Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street kembali menunjukkan pergerakan yang bervariasi pada Selasa malam waktu setempat (Rabu pagi WIB). Investor tengah memproses dampak dari aksi jual pasar obligasi yang terjadi baru-baru ini, sambil bersiap menghadapi laporan laba dari perusahaan-perusahaan besar. Dalam perdagangan hari tersebut, indeks Dow Jones Industrial Average tercatat turun 6,71 poin atau setara dengan 0,02 persen, berakhir di level 42.924,89. Indeks S&P 500 juga mengalami penurunan, dengan mengakhiri hari turun 2,78 poin atau 0,05 persen, sehingga berada di level 5.851,2. Di sisi lain, Indeks Nasdaq Composite mengalami sedikit kenaikan, dengan tambahan 33,12 poin atau 0,18 persen, mencapai 18.573,13.
Kondisi sektor S&P 500 menunjukkan bahwa enam dari sebelas sektor utama berakhir di zona merah. Sektor industri dan material memimpin penurunan, masing-masing turun sebesar 1,19 persen dan 0,86 persen. Sebaliknya, sektor barang kebutuhan pokok konsumen dan layanan komunikasi menjadi pendorong utama kenaikan, masing-masing meningkat sebesar 0,92 persen dan 0,35 persen.
Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap dinamika ini adalah lonjakan imbal hasil obligasi Pemerintah AS yang telah meningkat hampir 50 basis poin selama bulan lalu, mencapai sekitar 4,2 persen, yang merupakan level tertinggi sejak Juli. Lonjakan imbal hasil tersebut terjadi sebagai respons terhadap data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan dan meningkatnya kekhawatiran bahwa penurunan inflasi menuju target Federal Reserve sebesar dua persen mungkin memerlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.
Keadaan ini menciptakan ketidakpastian di kalangan investor, terutama terkait apakah Federal Reserve akan memangkas suku bunga dalam pertemuan November yang akan datang, serta mengenai laju pemangkasan suku bunga di tahun yang akan datang. Menurut CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga pada bulan November diperkirakan mencapai 88 persen. Namun, proyeksi untuk pemangkasan suku bunga di masa depan mengalami penurunan dibandingkan dengan perkiraan pada bulan September dan awal Oktober.
Kekhawatiran terhadap prospek pasar saham juga dilihat dari prakiraan yang dibuat oleh Goldman Sachs, yang menyatakan bahwa S&P 500 diperkirakan akan berkinerja lebih buruk dibandingkan sekuritas Treasury AS. Menariknya, terdapat peluang sebesar 72 persen untuk S&P 500 menghasilkan laba yang lebih rendah daripada Treasury, dan 33 persen kemungkinan laba tidak dapat mengimbangi inflasi hingga tahun 2034. Kondisi ini menegaskan lingkungan yang berpotensi menantang bagi laba ekuitas dalam beberapa tahun mendatang.
Di tengah kondisi tersebut, satu berita positif muncul dari General Motors (GM) yang mengumumkan peningkatan prospek tahunannya untuk ketiga kalinya di tahun ini. Peningkatan ini didorong oleh penjualan kendaraan listrik yang kuat, yang turut mendukung pertumbuhan laba kuartalan dan pendapatan GM. Sebagai dampaknya, saham GM melonjak lebih dari 9,8 persen.
Namun, tidak semua perusahaan mengalami keadaan yang baik. GE Aerospace mencatat penurunan lebih dari sembilan persen, sementara Verizon juga mengalami penurunan sekitar lima persen setelah merilis hasil kuartal ketiga yang beragam. Dalam beberapa hari ke depan, laporan laba dari Tesla sangat dinantikan, dan pasar harus melihat apakah perusahaan yang merupakan bagian dari "Magnificent Seven" ini akan terus mendorong pasar lebih tinggi.
Secara keseluruhan, sentimen pasar saat ini mencerminkan keseimbangan antara harapan untuk pemulihan ekonomi dan kekhawatiran terhadap kenaikan imbal hasil obligasi serta prospek laba perusahaan besar. Investor akan terus memantau perkembangan selanjutnya, terutama menjelang rilis laporan laba perusahaan-perusahaan besar yang diharapkan dapat memberikan panduan lebih jelas mengenai arah pasar di masa mendatang.
Dengan beragam faktor yang mempengaruhi pergerakan indeks dan saham individual, investor saat ini berada dalam fase pengamatan yang intens. Mereka terus mencari sinyal dari laporan laba yang akan datang dan dampaknya terhadap tren jangka pendek serta jangka panjang di pasar modal. Ketidakpastian ini mungkin menjadi tantangan yang cukup signifikan, di mana keputusan investasi harus dilakukan dengan hati-hati, mengingat risiko-risiko yang ada, khususnya terkait dengan inflasi, suku bunga, dan pertumbuhan laba.
Mengingat dinamika pasar yang bergerak cepat dan kompleks, disarankan bagi investor untuk tetap mengikuti informasi terkini dan mengambil langkah yang bijaksana berdasarkan analisis komprehensif terhadap data dan tren yang tersedia. Berita dari Wall Street dalam beberapa waktu ke depan akan sangat menentukan arah pasar saham AS, terutama terkait keberlanjutan pertumbuhan dan potensi penyesuaian dari kebijakan moneter Federal Reserve.