Tindakan operasi sedot lemak, atau yang lebih dikenal dengan istilah liposuction, kembali menjadi topik hangat setelah kabar tragis mengenai seorang selebgram di Depok yang meninggal setelah menjalani prosedur tersebut. Kasus ini menyoroti pentingnya pemilihan dokter dan fasilitas yang tepat untuk menjalankan tindakan estetika tersebut. Menurut informasi yang diperoleh, operasi ini dilakukan oleh seorang dokter umum bersertifikat estetika di sebuah klinik pratama, yang menuai banyak kritik dari berbagai pihak termasuk para ahli medis.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik (Perapi), Qory Haly, menegaskan bahwa dokter umum bersertifikat tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan pembedahan sedot lemak. Sertifikat yang dimiliki dokter hanya mencerminkan pemahaman mereka tentang ilmu pengetahuan di bidang estetika, bukan merupakan pengakuan kompetensi dari negara. Qory menjelaskan, "Sertifikat khusus itu hanya untuk keilmuan, artinya dokter itu memahami atau mengetahui keilmuan mengenai tindakan estetik. Tapi dalam pelaksanaannya tentu tidak dilandaskan oleh legalitas."
Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur sedot lemak. Qory Haly menyarankan agar setiap calon pasien berinteraksi langsung dengan dokter yang akan melakukan prosedur tanpa melalui perwakilan, seperti asisten atau konsultan dari klinik. "Bertemu dokter, tahu nama atau wajahnya. Bisa browsing website KKI ataupun IDI untuk melihat apakah dokter ini memiliki kompetensi untuk melakukan bedah plastik," imbuhnya.
Prosedur sedot lemak yang dilakukan dengan benar di bawah pengawasan dokter spesialis secara umum dianggap aman. Qory menyatakan bahwa, "Tindakan liposuction itu aman asalkan sesuai dengan prosedur penanganan komplikasinya. Kemudian juga dilakukan oleh dokter yang berkompeten, dalam hal ini spesialis yang diakui oleh KKI." Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa fasilitas yang digunakan memenuhi standar yang ditetapkan.
Sementara itu, sedot lemak merupakan salah satu tindakan operasi plastik yang paling banyak diminati di Indonesia. Prosedur ini, selain dilakukan untuk alasan kosmetik, juga dapat digunakan untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan, seperti nyeri pada kaki akibat kelebihan berat badan. Qory menjelaskan, "Ada pasien yang harus sedot lemak karena alasan kesehatan. Misalnya, pasien yang alami nyeri kaki di lutut akibat berat badan berlebih bisa jadi perlu tindakan tersebut."
Namun, Qory menegaskan bahwa sedot lemak bukanlah metode untuk menurunkan berat badan secara keseluruhan. "Walaupun dengan mengurangi beberapa lapisan lemak memang bisa mengurangi sedikit berat badan, tapi bukan itu tujuannya. Tujuan utama adalah membentuk tubuh menjadi lebih ideal," jelasnya.
Dalam kasus selebgram yang meninggal tersebut, publik pun diminta untuk lebih berhati-hati dalam memilih klinik dan dokter untuk melakukan tindakan sedot lemak. Informasi yang tepat dan transparansi mengenai prosedur bisa membantu mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Pihak berwenang dan masyarakat medis juga terus meningkatkan edukasi kepada orang-orang untuk memahami risiko dan manfaat dari prosedur sedot lemak. Hal ini penting agar konsumen dapat membuat keputusan yang lebih baik dan mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi yang fatal.
Berbagai kegiatan dan kampanye dilakukan oleh Perapi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilih dokter yang berkompeten. Mereka mendorong calon pasien untuk proaktif dalam mencari informasi dan mencari tahu lebih jauh tentang latar belakang serta pengalaman dokter yang akan melakukan prosedur.
Akhirnya, pasca kejadian menyedihkan ini, diharapkan masyarakat lebih selektif dan cerdas dalam memilih layanan kesehatan estetik. Setiap tindakan medis, terutama yang bersifat invasif seperti sedot lemak, haruslah dilakukan oleh tenaga medis yang bersertifikat dan terlatih untuk memastikan keselamatan pasien.
