Gaya Hidup

Simak 4 Penyebab Rasa Malas dan Cara Efektif Mengatasinya untuk Tingkatkan Produktivitas

Setiap orang pasti pernah merasakan rasa malas, tetapi dapat sulit untuk mengetahui apa yang menjadi penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya. Merujuk pada penelitian terbaru, rasa malas tidak hanya disebabkan oleh faktor internal tetapi juga banyak dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang bersifat sosial dan lingkungan. Menyadarkan diri adalah salah satu solusi utama untuk mengatasi masalah ini.

Mengutip dari laman everydayhealth.com (19/8/2024), sebuah survei oleh Pew Research Center pada tahun 2019 menunjukkan bahwa mayoritas warga Amerika berpikir bahwa masyarakat saat ini lebih malas dibandingkan generasi sebelumnya. Fenomena ini tentu saja memanfaatkan perhatian para ahli untuk meneliti lebih dalam mengenai akar permasalahannya.

Manajemen emosi yang kurang baik menjadi salah satu penyebab utama munculnya rasa malas. Tim Pychyl, seorang peneliti dan profesor, berpendapat bahwa pikiran untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sering kali dapat menimbulkan rasa cemas, sehingga seseorang berusaha melawan rasa cemas ini dengan cara menunda pekerjaannya. Ia menegaskan, “Orang-orang mengira penundaan adalah masalah manajemen waktu, tetapi sebenarnya itu adalah masalah manajemen emosi.” Pandangan ini menambah wawasan bahwa, terkadang, apa yang kita anggap hanya sebagai kebiasaan buruk bisa jadi merupakan manifestasi dari emosi yang tidak terkelola.

Selain itu, usia juga memiliki peran penting dalam tingginya tingkat penundaan. Remaja dan orang muda biasanya lebih cenderung menunda-nunda dibandingkan orang dewasa. Hal ini berkaitan dengan fungsi eksekutif otak yang belum matang, yang membantu mengendalikan reaksi ketika emosi dan mengarahkan perilaku untuk jangka panjang. Dengan demikian, penting bagi generasi muda untuk mendapatkan bimbingan agar dapat mengelola tanggung jawab dan memperkuat kemampuan manajemen diri.

Kebiasaan yang terbentuk juga menjadi faktor yang signifikan. Wendy Wood, seorang peneliti sekaligus profesor psikologi, menyatakan bahwa jika otak dibiasakan mengatasi rintangan dengan cara menghindarinya, maka akan sulit bagi individu untuk menghilangkan kebiasaan tersebut. “Kebiasaan muncul dari tindakan yang diulang-ulang secara konsisten yang memberikan Anda kenikmatan langsung,” ungkapnya. Berbagai aktivitas yang dianggap menyenangkan menjadi hal yang menarik, sehingga kita cenderung mengulangi perilaku tersebut dan menjadikannya kebiasaan.

Lalu, lingkungan di sekitar kita juga memiliki pengaruh besar terhadap rasa malas. Peneliti menunjukkan bahwa sifat malas dapat dipelajari. Jika teman-teman di sekitar Anda memiliki kebiasaan menunda-nunda pekerjaan, ada kemungkinan besar Anda pun akan terpengaruh oleh kebiasaan tersebut. Dengan situasi sosial yang demikian, mengubah lingkungan adalah salah satu langkah penting untuk meningkatkan produktivitas.

Mengingat banyaknya faktor penyebab, penting untuk mengetahui cara melawan atau mengatasi rasa malas. Salah satu tips yang dapat diterapkan adalah melakukan lebih sedikit, bukan lebih banyak. Inti dari cara ini bukanlah menyelesaikan lebih banyak pekerjaan, tetapi lebih kepada mengidentifikasi apa yang paling penting dan mengesampingkan sisanya. Penetapan prioritas adalah kunci untuk menjaga fokus dan motivasi.

Selanjutnya, menetapkan jadwal secara spesifik juga dapat membantu. Menurut Pychyl, penundaan sering kali dipicu oleh "niat yang tidak jelas." Dengan membuat rencana yang lebih terstruktur, misalnya merencanakan waktu dan tempat untuk berolahraga, membuat cara ini lebih mudah diikuti. Mengatur pengingat di gadget bisa menjadi langkah tambahan untuk memastikan bahwa Anda tidak melewatkan kegiatan yang sudah direncanakan.

Mengubah pandangan terhadap pekerjaan agar menjadi menyenangkan juga merupakan strategi yang efektif. Misalnya, ketika merasa malas untuk berolahraga, Anda bisa mendengarkan podcast menarik tentang olahraga sembari berlari. Dengan cara ini, Anda akan memandang aktivitas yang mungkin membosankan menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menarik.

Dalam menghadapi rasa malas, penting untuk menyadari diri sendiri. Latihan kesadaran menjadi salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan kesadaran terkait pentingnya menghindari rasa malas. Melalui latihan kesadaran, seseorang dapat mengabaikan gangguan dan tetap fokus pada pekerjaannya. Hal ini mendapatkan pengakuan sebagai cara yang efektif dalam mengatasi penundaan dan malas yang sering kali mengganggu produktivitas.

Kesadaran atas masalah ini bukan hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga mencakup pola sosial yang ada di sekitar. Menciptakan kultur yang positif dan suportif dalam lingkungan sosial dapat meningkatkan motivasi serta mengurangi faktor-faktor yang menimbulkan rasa malas. Pendekatan menyeluruh yang melibatkan pemahaman terhadap psikologi individu, kebiasaan, dan dinamika sosial menjadi penting untuk mengatasi fenomena rasa malas secara lebih efektif.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button