Pendidikan

Sistem Pencegahan Kekerasan di Sekolah Tak Pernah Dibentuk Serius, Apa Penyebabnya?

Kekerasan di sekolah di Indonesia menjadi isu yang semakin mendesak, namun upaya pencegahannya masih dirasa sangat minim. Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji menekankan bahwa pemerintah belum menunjukkan keseriusan dalam menangani masalah ini. Dalam sebuah diskusi publik yang diadakan di YouTube Sahabat ICW pada 22 Oktober 2022, Ubaid menjelaskan bahwa sistem pencegahan kekerasan di sekolah tidak pernah dilakukan secara serius.

Ubaid menyoroti fakta bahwa meskipun beberapa satuan tugas (satgas) telah dibentuk untuk menangani masalah ini, mereka tidak berjalan dengan baik dan tidak cukup hanya mengandalkan satgas. Dia mengungkapkan bahwa sistem yang ada saat ini belum mampu mendeteksi kekerasan yang terjadi dan tidak memiliki alur jelas dalam penanganannya. Hal ini menjadi tantangan besar, terutama mengingat adanya relasi kuasa di sekolah yang sering kali berdampak pada ketidakberdayaan dalam menangani kasus kekerasan.

Menurut data terbaru yang dipaparkan Ubaid, di tahun 2024, tercatat 293 kasus kekerasan terjadi di sekolah. Angka ini menunjukkan bahwa kekerasan di sekolah bukan hanya masalah individual, tetapi merupakan fenomena yang luas dan sistemik. Kekerasan ini juga bervariasi, tetapi yang menjadi perhatian utama adalah fakta bahwa 42 persen dari jumlah tersebut merupakan kasus kekerasan seksual. Ubaid menekankan bahwa tidak ada tren penurunan kasus kekerasan di sekolah, yang menandakan bahwa masalah ini terus berlanjut tanpa ada solusi yang efektif dari pihak berwenang.

Ubaid mengungkapkan bahwa keberadaan kegiatan sekolah yang tertutup dan kurangnya transparansi berkontribusi pada tingginya angka kekerasan. Dalam banyak kasus, anak-anak yang menjadi korban sering kali tidak melaporkan apa yang terjadi kepada orang dewasa karena merasa tidak ada yang bisa mereka percayai atau merasa takut untuk berbicara. Ini, menurutnya, menimbulkan siklus kekerasan yang kerap terabaikan.

Pendidikan yang berkualitas seharusnya menciptakan lingkungan yang aman bagi siswa. Namun jika kekerasan terus berlangsung, hal tersebut justru menciptakan ketidakamanan yang akan mengganggu proses belajar-mengajar. Sistem pendidikan di Indonesia seharusnya memberikan perhatian serius terhadap keselamatan dan kesejahteraan siswa. Ubaid mengajak semua pihak, termasuk orang tua, guru, dan pemerintah untuk berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman.

Ubaid percaya bahwa perlu ada reformasi dalam pendekatan yang digunakan untuk menangani kekerasan di sekolah, termasuk peningkatan sistem, pelatihan untuk guru dan staf, serta keterlibatan orang tua. Penguatan peraturan dan sosialisasi kepada siswa tentang hak-hak mereka juga sangat diperlukan agar mereka dapat lebih berani melapor jika menghadapi kekerasan.

Dalam diskusi tersebut, Ubaid juga menekankan pentingnya kehadiran sistem monitoring yang efektif. Dengan adanya data yang akurat dan rutin tentang kasus-kasus kekerasan di sekolah, diharapkan pihak terkait dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih konkret dan terarah. Sementara itu, peningkatan kesadaran mengenai kekerasan di lingkungan sekolah perlu dilakukan agar semua pihak tahu bahwa masalah ini harus menjadi perhatian kita bersama.

Kekerasan di sekolah adalah masalah yang kompleks dan memerlukan perhatian serius dan tindakan nyata dari semua elemen masyarakat. Tanpa adanya langkah konkret dalam pencegahan dan penanganan, kekerasan di sekolah akan terus berkembang dan berdampak negatif terhadap generasi muda. Pemerintah harus lebih proaktif dalam menciptakan kebijakan yang mendukung keamanan siswa, bukan sekadar menanggapi ketika masalah tersebut muncul.

Pentingnya pendekatan yang lebih holistik dan sistematis dalam menangani kekerasan di sekolah tidak dapat diremehkan. Keterlibatan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan, pemerintah, dan masyarakat, sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif. Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan angka kekerasan di sekolah bisa ditekan secara signifikan, dan setiap siswa dapat merasa aman saat menjalani proses pendidikan mereka.

Ketidakseriusan dalam menangani masalah ini menunjukkan bahwa ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, harapan Ubaid dan banyak pihak lain adalah adanya langkah nyata agar kekerasan di sekolah bisa segera menurun dan bisa diatasi dengan baik. Melalui upaya bersama yang terintegrasi, diharapkan masa depan pendidikan di Indonesia dapat lebih cerah, aman, dan bebas dari kekerasan.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button