Gaya Hidup

Simak 7 Makanan Pemicu Sakit Kepala Migrain yang Perlu Dihindari

Sakit kepala migrain merupakan kondisi yang umum terjadi di kalangan masyarakat dan seringkali menyakitkan. Gejala sakit kepala ini biasanya ditandai dengan rasa sakit berdenyut yang muncul di satu sisi kepala dan berlangsung selama beberapa waktu. Meskipun banyak faktor yang dapat memicu migrain, salah satu penyebab yang tidak boleh diabaikan adalah konsumsi makanan dan minuman tertentu. Menyadari potensi faktor pemicu dari makanan ini sangat penting, apalagi bagi mereka yang sering mengalami migrain.

Menurut laporan, sakit kepala migrain seringkali dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti stres dan kelelahan. Namun, makanan dan minuman juga terbukti memiliki kontribusi signifikan dalam memicu serangan migrain. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa reaksi terhadap makanan bisa sangat berbeda pada setiap individu. Oleh karena itu, mengenali dan menghindari makanan pemicu adalah langkah yang bijak.

Kacang-kacangan menjadi salah satu kelompok makanan yang perlu diwaspadai. Kacang-kacangan, termasuk di dalamnya selai kacang, telah diidentifikasi oleh The Association of Migraine Disorders sebagai pemicu umum sakit migrain. Hal ini disebabkan oleh kandungan fenilalanina yang ada pada kacang, yaitu asam amino yang dapat mempengaruhi tonus pembuluh darah yang berkaitan dengan migrain.

Selanjutnya, alkohol juga merupakan pemicu yang sering diabaikan. Sebuah studi pada tahun 2018 menemukan bahwa 35,6% penderita migrain melaporkan bahwa mereka mengalami sakit kepala setelah mengonsumsi minuman beralkohol. Khususnya, 77,8% dari mereka menyebutkan bahwa anggur, terutama anggur merah, menjadi penyebab yang paling umum. Senyawa-senyawa tertentu seperti tanin dan flavonoid dalam anggur merah diduga berkontribusi terhadap timbulnya migrain.

Kafein mungkin terdengar mengejutkan sebagai pemicu migrain, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan dapat berkontribusi pada terjadinya serangan. Namun, menghentikan konsumsi kafein secara mendadak juga bisa menimbulkan gejala serupa. Oleh sebab itu, disarankan agar individu yang rentan mengurangi asupan kafein secara bertahap.

Makanan olahan seperti keju tua juga berpotensi mempertajam rasa sakit migrain. Keju jenis gorgonzola, camembert, dan cheddar mengandung senyawa bernama tyramine. Senyawa ini berinteraksi dengan neurotransmitter dalam tubuh dan dapat memicu migrain pada beberapa orang. Oleh karena itu, penghindaran terhadap keju tua bisa menjadi pilihan bijak bagi penderita migrain.

Selain itu, daging yang diawetkan atau daging olahan, seperti hot dog, sosis, dan sandwich, juga harus dihindari. Daging-daging tersebut seringkali mengandung bahan pengawet, seperti natrium nitrat, yang dikenal sebagai salah satu zat pemicu migrain. Mengontrol konsumsi daging olahan bisa membantu mengurangi frekuensi serangan sakit kepala.

Kehadiran monosodium glutamat (MSG) dalam makanan juga perlu dicermati. MSG, yang merupakan garam natrium dari asam glutamat, memiliki potensi untuk memicu migrain. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 menyarankan agar penderita migrain menghindari makanan yang mengandung MSG, terutama jika mereka mengalami migrain kronis.

Terakhir, aspartam, pemanis buatan yang lazim ditemukan dalam makanan dan minuman kemasan, juga bisa menjadi penyebab munculnya migrain. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa konsumsi aspartam secara berlebihan dapat memicu sakit kepala migrain pada sebagian orang.

Bagi yang mengalami serangan migrain, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meredakan rasa sakit. Cleveland Clinic merekomendasikan beristirahat di ruang gelap dan tenang, memijat kulit kepala, serta menekan pelipis dengan gerakan memutar. Selain itu, menjaga ketenangan dengan bermeditasi serta mengonsumsi obat sakit kepala atau migrain juga bisa menjadi pilihan strategis.

Mengenali dan menghindari makanan yang dapat memicu migrain adalah langkah penting bagi individu yang rentan terhadap serangan ini. Dengan memahami hubungan antara makanan dan sakit kepala, diharapkan penderita migrain dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengurangi frekuensi serangan, meningkatkan kualitas hidup, dan mendapatkan perawatan yang lebih baik. Dengan perhatian lebih terhadap makanan yang dikonsumsi, diharapkan penderita migrain dapat mengelola kondisi mereka dengan lebih efektif.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button