yang dihadapi saat ini. Harapannya adalah agar mekanisme ekspor ini bisa membawa manfaat jangka panjang bagi perekonomian nasional serta membuka peluang lebih luas bagi industri baja di dalam negeri.

Secara keseluruhan, langkah PT Tata Metal Lestari untuk melakukan ekspor besar-besaran ini menunjukkan adanya potensi yang signifikan bagi industri baja Indonesia untuk bersaing di pasar internasional. Dengan pertumbuhan permintaan alat dan bahan industri yang semakin meningkat, penting bagi perusahaan-perusahaan dalam negeri untuk terus berinnovasi dan meningkatkan kemampuan produksinya.

Perkembangan ini tentunya menjadi sinyal positif bagi ekonomi Indonesia, khususnya dalam sektor industri manufaktur, di mana ekspor dapat memberikan dampak signifikan terhadap neraca perdagangan nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Melihat langkah strategis yang diambil oleh PT Tata Metal Lestari, industri baja di Indonesia sepertinya berada dalam posisi yang baik untuk terus berkembang dan berkontribusi pada pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button