Teknologi

Talenta Digital Wajib Kuasai Keterampilan Keamanan Siber di Era Transformasi Digital

Di tengah meningkatnya ancaman siber yang semakin kompleks di Indonesia, kebutuhan akan tenaga ahli dengan keterampilan keamanan siber yang mumpuni semakin mendesak. Situasi ini disoroti oleh Royke Tobing, Direktur PT Spentera, yang menyatakan bahwa kemampuan teknis di tingkat yang lebih tinggi sangat diperlukan untuk melindungi aset teknologi informasi dan organisasi dari serangan siber yang berpotensi merugikan.

Tantangan dalam Ketersediaan Talenta Keamanan Siber

Meskipun permintaan akan talenta di bidang keamanan siber semakin melambung, ketersediaan tenaga ahli yang memenuhi syarat masih menjadi tantangan serius. Kurangnya jumlah dan kualitas talenta di dalam negeri berpotensi menghambat upaya negara untuk menjaga keamanan siber secara efektif. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk memperkuat pelatihan dan pengembangan profesional, baik secara internal maupun eksternal.

Beberapa negara di dunia telah mengambil langkah konkret dalam hal ini dengan menyelenggarakan banyak kompetisi di bidang keamanan siber. Negara-negara seperti Inggris, Yunani, Amerika Serikat, dan Singapura menjadi contoh bagi Indonesia dalam menjaring talenta dan meningkatkan keterampilan di sektor ini.

Hacktrace Independence Day Competition 2024

Untuk menjawab tantangan tersebut, PT Spentera menggelar Hacktrace Independence Day Competition 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk menyaring talenta berbakat sekaligus memberikan pelatihan praktis dalam tempat perlindungan dari ancaman siber. Kompetisi ini, yang telah berlangsung sejak 17 Agustus 2022 secara virtual, telah menarik perhatian banyak individu dari berbagai kalangan, termasuk profesional, pelajar, dan penggemar keamanan siber.

Hacktrace Independence Day Competition 2024 yang digelar dari 5 hingga 22 Agustus 2024 berhasil menarik 278 peserta yang dibagi menjadi 196 tim. Dalam kompetisi ini, peserta dihadapkan pada tantangan yang lebih menantang yang mencakup kombinasi peran sebagai blue team (defensive) dan red team (offensive). Pendekatan ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang lebih terfokus pada satu aspek saja.

Format dan Fasilitas Kompetisi

Kompetisi ini didesain menggunakan simulasi serangan dan pertahanan yang realistis. Royke Tobing menjelaskan bahwa Hacktrace Independence Day Competition 2024 menggunakan platform terpadu yang aman untuk simulasi serangan siber dan forensik tanpa mengganggu infrastruktur TI yang ada di Indonesia. Hal ini sangat penting mengingat keamanan data dan infrastruktur teknologi informasi merupakan hal yang fundamental bagi kelangsungan bisnis.

Dengan memberikan kesempatan kepada peserta untuk bekerja secara tim maupun individu, kompetisi ini menunjukkan fleksibilitas yang mengakomodasi berbagai gaya kolaborasi. Meskipun bersifat kompetitif, kegiatan ini juga dapat menjadi ajang bagi peserta untuk belajar dari satu sama lain dan meningkatkan keterampilan teknis mereka.

Penghargaan dan Lanjutannya

Setelah melewati berbagai tahap dan tantangan yang ketat, tiga tim terbaik diumumkan sebagai pemenang, dengan Skill Issue meraih juara pertama. Tim pemenang diberikan penghargaan berupa insentif uang tunai yang cukup menarik, yaitu sebesar Rp7.000.000 untuk juara pertama, Rp5.000.000 untuk juara kedua, dan Rp3.000.000 untuk juara ketiga. Penghargaan ini diserahkan secara langsung oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kominfo di Jakarta.

Dalam penutupan acara, Royke Tobing menekankan bahwa kompetisi ini adalah bukti nyata banyaknya individu berbakat di Indonesia yang siap menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh dunia digital yang semakin kompleks. Dia menambahkan, “Spentera melihat ini sebagai peluang untuk terus berinovasi dan mengembangkan solusi keamanan yang lebih canggih, serta memperkuat ekosistem keamanan siber di Indonesia dan global.”

Menghadapi Tantangan Keamanan Siber di Masa Depan

Meningkatnya ketergantungan pada teknologi membuat ancaman siber menjadi lebih nyata dan beragam. Dalam konteks ini, pemerintah dan sektor swasta di Indonesia perlu meningkatkan kerja sama untuk menciptakan program-program pelatihan yang lebih holistik dan terarah, guna menyiapkan talenta digital yang siap menghadapi tantangan keamanan siber. Salah satu langkah konkret yang bisa diambil adalah dengan meningkatkan kolaborasi antara institusi pendidikan dan industri, guna memastikan bahwa kurikulum yang diajarkan relevan dengan perkembangan terbaru di bidang keamanan siber.

Selain itu, peningkatan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya keamanan siber juga menjadi faktor kunci dalam membangun infrastruktur keamanan yang lebih tangguh. Edukasi dan kesadaran akan ancaman siber perlu disebarluaskan, agar seluruh elemen masyarakat dan organisasi, dari yang besar hingga kecil, memiliki kapabilitas untuk melindungi diri mereka sendiri.

Dengan tantangan yang dihadapi dan peluang yang ada, membangun talenta digital yang terampil di bidang keamanan siber bukan hanya menjadi tanggung jawab individu atau perusahaan, tetapi juga merupakan kewajiban kolektif untuk menjaga keamanan dan stabilitas dunia digital Indonesia. Mula-mula dari perlombaan seperti Hacktrace Independence Day Competition, harapannya adalah akan muncul lebih banyak lagi inisiatif serupa yang dapat menciptakan ekosistem keamanan siber yang lebih kokoh dan efisien di tanah air.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button