Adu laris mobil asal China dalam pasar otomotif Indonesia semakin intensif hingga September 2024. Merek BYD, yang merupakan pendatang baru di kelas kendaraan listrik, menunjukkan performa penjualan yang mengesankan dan berambisi mengejar posisi Wuling sebagai merek mobil China terlaris di Indonesia. Data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat bahwa penjualan mobil China secara keseluruhan mencapai 5.595 unit pada bulan September 2024, dengan total penjualan sepanjang tahun mencapai 34.412 unit.
Wuling masih memimpin pasar dengan penjualan mencapai 13.914 unit dari Januari hingga September 2024, dan mencatat angka penjualan sebanyak 2.004 unit pada bulan September. Merek ini terus mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam segmen mobil China, didukung oleh berbagai model yang mereka tawarkan, termasuk produk dalam kategori Battery Electric Vehicle (BEV) seperti Wuling Air ev dan Wuling Binguo EV.
Sementara itu, BYD berhasil mencatatkan penjualan sebesar 8.536 unit dalam waktu singkat hanya dalam empat bulan, berkat strategi peluncuran produk yang agresif dan pemasaran yang efektif. Merek ini berhasil menggeser posisi Chery, yang sebelumnya memiliki penjualan 6.190 unit. Keberhasilan BYD di pasar Indonesia bisa dilihat dari kehadiran empat model mobil yang telah diperkenalkan, yaitu BYD M6 (MPV), BYD Atto 3 (SUV), hatchback BYD Dolphin, dan sedan BYD Seal.
Chery, dalam posisinya sebagai merek ketiga terlaris, hanya mampu menjual 673 unit pada bulan September dan total 6.190 unit sepanjang tahun. Beberapa model yang ditawarkan oleh Chery seperti Omoda E5 EV dan Tiggo 8 dicatat sebagai produk yang cukup diminati. Merek Morris Garage (MG) dan DFSK juga berada di peringkat selanjutnya, dengan penjualan masing-masing 388 unit dan 110 unit pada bulan September.
Dalam konteks penjualan mobil secara keseluruhan di Indonesia, angka menurun dibuktikan melalui data yang menunjukkan bahwa penjualan mobil secara wholesales di Indonesia tercatat sebanyak 72.667 unit pada September 2024, turun 9,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai 79.919 unit. Penjualan ritel juga mengalami penurunan, dengan total penjualan mencapai 72.366 unit, atau ambles 10,6% dari 80.984 unit pada September 2023.
Performa BYD yang mengesankan mencerminkan meningkatnya minat konsumen terhadap kendaraan listrik di tengah berbagai inisiatif pemerintah untuk mempromosikan mobil ramah lingkungan. Kontribusi BYD cukup signifikan terhadap peningkatan penjualan mobil China di pasar Indonesia, meski masih dalam tahap awal penetrasi pasar.
Dengan total penjualan mobil secara wholesales dari Januari hingga September 2024 tercatat sebesar 633.218 unit, menunjukkan penurunan 16,2% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. Penjualan ritel juga mengalami penurunan 11,9%, mencerminkan tantangan yang harus dihadapi industri otomotif domestik.
Daftar merek mobil China terlaris hingga September 2024 menunjukkan tren kompetisi yang sangat ketat. Wuling masih menjadi yang teratas dengan penjualan yang stabil, diikuti BYD yang menunjukkan pertumbuhan pesat, dan di belakang ada Chery serta Morris Garage yang kini berjuang untuk mempertahankan pangsa pasar mereka. Ini menunjukkan bagaimana pasar otomotif Indonesia menjadi arena persaingan yang semakin sengit antara merek lokal dan internasional, terutama dari Negeri Tirai Bambu.
Keberanian BYD untuk memasarkan produk-produk inovatif dan ramah lingkungan mungkin menjadi faktor kunci dalam mengejar ketertinggalan dari Wuling. Apalagi, kebutuhan akan kendaraan ramah lingkungan terus meningkat seiring kesadaran masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan di sektor otomotif.
Sebagai informasi tambahan, saat ini BYD dan Wuling berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan teknologi kendaraan listrik dan menyediakan opsi yang beragam untuk konsumen, baik dalam varian BEV maupun hybrid. Wuling, yang lebih dulu hadir dan menguasai pasar, kini menghadapi tantangan dari BYD, yang lambat laun menjadikan Indonesia sebagai salah satu pangsa pasar strategis untuk ekspansi mereka di Asia Tenggara.
Ketika pasar otomotif di Indonesia terus berkembang pesat, persaingan di antara merek-merek mobil China bukan hanya sekadar angka penjualan. Ini juga mencerminkan preferensi konsumen yang beralih ke solusi otomotif yang lebih berkelanjutan, inovatif, dan efisien. Dengan dinamika yang sedang berlangsung, akan menarik untuk melihat langkah-langkah strategis selanjutnya dari kedua merek dalam mengamankan dan memperluas pangsa pasar mereka di Indonesia.