New York: Saham-saham di Amerika Serikat berakhir lebih rendah pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah Federal Reserve memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 0,5 persen poin. Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 103,08 poin atau 0,25 persen, menutup perdagangan di 41.503,1. Sementara itu, indeks S&P 500 mengalami penurunan sebesar 16,32 poin atau 0,29 persen, menjadi 5.618,26. Indeks Komposit Nasdaq juga tidak luput dari pelemahan, turun 54,76 poin atau 0,31 persen, menjadi 17.573,3.
Sembilan dari sebelas sektor utama S&P 500 berakhir merah, dengan sektor utilitas dan teknologi mengalami penurunan signifikan, masing-masing kehilangan 0,77 persen dan 0,51 persen. Di sisi yang lebih positif, sektor energi dan layanan komunikasi mencatat kenaikan, meski terbatas, dengan masing-masing naik 0,25 persen dan 0,02 persen.
Pada hari yang sama, Bank Sentral AS (The Fed) memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, yang membawa suku bunga acuan ke kisaran 4,75 persen hingga 5 persen. Ini merupakan penurunan suku bunga pertama dalam waktu empat tahun terakhir. Jika dilihat dari konteks lebih luas, langkah ini diambil seiring dengan keyakinan The Fed bahwa inflasi terus bergerak ke arah yang diharapkan, yaitu mendekati target 2 persen.
Dalam pernyataan resminya, The Fed mengungkapkan keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju dua persen, dan mengindikasikan bahwa risiko untuk mencapai tujuan ketenagakerjaan dan inflasi dianggap relatif seimbang. Ketua The Fed, Jerome Powell, menekankan bahwa keputusan ini diambil untuk mempertahankan kekuatan ekonomi yang ada. "Kami berkomitmen untuk mempertahankan kekuatan ekonomi kami," katanya pada konferensi pers setelah pengumuman tersebut.
Powell menambahkan, "Keputusan ini mencerminkan kepercayaan diri kami yang semakin meningkat, dengan kalibrasi ulang yang tepat dari sikap kebijakan kami, di mana kekuatan pasar tenaga kerja dapat dipertahankan dalam konteks pertumbuhan moderat dan inflasi yang bergerak menuju dua persen."
Meskipun penurunan suku bunga diharapkan dapat merangsang ekonomi, imbalan hasil Treasury AS untuk tenor 2 tahun yang berkaitan erat dengan kebijakan The Fed, justru meningkat tipis pada hari Rabu. Ini menunjukkan bahwa para investor tetap waspada terhadap dampak jangka panjang dari kebijakan moneter yang lebih longgar.
Setelah pengumuman suku bunga, pasar saham AS mengalami volatilitas dengan trading yang tidak stabil, berayun antara keuntungan dan kerugian sepanjang sesi. Terdapat pertanyaan kunci yang membayangi pasar mengenai kemungkinan apakah ekonomi AS telah memasuki resesi, yang tentunya akan memiliki dampak signifikan terhadap kinerja saham ke depan.
Chief Investment Officer Morningstar Wealth, Philip Straehl, menyampaikan pandangannya mengenai keputusan The Fed, "Keputusan untuk memangkas dengan angka 0,50 persen yang lebih agresif menunjukkan bahwa The Fed merasa nyaman dengan tren penurunan inflasi yang berkelanjutan. Mungkin saat ini mereka berusaha untuk menghindari tekanan ekonomi yang bisa terjadi jika suku bunga dipertahankan terlalu tinggi untuk waktu yang terlalu lama."
Pengurangan suku bunga oleh The Fed biasanya diharapkan dapat memberikan stimulus kepada perekonomian, mendorong belanja konsumen, dan investasi. Namun, reaksi pasar yang negatif menunjukkan bahwa investor mungkin skeptis terhadap kekuatan dan keberlanjutan pemulihan ekonomi. Analisis pasar berfokus pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di masa depan, termasuk potensi resesi yang bisa saja terwujud seiring dengan terus meningkatnya kekhawatiran inflasi yang mereda secara substansial.
Dampak penurunan suku bunga ini selanjutnya akan dipantau oleh para ekonom dan investor untuk melihat apakah keputusan itu dapat memicu pertumbuhan lebih lanjut di berbagai sektor ekonomi. Mengingat karakteristik pasar yang tidak stabil dan landasan ekonomi yang rumit saat ini, investor perlu lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Dengan keputusan tersebut, prospek bagi pasar keuangan tetap beragam, baik di sisi positif maupun negatif. Ada yang percaya bahwa suku bunga yang lebih rendah bisa memacu pertumbuhan, sementara yang lain tetap khawatir tentang resesi yang mungkin mengintai. Berbagai indikator ekonomi yang akan muncul dalam bulan-bulan mendatang akan menjadi kunci untuk memahami arah ekonomi AS dan pasar keuangan global.
Ke depan, banyak pihak terkait akan menantikan langkah-langkah selanjutnya dari The Fed mengenai kebijakan moneternya, termasuk kemungkinan perubahan suku bunga yang akan datang. Sementara itu, perhatian terhadap data ekonomi, seperti laporan pekerjaan dan inflasi, akan menjadi sangat penting untuk mempelajari dampak jangka panjang dari keputusan yang diambil.
Dengan segala dinamika yang terjadi, situasi di Wall Street dan dampak dari keputusan The Fed akan terus menjadi sorotan utama bagi pelaku pasar dan analis.