Sering kali, kita tidak menyadari seberapa banyak gula yang kita konsumsi dalam sehari-hari. Dalam makanan yang terlihat sehat sekalipun, sering terdapat kandungan gula yang tinggi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi gula lebih dari 50 gram per hari, dan idealnya di bawah 25 gram. Selain itu, American Heart Association juga merekomendasikan batasan untuk wanita maksimal 6 sendok makan dan pria 9 sendok makan per hari. Namun, banyak orang yang menyadari bahwa jumlah konsumsi gula mereka jauh di atas rekomendasi tersebut.
Kondisi ini disebabkan oleh fakta bahwa gula tidak hanya terdapat dalam makanan manis seperti kue dan permen, tetapi juga tersembunyi dalam banyak makanan olahan. Nama-nama yang berbeda untuk gula dalam bahan-bahan makanan antara lain sukrosa, fruktosa, dekstrosa, dan sirup jagung, yang sering muncul tanpa disadari oleh konsumen saat mereka berbelanja.
Beberapa ciri tubuh yang mungkin menjadi tanda bahwa seseorang kelebihan gula dapat membantu kita lebih waspada akan konsumsi gula dalam kehidupan sehari-hari. Dr. Lela Ahlemann, seorang spesialis dalam bidang dermatologi, menyebutkan beberapa ciri-ciri ini.
Pertama, berat badan yang tiba-tiba naik dan rasa lapar yang terus menerus. Bila seseorang mengonsumsi terlalu banyak gula, ia akan sering merasa lapar meski baru saja makan. Hal ini disebabkan oleh gula yang meningkatkan kadar glukosa darah dalam waktu singkat tetapi tidak memberi rasa kenyang yang lama. Gula mengandung banyak kalori, dan tanpa serat yang cukup, seseorang cenderung akan merasa lapar lagi dan makan lebih banyak, yang pada akhirnya berujung pada peningkatan berat badan.
Kedua, munculnya jerawat. Kenaikan kadar gula dalam darah berkontribusi terhadap lonjakan insulin, yang akan berimbas pada peningkatan hormon IGF-1. Hormon ini merangsang kelenjar sebaceous dan menyebabkan keratinisasi berlebih, sehingga mengakibatkan pori-pori tersumbat dan menghantarkan pada masalah jerawat. Oleh karena itu, seseorang yang mengalami jerawat dapat memeriksa asupan gula dalam pola makannya.
Ketiga, peningkatan ngidam dan perubahan suasana hati juga menjadi tanda kelebihan gula. Kondisi ini terjadi ketika konsumsi gula menyebabkan lonjakan cepat kadar glukosa dalam darah yang segera diikuti dengan penurunan, yang dapat menyebabkan hipoglikemia. Penurunan ini memicu keinginan untuk kembali mengonsumsi makanan manis, dan dalam beberapa kasus juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang cepat, membuat seseorang mudah tersulut emosi atau marah.
Keempat, peradangan dan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Gula yang berlebihan dapat mengganggu penyerapan di usus halus. Saat gula sederhana seperti glukosa dan fruktosa terkumpul di usus besar, ia menjadi makanan bagi bakteri usus yang dapat memicu peradangan. Endotoksin yang dihasilkan oleh bakteri tersebut dapat masuk ke aliran darah dan menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, melemahkan sistem imun dan mempercepat proses penuaan.
Kelima, gejala penuaan dini. Penelitian menunjukkan asupan gula yang tinggi berkontribusi pada pembentukan produk akhir glikasi lanjutan (AGE). Ketika AGE terbentuk dalam jumlah berlebihan, kualitas kolagen di tubuh berkurang, membuat kulit lebih rentan terhadap keriput dan penampilan penuaan dini.
Mengetahui ciri-ciri ini adalah langkah awal untuk mengontrol dan mengurangi konsumsi gula. Dr. Ahlemann memberikan beberapa saran praktis untuk menurunkan asupan gula. Pertama, penting untuk membaca label makanan dengan cermat dan memilih produk dengan kandungan gula yang rendah. Selanjutnya, lebih baik mengkonsumsi makanan segar seperti sayuran dan buah-buahan yang lebih alami. Para ahli juga merekomendasikan agar kita membatasi konsumsi minuman manis seperti soda, jus buah, dan minuman energi. Lebih baik memilih pemanis alami seperti stevia atau madu, namun tetap dalam jumlah yang terbatas dan memperhatikan porsi saat mengonsumsi makanan manis.
Dengan menerapkan cara-cara ini, bukan hanya kualitas kesehatan yang dapat ditingkatkan, tetapi juga risiko penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung dapat diminimalkan. Penting bagi setiap individu untuk lebih sadar akan apa yang mereka konsumsi dan memahami bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan jangka panjang mereka.
Sebagai penutup, meskipun gula memberikan rasa yang menyenangkan dalam makanan, perhatikan konsumsi gula Anda dan identifikasi tanda-tanda yang menunjukkan kelebihan gula dalam tubuh agar dapat mengambil tindakan yang tepat dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.