Jarak geografis yang memisahkan Indonesia dengan negara-negara Karibia menjadi penghambat utama dalam pengembangan hubungan perdagangan. Selain faktor jarak, terdapat tantangan lain yang tidak kalah signifikan, yaitu pasar Karibia yang kurang terjamah oleh pelaku bisnis Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Komite Amerika Tengah, Kuba dan CARICOM dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Prasetyo Singgih. Menurutnya, potensi pasar di kawasan Karibia sangat besar, namun belum dioptimalkan sepenuhnya oleh perusahaan-perusahaan Indonesia.
Prasetyo menyampaikan bahwa Karibia merupakan pasar yang relatif tidak terjamah dan ini menjadi salah satu kendala utama. Bagi perusahaan kecil dan menengah, hal ini sebenarnya memberi peluang, karena mereka tidak akan menghadapi banyak kompetitor dari Indonesia. Namun, di sisi lain, bagi perusahaan besar, kesulitan muncul dari fakta bahwa negara-negara di kawasan Karibia memiliki populasi kecil dan terkadang tidak menganggap menarik untuk melayani masing-masing negara kecil secara individual.
“Mereka (negara-negara Karibia) kadang tidak mau meladeni negara-negara kecil itu satu per satu,” ujar Prasetyo saat konferensi pers Indonesia-Latin America and Carribean (INALAC) di Jakarta, pada 27 Agustus 2024. Untuk mengatasi kendala ini, KADIN merencanakan pembentukan trading company di wilayah Amerika Tengah. Langkah ini dilakukan untuk mengakomodasi pembelian produk Indonesia dalam jumlah yang lebih besar dan kemudian dijual dalam lot yang lebih kecil kepada negara-negara kecil di Karibia.
Prasetyo mengemukakan bahwa campaign pasar ini diharapkan dapat mengubah pandangan perusahaan-perusahaan besar terhadap potensi bisnis di kawasan ini. “Kalau mereka diminta untuk langkah, perusahaan besar hanya mengirim satu atau dua kontainer buat mereka kurang menarik,” jelasnya. Rencana ini mencerminkan upaya KADIN untuk menjembatani kebutuhan tersebut dan berharap badan hukum untuk trading company tersebut akan terbentuk dalam waktu dekat.
Sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat hubungan dagang, Indonesia-Latin America and Carribean (INALAC) Business Forum akan kembali diadakan, kali ini di Lima, Peru, pada 11-14 September. Forum ini diharapkan menarik perhatian para pelaku bisnis dari Indonesia dan negara-negara Amerika Latin serta Karibia. Direktur Jenderal Amerika dan Eropa (Amerop) Kementerian Luar Negeri RI, Umar Hadi, berharap bahwa forum ini dapat menjadi jembatan bagi peningkatan kerja sama bisnis.
Kendala lainnya yang kurang terungkap adalah keterbatasan informasi tentang pasar Karibia dan kondisi ekonomi lokal di masing-masing negara. Hal ini membuat pelaku bisnis Indonesia cenderung berhati-hati dalam merambah pasar baru tersebut. Minimnya infrastruktur yang mendukung aksesibilitas serta kurangnya jaringan distribusi juga menjadi faktor penghambat.
Penting untuk dicatat bahwa sikap politik dan kebijakan perdagangan di negara-negara Karibia juga dapat mempengaruhi hubungan ekonomi antar negara. Dalam konteks ini, kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi kemitraan perdagangan. Dengan mengembangkan kerjasama antara kedua belah pihak, diharapkan akan ada lebih banyak investasi dan pertukaran yang saling menguntungkan.
Dengan langkah-langkah strategis yang diambil oleh KADIN dan dukungan dari pemerintah, diharapkan tantangan yang ada dapat diatasi. Inisiatif untuk membentuk trading company di Amerika Tengah merupakan bagian dari strategi besar untuk meningkatkan kehadiran Indonesia di pasar yang sebelumnya terabaikan. Hari-hari ke depan akan menjadi penentu bagi pelaku bisnis Indonesia untuk memanfaatkan kesempatan yang ada di kawasan Karibia.
Prasetyo menekankan pentingnya untuk membangun hubungan yang baik dan saling menguntungkan dengan negara-negara di kawasan tersebut. "Kita harus memastikan bahwa semua rencana yang dibuat dapat diimplementasikan dengan baik agar pasar ini tidak hanya menjadi impian, tetapi juga menjadi kenyataan yang dapat dirasakan hasilnya oleh semua pihak," tambahnya.
Dengan berbagai inisiatif ini, diharapkan hubungan perdagangan antara Indonesia dan negara-negara Karibia akan semakin membaik. Tantangan yang ada seharusnya tidak menjadi penghalang, melainkan menjadi pendorong untuk menemukan solusi yang inovatif dan efektif. KADIN dan pelaku usaha di Indonesia harus tetap optimis dan proaktif dalam menjalin kerja sama dan memperluas cakupan pasar.