Pendidikan

Sejarah Hari Kemanusiaan Sedunia: Berangkat dari Fakta Kelam untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Hari Kemanusiaan Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 19 Agustus, merupakan momentum penting bagi masyarakat global dalam memperkuat solidaritas dan kerjasama di bidang kemanusiaan. Peringatan yang resmi ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini tidak hanya sekadar seremonial, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya tanggung jawab bersama dalam menghadapi tantangan kemanusiaan yang kian meningkat.

Latar belakang Hari Kemanusiaan Sedunia berakar dari peristiwa tragis yang menimpa markas besar PBB di Baghdad, Irak, pada tahun 2003. Serangan tersebut menewaskan 22 pekerja kemanusiaan yang sedang berupaya memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak perang dan konflik. Sejak saat itu, setiap tahun, pada tanggal yang sama, dunia diingatkan untuk mengenang dan merayakan kontribusi para pekerja kemanusiaan yang berjuang di garis depan untuk membantu mereka yang paling rentan.

Misi Hari Kemanusiaan Sedunia tidak hanya terbatas pada penghormatan kepada para pekerja kemanusiaan yang telah mengorbankan hidup mereka, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global mengenai tantangan yang dihadapi dalam memberikan bantuan. Setiap tahun, PBB meluncurkan kampanye tahunan yang bertujuan untuk mendorong masyarakat untuk terlibat dalam berbagai inisiatif yang mendukung kemanusiaan. Sejak dimulainya kampanye ini pada tahun 2009, kesadaran akan isu-isu kemanusiaan terus berkembang, meskipun tantangan besar tetap ada.

Data menunjukkan sebuah fakta mencolok bahwa dalam periode 2019, terdapat sekitar 483 staf bantuan yang menjadi korban penculikan, serangan, atau bahkan dibunuh. Situasi ini semakin diperparah dengan pandemi COVID-19, yang membuat akses terhadap bantuan kemanusiaan menjadi semakin sulit. Di tengah krisis global ini, meskipun banyak pekerja kemanusiaan berupaya dengan segala daya, serangan-serangan tetap terjadi. Pada 19 Agustus 2023, misalnya, sebuah serangan bom di Hotel Canal, Baghdad, menewaskan 22 pekerja bantuan. Peristiwa ini mendorong refleksi mendalam akan kondisi keselamatan para pekerja kemanusiaan yang sering kali menghadapi risiko tinggi.

Momen peringatan ini menggugah kalangan akademik untuk turut berperan dalam isu kemanusiaan. Jurusan Hubungan Internasional (HI) menjadi salah satu program studi yang banyak diminati, karena memberikan pemahaman mendalam mengenai dinamika politik global, kebijakan luar negeri, serta kontribusi dalam bantuan kemanusiaan. Program ini memungkinkan mahasiswanya untuk terlibat langsung pada isu-isu yang berhubungan dengan perkembangan global dan tantangan kemanusiaan.

Seiring dengan peningkatan perhatian terhadap pendidikan yang berfokus pada isu-isu kemanusiaan, sejumlah universitas di luar negeri menawarkan program unggulan di bidang Hubungan Internasional. Universitas-universitas di Australia, seperti University of New South Wales (UNSW) Sydney, Griffith University, dan Australian National University, dikenal memiliki kurikulum yang memungkinkan siswa mempelajari dengan lebih baik tantangan-tantangan dalam memberikan bantuan internasional. Selain itu, Inggris dengan universitas terkemuka seperti University of Warwick dan King’s College London, juga menjadi tempat yang menarik untuk mempelajari isu-isu kemanusiaan secara global.

Tak hanya itu, Irlandia juga menawarkan pendidikan dengan biaya terjangkau dan kualitas tinggi di bidang ini, dengan universitas-universitas yang menduduki peringkat tinggi di dunia, seperti Dublin City University dan University College Dublin. Keberagaman program studi di berbagai negara memberikan banyak pilihan bagi mahasiswa internasional untuk terlibat dan berkontribusi dalam misi kemanusiaan global.

Dalam setiap peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia, penting bagi kita untuk menyadari bahwa tantangan yang dihadapi dunia bukan sekadar lembaga atau individu, tetapi tanggung jawab kita sebagai komunitas global. Kontribusi nyata tidak selalu berwujud bantuan finansial, tetapi juga edukasi, peningkatan kesadaran, dan tindakan kolektif yang mendukung upaya-upaya kemanusiaan.

Sebagai bagian dari refleksi ini, kita diingatkan untuk terus berkomitmen terhadap tujuan pencapaian keadilan sosial dan kemanusiaan. Dengan meningkatkan solidaritas dan kerjasama, diharapkan setiap individu dapat berkontribusi meskipun dalam skala kecil terhadap perbaikan keadaan manusia di seluruh dunia.

Hari Kemanusiaan Sedunia adalah pernyataan bahwa masih ada harapan untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan. Setiap orang memiliki perannya masing-masing dalam membantu sesama, baik melalui pendidikan, penyadaran, atau bahkan tindakan langsung dalam menghadapi tantangan-tantangan yang mengancam kesejahteraan manusia. Dalam semangat ini, penting bagi kita untuk terus memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

Melalui peringatan ini, kita diingatkan untuk tidak hanya peduli pada yang terjadi di sekitar kita, tetapi agar juga aktif berkontribusi dalam menciptakan perubahan. Hari Kemanusiaan Sedunia menjadi lebih dari sekadar tanggal; ini adalah panggilan untuk bertindak dan menjawab tantangan kemanusiaan yang ada, baik lokal maupun global.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button