Emiten komponen otomotif, PT Garuda Metalindo Tbk. (BOLT), sedang menyusun strategi untuk meningkatkan penjualan di tengah penurunan suku bunga acuan yang diyakini akan memberikan dampak positif bagi industri otomotif. Direktur BOLT, Anthony Wijaya, menyatakan bahwa penurunan suku bunga berpotensi meningkatkan permintaan kendaraan roda dua dan roda empat, sehingga permintaan terhadap komponen otomotif dan baut juga diperkirakan akan meningkat.
Penurunan Suku Bunga sebagai Katalis Positif
Bank Indonesia (BI) baru saja memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) di bulan September 2024. Selain itu, Bank Sentral AS, The Fed, juga memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4,75%-5%. Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat menjadi penggerak bagi pertumbuhan penjualan BOLT, terutama di pasar domestik. Anthony menekankan bahwa akan ada dampak positif bagi penjualan perseroan di Indonesia, dan penurunan suku bunga ini juga bisa memudahkan proses ekspansi ke pasar internasional jika diperlukan tambahan modal kerja.
Perluasan Pasar dan Diversifikasi Produk
Selain fokus pada sektor otomotif, BOLT juga berencana memperluas pangsa pasar di domestik dan internasional serta mengembangkan sektor infrastruktur dan industri lainnya. Perusahaan ini tengah memperhatikan tren masuknya berbagai produsen kendaraan listrik dari China ke Indonesia. Anthony menambahkan bahwa BOLT juga ingin berkontribusi dalam segmen ini karena potensi pertumbuhannya yang semakin menjanjikan.
Dalam rangka mendukung ekspansi pasar, BOLT meningkatkan jumlah pelanggan dan memperkenalkan produk baru di negara-negara produsen otomotif besar seperti Amerika Serikat, Meksiko, Jerman, Thailand, serta India. Pendekatan ini bertujuan untuk mengukuhkan posisi BOLT sebagai pemain kunci dalam industri otomotif global.
Kinerja Penjualan dan Data Keuangan Q1 2024
Dalam laporan keuangan untuk semester I/2024, penjualan ekspor BOLT menunjukkan tren positif dengan kenaikan 17,41% year-on-year (yoy) menjadi Rp42,92 miliar, dibandingkan dengan Rp36,55 miliar di semester I/2023. Namun, penjualan lokal BOLT mengalami penurunan sebesar 9,51% yoy menjadi Rp660,72 miliar, dari Rp730,2 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Tantangan dan Peluang di Pasar Otomotif
Sementara penjualan lokal yang menurun menjadi perhatian, Anthony menargetkan bahwa tren penurunan suku bunga akan membantu memulihkan industri otomotif pada tahun 2025. Diharapkan, suku bunga kredit yang lebih rendah akan mendukung pertumbuhan permintaan otomotif yang lebih baik, didorong oleh meningkatnya pendapatan yang bisa dibelanjakan dan pertumbuhan pendapatan masyarakat.
Strategi yang diusung BOLT untuk menghadapi tantangan di pasar otomotif adalah berfokus tidak hanya pada pertumbuhan dari segmen tradisional, tetapi juga dengan memanfaatkan potensi kendaraan listrik yang semakin berkembang. Langkah ini menjadi sangat penting, mengingat pasar otomotif global sedang bertransisi menuju produk yang lebih ramah lingkungan.
Kesimpulan Sementara
Dengan strategi yang dijalankan, peluang bagi BOLT untuk meraih pertumbuhan yang signifikan di pasar otomotif baik domestik maupun internasional semakin terbuka lebar. Fokus pada ekspansi pasar, peluncuran produk baru, dan perhatian terhadap tren industri kendaraan listrik bisa menjadi kunci untuk mendongkrak penjualan komponen otomotif di tengah perubahan kondisi ekonomi. Manajemen BOLT optimis bahwa, dengan penurunan suku bunga ini, mereka dapat memanfaatkan momentum untuk membawa perusahaan menuju pencapaian yang lebih baik dalam waktu dekat.