Pilihan transportasi di Bandara Sultan Syarif Kasim II (SKK II), Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, kini semakin beragam dengan hadirnya taksi listrik yang dimiliki oleh Evista. Peluncuran taksi listrik ini merupakan langkah maju dalam upaya menciptakan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dalam kerjasama antara Evista dan PT Neta Auto Indonesia, kehadiran taksi listrik di bandara ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mobilitas yang semakin modern dan bebas emisi.
Taksi listrik yang dioperasikan oleh Evista menggunakan model Neta V, yang merupakan armada taksi listrik pertama dan satu-satunya di Indonesia. CEO & Founder Evista, Erlang Hadiwiguna, menegaskan bahwa kehadiran taksi listrik ini tidak hanya memberikan solusi transportasi yang ramah lingkungan, tetapi juga menciptakan pengalaman perjalanan yang nyaman dan efisien bagi penumpang dan pengemudi. "Kehadiran EVISTA di Bandara Sultan Syarif Kasim II adalah langkah nyata dalam melestarikan lingkungan dan mewujudkan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang," ungkap Erlang.
Sejak 23 September 2024, sebanyak 10 unit Neta V sudah dioperasikan di bandara. Menurut Andrew Iskandar, Head of Sales PT Neta Auto Indonesia, keandalan Neta V sebagai armada taksi listrik sudah terbukti sebelumnya di Bandara Halim Perdanakusuma yang telah beroperasi dari November 2023. “Ini bukan kali pertama NETA V dipercaya oleh EVISTA sebagai armada taksi listrik mereka,” ujarnya.
Salah satu keunggulan dari Neta V adalah jarak tempuhnya yang mencapai 401 km. Ini membuat taksi listrik ini mampu mengantarkan penumpang dari Bandara Sultan Syarif Kasim II ke berbagai tujuan, termasuk Kota Pekanbaru dan bahkan hingga Kota Dumai. Dengan kapasitas baterai yang efisien, Neta V dilengkapi dengan fitur DC Fast Charging, yang memungkinkan pengisian daya dari 30% hingga 80% dalam waktu hanya 30 menit. Hal ini tentunya memberikan kemudahan bagi pengguna taksi listrik dalam melakukan perjalanan tanpa khawatir tentang daya baterai yang cepat habis.
Dalam hal kenyamanan, Neta V juga menawarkan kapasitas bagasi yang cukup besar, yakni 335 liter. Ini sangat ideal bagi penumpang yang membawa barang bawaan, seperti koper dan tas besar. Dengan desain yang memperhatikan kebutuhan penumpang, taksi listrik ini tidak hanya efisien dalam hal lingkungan, tetapi juga dalam memberikan pengalaman perjalanan yang lebih baik.
Keberadaan taksi listrik di Bandara Sultan Syarif Kasim II ini juga sejalan dengan tren global yang semakin menyadari pentingnya solusi transportasi berkelanjutan. Sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan, inisiatif ini mendukung visi Pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mengembangkan teknologi ramah lingkungan di sektor transportasi. Melalui transportasi bebas emisi, masyarakat diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi polusi udara yang kian meningkat.
Di masa depan, taksi listrik di Bandara Sultan Syarif Kasim II diharapkan dapat menjadi model bagi bandara-bandara lain dalam menghadirkan transportasi yang berkelanjutan. Dengan meningkatnya kesadaran akan perlunya solusi transportasi yang lebih hijau, lebih banyak daerah diharapkan dapat mengikuti jejak langkah ini. Inovasi dalam bidang transportasi memang menjadi hal yang esensial untuk menciptakan armada yang tidak hanya efisien tetapi juga berkomitmen terhadap perlindungan lingkungan.
Evista dan PT Neta Auto Indonesia berharap kolaborasi ini dapat menginspirasi pihak lain untuk berinvestasi dalam teknologi transportasi berkelanjutan. "Kita semua berperan dalam menjaga lingkungan. Kami percaya Puskopau Evista dan Neta V dapat membantu menciptakan budaya transportasi yang lebih bertanggung jawab," tambah Andrew Iskandar.
Dengan keberadaan taksi listrik di bandara, para wisatawan dan penduduk lokal kini memiliki pilihan yang lebih baik untuk kebutuhan transportasi mereka. Keberadaan armada yang ramah lingkungan ini diharapkan dapat meningkatkan citra Bandara Sultan Syarif Kasim II sebagai bandara yang inovatif dan peduli pada keberlanjutan lingkungan. Dengan langkah ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah berpindah antar daerah, sekaligus turut berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan polusi lingkungan.
Inisiatif ini adalah contoh konkret dari bagaimana kolaborasi antara sektor swasta dan publik dapat menghasilkan solusi transportasi yang tidak hanya efisien, tetapi juga memperhatikan dampak terhadap lingkungan. Transportasi ramah lingkungan seperti taksi listrik di Bandara Sultan Syarif Kasim II diharapkan dapat menjadi awal dari pergeseran lebih luas menuju praktik transportasi yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Dengan diperkenalkannya transportasi listrik di bandara, masyarakat di Pekanbaru dan sekitarnya kini memiliki kesempatan untuk mencoba pengalaman baru yang lebih hijau dan ramah lingkungan. Di masa depan, dengan dukungan kebijakan yang tepat dan inovasi berkelanjutan, diharapkan taksi listrik dapat menjangkau lebih banyak wilayah, memenuhi kebutuhan transportasi dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan.