Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tetap stabil di penghujung perdagangan pada Rabu, 18 September 2024, setelah Bank Indonesia (BI) mengambil langkah untuk memangkas suku bunga acuannya ke level 6,00 persen. Menurut data dari Bloomberg, rupiah ditutup pada kisaran Rp15.335 per USD, tidak berbeda dari posisi penutupan hari sebelumnya.
Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menyatakan bahwa meskipun rupiah sempat melemah sebanyak 25 poin, penutupan di level yang sama menunjukkan adanya ketahanan nilai tukar yang patut dicatat. Pandangan serupa juga disampaikan oleh data dari Yahoo Finance, yang mencatatkan nilai tukar rupiah kembali ke level Rp15.329 per USD. Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menunjukkan rupiah berada di level Rp15.350 per USD, yang mengalami penurunan 12 poin dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Keputusan Bank Indonesia dan Implikasi Ekonomi
Pemangkasan suku bunga acuan oleh BI ini merupakan langkah penting yang diambil untuk merangsang pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah kondisi global yang tidak menentu. Di tengah proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen, dengan titik tengah estimasi di angka 5,1 persen, BI menilai bahwa langkah ini dapat mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi yang lebih baik.
Capaian neraca perdagangan Indonesia yang masih mencatat surplus selama 52 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 menjadi salah satu indikator positif bagi perekonomian. Surplus tersebut dianggap memperkuat ketahanan eksternal Indonesia. Dalam tinjauan BI, beberapa parameter ekonomis terkini, seperti keyakinan konsumen yang tinggi dan indikator penjualan eceran yang menunjukkan tren positif, memberikan optimisme bahwa perekonomian dalam negeri berada dalam jalur yang tepat bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.
Analisis dan Harapan Pasar
Langkah BI untuk memangkas suku bunga ini tidak hanya berpotensi untuk mendukung nilai tukar rupiah, tetapi juga diharapkan dapat mendorong aktivitas investasi dan konsumsi di dalam negeri. Ibrahim Assuaibi menggarisbawahi bahwa penurunan suku bunga adalah langkah yang sudah ditunggu-tunggu oleh kalangan pelaku ekonomi, terutama dalam konteks menjelang penurunan suku bunga yang direncanakan oleh Bank Sentral Amerika.
Pemangkasan suku bunga ini adalah yang pertama sejak Februari 2021, ketika BI sebelumnya telah menahan suku bunga pada level yang lebih tinggi untuk merespons ketidakpastian ekonomi global. Selama periode Agustus 2022 hingga April 2024, BI telah menaikkan suku bunga secara signifikan sebesar 275 basis poin. Kini, dengan kondisi ekonomi yang mulai pulih, adalah waktu yang tepat untuk melunakkan kebijakan moneter.
Rupiah dan Tantangan ke Depan
Stabilitas nilai tukar rupiah di tengah pemangkasan suku bunga acuan ini menarik perhatian banyak kalangan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah inflasi yang terkendali dan ketidakpastian geopolitik global yang dapat mempengaruhi arus modal dan nilai tukar. Masyarakat dan pelaku bisnis diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan bijak agar dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Kendati saat ini rupiah menunjukkan ketahanan, faktor eksternal seperti kebijakan moneter negara lain dan perkembangan ekonomi global tetap harus diwaspadai. Pengamat ekonomi memprediksi bahwa jika kondisi pasar tetap kondusif dan dukungan kebijakan dari pemerintah bisa ditingkatkan, maka kemampuan rupiah untuk tetap stabil akan lebih terjaga.
Dengan pendekatan yang tepat dan kolaborasi antara berbagai elemen ekonomi, diharapkan rupiah dapat melanjutkan tren stabilnya, sehingga tidak hanya memberikan kekuatan pada sektor moneter, tetapi juga memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Ketahanan ini juga akan sangat tergantung pada respons perekonomian domestik terhadap kebijakan baru yang diimplementasikan, termasuk dalam hal investasi, konsumsi masyarakat, dan daya saing produk lokal di pasar internasional. Dalam jangka panjang, langkah BI ini bisa menjadi fondasi yang kuat bagi perkembangan ekonomi Indonesia, jika diimbangi dengan kebijakan yang terencana dan eksekusi yang tepat di lapangan.
Melalui langkah-langkah strategis yang dilaksanakan, harapan untuk melihat pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan stabilitas rupiah semakin menguat, menciptakan harapan bagi semua pihak yang terlibat dalam ekosistem ekonomi Indonesia.