Pendidikan

STiAKIN: Sekolah Tinggi Negeri Khonghucu Pertama di Indonesia Resmi Dibuka di Jakarta

Untuk pertama kalinya, Indonesia memperkenalkan Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Negeri (STiAKIN) yang dibangun di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung. Pendiriannya ditandai oleh kerjasama antara Kementerian Agama, Kemenko PMK, dan Kementerian PUPR. Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki, menyatakan bahwa STiAKIN adalah sekolah tinggi negeri Khonghucu pertama di Indonesia, dan menegaskan pentingnya pendidikan agama untuk semua umat beragama di tanah air.

Pentingnya STiAKIN bagi Umat Khonghucu
Wakil Menteri Agama menjelaskan bahwa keberadaan STiAKIN merupakan bukti komitmen pemerintah untuk menghormati keberagaman agama. Menurutnya, pembangunan ini diharapkan menjadi warisan Presiden Jokowi dan akan berkontribusi terhadap peningkatan moderasi beragama di Indonesia. Pemilihan lokasi di Bangka Belitung didasarkan pada demografi umat Khonghucu yang terbesar di provinsi tersebut, sehingga diharapkan mampu mewakili dan memenuhi kebutuhan pendidikan umat Khonghucu di Indonesia.

Program Studi yang Ditawarkan
Kepala Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu, Susari, menyatakan bahwa STiAKIN akan membuka tiga program studi, yaitu Pendidikan Komunikasi Publik, Pendidikan Agama untuk Penyuluh Agama Khonghucu, dan Pendidikan Agama untuk Guru Agama Khonghucu. Program studi ini penting untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di bidang agama Khonghucu, terutama dalam penyuluhan dan pendidikan.

Dukungan dari Pemerintah daerah dan Pembangunan
Dalam kesempatan tersebut, ASDA II Provinsi Bangka Belitung, Hartono, juga memberikan apresiasi terhadap pendirian STiAKIN. Ia menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi siap mendukung pelaksanaan pembangunan sekolah tinggi ini. Menurut Hartono, STiAKIN adalah sarana pendidikan yang sangat dinanti oleh umat Khonghucu dan akan memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat di Bangka Belitung.

Proses Pembangunan yang Direncanakan
Pembangunan STiAKIN dilakukan di atas lahan seluas 29 ribu meter persegi di kawasan Tanjung Bunga, Pangkalpinang, dengan skema proyek multiyears. Proses pembangunan diperkirakan akan rampung dalam waktu sembilan bulan, dimulai dari Oktober 2024 hingga Juli 2025. Pembangunan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menyediakan akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Harapan untuk Masa Depan
Dengan adanya STiAKIN, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi umat Khonghucu di Indonesia serta menjadi pendorong untuk pengembangan lebih lanjut lembaga pendidikan tinggi dalam bidang agama. Melalui pendidikan yang berkualitas, para lulusan diharapkan mampu berkontribusi pada masyarakat, berdialog antaragama secara konstruktif, dan mempromosikan nilai-nilai moderasi beragama.

Keberadaan STiAKIN bukan hanya akan mendukung pengembangan SDM di bidang agama, tetapi juga diharapkan dapat menjadi pusat studi dan penelitian di masa depan. Dengan manajemen yang baik, ada harapan STiAKIN bisa berevolusi menjadi institut atau bahkan universitas yang berfokus pada pendidikan Khonghucu.

Kesimpulan
Pendirian STiAKIN merupakan langkah maju dalam menghargai keberagaman agama di Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai pihak serta keinginan untuk memajukan pendidikan Khonghucu, STiAKIN diharapkan dapat menjadi sarana yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penguatan moderasi beragama di seluruh Indonesia.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button