Kemesraan Rizki Natakusumah dan Beby Tsabina saat pelantikan DPR pada 1 Oktober 2024 menarik perhatian publik di berbagai platform, termasuk X. Unggahan sebuah akun yang menunjukkan wajah bahagia pasangan muda tersebut menimbulkan berbagai reaksi, terutama terkait latar belakang keluarga Rizki yang disebut-sebut sebagai bagian dari dinasti politik di Banten.
Rizki Natakusumah, yang baru menikahi Beby Tsabina pada 23 Juni 2024, memiliki silsilah keluarga yang cukup mencolok. Ayahnya, Dimyati Natakusumah, pernah menjabat sebagai Bupati Pandeglang dari tahun 2000 hingga 2009 dan tersandung kasus korupsi senilai Rp200 miliar, meskipun ia kemudian dibebaskan dan melanjutkan karier politiknya di DPR hingga 2019. Ibu Rizki, Irna Narulita, juga mengukir prestasi sebagai mantan Anggota DPR dan saat ini menjabat sebagai Bupati Pandeglang sejak 2016.
Dari catatan tersebut, tidak mengherankan jika warganet mulai mengaitkan Rizki dengan citra dinasti politik yang kerap dikaitkan dengan nepotisme dan praktik korupsi. Seorang pengguna mengekspresikan kekecewaannya dengan menulis, “Gue sebagai orang Banten merasa gedek banget,” sambil merujuk pada berbagai skandal yang melibatkan anggota keluarganya. Hal ini menunjukkan betapa publik di Banten cukup menyadari koneksi politik yang dimiliki oleh Rizki dan keluarganya.
Keterlibatan Dimyati dalam kasus kekerasan seksual juga kembali diungkit yang semakin memperburuk citra Rizki. Banyak pihak berharap bahwa Rizki tidak akan mengikuti jejak ayahnya, dan sebaliknya, mampu membawa perubahan positif dalam politik. Sebagai seorang politisi, Rizki juga dikenal berpendidikan tinggi, lulus dari Universitas Nottingham, Inggris, and menjabat sebagai Anggota DPR sejak periode 2019-2024 dan sekarang terpilih kembali untuk periode 2024-2029.
Namun, perhatian publik tidak hanya tertuju pada latar belakang keluarganya. Beberapa investor dan pengamat politik merasa penasaran dengan status kekayaan Rizki Natakusumah. Menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan pada 31 Mei 2024, Rizki mengklaim memiliki harta kekayaan senilai sekitar Rp8,54 miliar. Meskipun terdengar mengesankan, Rizki tercatat tidak memiliki rumah atau aset tanah lainnya.
Ini menjadi sorotan besar di tengah banyaknya pejabat publik yang sering kali memiliki properti mewah. Garasi pribadinya hanya terisi oleh satu unit mobil, yaitu Mercedes Benz GLE 450 AMG yang dihargai sekitar Rp1,555 miliar, menunjukkan bahwa Rizki memilih untuk tidak terlibat dalam kepemilikan properti yang mahal.
Dalam laporan kekayaannya, Rizki menyebutkan bahwa ia memiliki harta bergerak sebesar Rp396,28 juta, kas dan setara kas senilai Rp3,79 miliar, serta harta lainnya yang mencapai Rp2,8 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar kekayaannya bukan berasal dari aset tidak bergerak, melainkan dari simpanan dan investasi likuid.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan di kalangan publik mengenai bagaimana seorang politisi muda bisa menumpuk harta dalam jumlah yang signifikan tanpa memiliki properti. Beberapa pihak menganggap bahwa Rizki mungkin lebih memilih untuk berinvestasi di bidang lain atau mungkin juga menyiapkan diri untuk masa depan yang lebih berkelanjutan, baik secara keuangan maupun karier politiknya.
Tentu saja, penilaian semacam ini tidak terlepas dari kontroversi yang melingkupi keluarganya. Banyak yang berharap bahwa Rizki dapat menciptakan citra yang lebih bersih dan berbeda dari generasi sebelumnya. Harapan ini pun sejalan dengan keinginan masyarakat Banten yang menginginkan pemimpin yang bersih dari kasus korupsi dan nepotisme.
Kisah kemesraan Rizki dan Beby Tsabina, yang awalnya dianggap sebagai kabar bahagia di kalangan penggemar, kini disertai dengan berbagai kontroversi. Keduanya seakan-akan memicu perhatian yang lebih dalam baik dari sisi pribadi maupun latar belakang politik. Dalam dunia yang didominasi oleh citra dan reputasi, bagaimana Rizki mampu merubah pandangan masyarakat terhadapnya dan keluarganya, menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya.
Dengan pelantikan dan karir politiknya yang terus berlanjut, Rizki Natakusumah tentu dihadapkan pada sorotan yang tak akan mereda. Keterkaitan dengan dinasti politik yang sudah dikenal luas sering kali menjadi beban yang harus dibawa setiap individu, apalagi bagi politisi muda yang baru memulai karirnya. Publik akan terus memantau perkembangan yang ada, berharap akan ada perubahan dan perbaikan dalam cara berpikir serta bertindak para politisi di Banten, termasuk Rizki Natakusumah.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, Rizki diharapkan dapat menunjukkan bahwa dirinya tidak hanya sekadar melanjutkan warisan politik keluarganya, tetapi juga mampu membangun reputasi dan prestasi baru yang positif di kancah politik Indonesia. Semoga dengan langkah-langkah yang lebih transparan dan bersih, Rizki Natakusumah dapat berpindah dari bayang-bayang dinasti politik menuju masa depan yang lebih cerah, tidak hanya untuk dirinya tetapi juga bagi masyarakat Banten yang diwakilinya.
