Manusia telah menjelajahi Mars sejak pendaratan Viking 1 oleh NASA pada 20 Juli 1976. Sejak saat itu, teknologi telah berkembang pesat, memungkinkan penjelajah untuk melakukan berbagai tugas, termasuk mengumpulkan dan menguji sampel tanah, mendengarkan suara Mars, hingga meluncurkan pesawat helikopter UAV ke langit Mars. Meski manusia belum menginjakkan kaki di planet merah ini, misi serupa direncanakan untuk masa depan, dan hanya soal waktu sebelum itu terwujud. Setiap misi baru yang mendaratkan robot di planet ini mengungkapkan penemuan baru dan menarik. Kita telah mengonfirmasi keberadaan air yang mengalir di permukaan Mars di masa lalu, yang menunjukkan bahwa planet ini mungkin lebih layak huni daripada yang kita bayangkan sebelumnya. Selain itu, kita telah memperoleh informasi tentang atmosfer dan sistem cuaca Mars, serta menemukan mata air kuno. Penemuan paling signifikan terjadi pada Juli 2024, ketika sulfur ditemukan.
Ketika rover Curiosity NASA menjelajahi permukaan Mars pada 30 Mei 2024, ia menemukan sebuah batu retak yang mengandung kristal sulfur berwarna kuning. Temuan ini tentu menjadi kejutan, terutama karena sulfur yang ada dalam batu tersebut bukanlah sulfaat—garam yang mengandung sulfur—melainkan sulfur bebas. Penemuan ini menarik untuk berbagai alasan, salah satunya adalah bagaimana keberadaan sulfur ini bisa menjelaskan kondisi geologis di daerah tersebut.
Kehadiran sulfur di Mars biasanya memicu pembicaraan tentang kehidupan alien. Namun, penting untuk dicatat bahwa penemuan sulfur ini tidak langsung berhubungan dengan kemungkinan menemukan kehidupan di Mars. Ashwin Vasavada, salah satu ilmuwan proyek misi Curiosity dari Jet Propulsion Laboratory NASA di California Selatan, mengibaratkan temuan batu sulfur di Mars seperti menemukan oasis di tengah gurun. “Seharusnya tidak ada di sana, jadi sekarang kita harus menjelaskan mengapa,” ungkapnya. “Menemukan hal-hal asing dan tak terduga adalah yang membuat eksplorasi planet begitu menarik.”
Sebenarnya, sulfur di Mars bukanlah hal yang sepenuhnya baru, karena elemen ini telah terdeteksi sebelumnya di planet tersebut. Namun, yang menjadi keunikan dalam penemuan terbaru adalah sulfur yang ditemukan dalam bentuk murni, tidak bercampur dengan elemen lainnya. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana batuan di area Gediz Vallis, tempat rover sedang menjelajah, terbentuk dan membuka teka-teki yang akan dipecahkan oleh para ilmuwan. Area Gediz Vallis dianggap sebagai lokasi di mana air kuno pernah mengalir, yang mungkin memberikan petunjuk mengapa elemen ini ada di Mars.
Kehadiran sulfur di Mars bisa menunjukkan proses geologis yang lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya. Ilmuwan sedang mempelajari bagaimana elemen ini dapat bertahan dalam kondisi lingkungan yang keras di Mars, yang dikenal dengan suhu rendah dan atmosfer tipis. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih dalam mengenai sejarah geologi planet ini serta potensi keberadaan air di masa lalu.
Meskipun penemuan sulfur ini menggugah rasa ingin tahu, hal ini juga mengingatkan kita bahwa saat ini terlalu dini untuk berasumsi bahwa penemuan ini terkait dengan kehidupan extraterrestrial. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan penelitian yang harus dilakukan sebelum bisa menarik kesimpulan tentang kemungkinan adanya kehidupan. Para ilmuwan berfokus pada pemahaman lebih lanjut mengenai bagaimana sulfur terbentuk dan apa artinya bagi sejarah Mars.
Misi Mars Curiosity telah membawa penemuan menarik dalam perjalanan penjelajahan planet ini. Dengan kehadiran teknologi terbaru, misi ini semakin memperkaya basis pengetahuan kita tentang Mars. Selain itu, penemuan sulfur yang tak terduga mengisyaratkan banyak pertanyaan baru yang harus dijawab, sebagian besar berhubungan dengan kebiasaan dan kondisi di Mars yang memungkinkan agar elemen ini ada.
Saat penjelajahan Mars berlanjut, penemuan baru yang dilakukan oleh rover Curiosity akan terus menciptakan diskusi dan minat di kalangan ilmuwan dan penggemar luar angkasa. Kewaspadaan terhadap terlalu cepatnya kesimpulan bahwa kehidupan mungkin ada di Mars sangat penting, namun kebangkitan minat pada eksplorasi Mars membuat setiap penemuan menjadi lebih berharga. Dalam konteks ini, keberadaan sulfur murni di permukaan Mars menjadi penanda bahwa perjalanan pengetahuan kita tentang planet merah ini masih panjang. Dengan setiap pengetahuan baru, kita bisa mendekati pemahaman yang lebih dalam mengenai sejarah, atmosfer, dan kemungkinan kehidupan di Mars.
Ke depan, misi-misi selanjutnya di Mars diharapkan tidak hanya akan menjelaskan kehadiran sulfur, tetapi juga akan terus menjelajahi elemen-elemen lain yang dapat mengungkap lebih banyak tentang potensi kehidupan di planet ini. Mars tetap menjadi fokus penelitian manusia, di mana setiap penemuan baru menjadi petunjuk berharga untuk menjawab misteri terbesar di alam semesta: apakah kita sendirian?