Teknologi

RI Punya 2.600 Startup, Peringkat ke-6 di Dunia: Pertumbuhan Inovasi Digital yang Menggembirakan

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini memiliki hampir 2.600 perusahaan rintisan atau startup, menjadikan negara ini meraih peringkat ke-6 secara global dalam hal jumlah startup. Posisi tersebut juga menempatkan Indonesia sebagai yang teratas di kawasan ASEAN. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Sandiaga dalam acara Artificial Intelligence Institute for Progress (AIIP) Launch Day di Jakarta pada Selasa, 6 Agustus 2024.

Sandiaga menambahkan bahwa di antara startup yang ada, terdapat 13 perusahaan yang telah mencapai status unicorn, yang ditandai dengan valuasi lebih dari satu miliar dolar AS. Selain itu, ada 2 startup yang telah memasuki kategori decacorn dengan valuasi yang lebih tinggi lagi, menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam ekosistem startup di Tanah Air.

Populasi Indonesia, yang hampir mencapai 280 juta jiwa, memberikan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi digital. Ia memperkirakan bahwa sekitar 80% dari populasi memiliki potensi untuk berkontribusi pada ekonomi digital, sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Prediksi ini juga didukung oleh asumsi bahwa nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai US$82 miliar atau sekitar Rp1.327 triliun pada tahun 2023. Angka ini diyakini akan terus meningkat, mencapai US$109 miliar atau sekitar Rp1.764 triliun pada tahun 2025.

Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga menggarisbawahi pentingnya teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam meraih potensi nilai ekonomi digital yang ada. Dengan menekankan bahwa ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan harus didukung oleh AI, Sandiaga mengajak para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dan memanfaatkan teknologi terbaru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan bahwa tren transformasi digital yang akan berlangsung sepanjang tahun 2024 mencakup integrasi Internet of Things (IoT), serta pengembangan metaverse dan Web3. Ia menegaskan bahwa teknologi-teknologi ini akan memainkan peran penting dalam mendukung digitalisasi dan inisiatif strategis bagi Indonesia.

Dia juga optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%, yang menjadi cita-cita Presiden Terpilih Prabowo Subianto, akan tercapai dengan sinergi penggunaan teknologi terbaru. “Pertumbuhan ekonomi Indonesia 8% itu tidak mustahil. Kuncinya kita harus bersatu untuk menggunakan best practices yang ada di dunia teknologi untuk menopang pertumbuhan dan transformasi Indonesia,” jelasnya.

Dalam perkembangan lain bagi ekosistem startup, Sandiaga menuturkan bahwa dengan adanya dukungan dari pemerintah, seperti kebijakan yang mendorong investasi di sektor teknologi dan inovasi, diharapkan jumlah startup di Indonesia akan terus bertambah. Selain itu, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia juga menjadi fokus agar startup dapat bersaing di tingkat internasional.

Ekosistem startup yang semakin berkembang di Indonesia juga disertai dengan peningkatan investasi dari dalam dan luar negeri. Banyak investor yang melihat potensi besar di pasar Indonesia yang terus berkembang, terutama dalam sektor teknologi yang dapat mendukung beragam sektor industri lainnya. Beberapa startup lokal juga semakin mengadopsi teknologi canggih, seperti AI dan machine learning, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan mereka.

Dalam hal dukungan untuk inovasi, pemerintah Indonesia telah memperkenalkan berbagai inisiatif untuk mempercepat perkembangan fintech, e-commerce, dan layanan berbasis teknologi lainnya. Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi inovasi dan kemudahan akses pasar bagi para pelaku startup, baik yang baru memulai maupun yang sudah berpengalaman.

Sandiaga Uno juga meyakini bahwa kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah adalah kunci dalam memperkuat ekosistem startup. Dengan membangun kemitraan yang strategis, diharapkan berbagai tantangan dapat diatasi. “Kemitraan antara sektor publik dan swasta harus terus kita jalin untuk menciptakan lebih banyak peluang dan mendukung inovasi yang berkelanjutan,” tambahnya.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya ekonomi digital, masyarakat Indonesia semakin terbuka terhadap perubahan dan inovasi. Hal ini tercermin dari tingginya minat masyarakat dalam mengadopsi teknologi baru, seperti aplikasi digital untuk perdagangan dan layanan keuangan. Adanya pelatihan dan seminar tentang kewirausahaan juga meningkatkan antusiasme untuk memulai bisnis rintisan.

Ketika ditanya tentang langkah selanjutnya untuk mendukung pertumbuhan startup, Sandiaga menekankan bahwa penguatan ekosistem inkubator dan akselerator harus diperkuat. Lembaga-lembaga ini berfungsi untuk memberikan bimbingan dan sumber daya yang dibutuhkan oleh para entrepreneur muda, sehingga mereka dapat mengembangkan usaha mereka menjadi lebih berkelanjutan.

Dengan semua potensi dan bakat yang ada, Indonesia diharapkan dapat mempertahankan posisinya sebagai salah satu hub inovasi terbaik di dunia. Sandiaga memandang bahwa keberhasilan di sektor startup tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga akan menciptakan lapangan kerja dan memberdayakan masyarakat luas.

Kesimpulannya, dengan hampir 2.600 startup dan peringkat ke-6 di dunia, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara. Melalui kolaborasi, inovasi, dan dukungan teknologi, Indonesia memiliki potensi untuk menghadapi tantangan ke depan dan memperkuat posisinya di kancah global.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button