Sains

Rencana SpaceX Hancurkan ISS: Apa yang Perlu Kita Ketahui?

Semua hal pada akhirnya akan berakhir, bahkan sesuatu yang sangat dicintai dan signifikan seperti Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Meskipun stasiun ini masih memiliki waktu tersisa sebelum NASA perlu membongkar dan mengeluarkannya dari orbit Bumi, sebuah rencana untuk proses tersebut perlu disiapkan untuk mencegah risiko yang signifikan. ISS, yang dibangun dengan kokoh, diperkirakan akan tetap berada di orbit rendah Bumi hingga tahun 2030. Oleh karena itu, lembaga antariksa tersebut perlu siap sebelum saatnya kru terakhir meninggalkan stasiun tersebut. Ini bukan kali pertama NASA terlibat dalam proses deorbiting stasiun luar angkasa, karena agensi nasional ini telah mempelajari banyak hal dari pengalaman mereka dengan Skylab pada tahun 1979 dan stasiun Mir Rusia pada tahun 2001.

Dalam persiapan untuk akhir masa penggunaan ISS, NASA telah memilih SpaceX untuk mengembangkan kendaraan deorbiting AS yang akan mengeluarkan stasiun tersebut dari orbit Bumi dengan aman. Sebelumnya, sejumlah alternatif telah dieksplorasi sebelum memutuskan untuk melakukan deorbiting, yang sejujurnya adalah istilah halus untuk menghancurkan stasiun tersebut. NASA mempertimbangkan kemungkinan re-entry yang tidak terkontrol, tetapi ISS hampir sebesar lapangan sepak bola Amerika. Tanpa kemampuan untuk mengendalikan stasiun luar angkasa, ada risiko besar bahwa stasiun ini bisa jatuh ke wilayah yang padat penduduk.

Rencana Deorbiting: Apa Yang Harus Diketahui

Ken Bowersox, direktur operasi luar angkasa NASA, mengatakan, "Memilih kendaraan deorbiting AS untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) akan membantu NASA dan mitra internasionalnya memastikan transisi yang aman dan bertanggung jawab di orbit rendah Bumi di akhir operasi stasiun." Namun, detail spesifik mengenai desain kendaraan deorbiting tersebut belum diumumkan. SpaceX mungkin akan menggunakan dana sebesar $843 juta yang diberikan NASA untuk mengadaptasi pesawat ruang angkasa Dragon yang ada, atau mungkin mereka akan membangun kendaraan baru dari awal.

Yang jelas, kendaraan deorbiting akan diluncurkan sekitar setahun sebelum tanggal kedaluwarsa ISS. Pada saat itu, astronot masih akan tinggal di dalamnya dan secara bertahap akan kembali ke Bumi sepanjang tahun tersebut hingga stasiun tersebut kosong untuk pertama kalinya dalam 30 tahun. Sementara orbit ISS secara alami menyusut, kendaraan deorbiting yang berfungsi seperti "tugboat" akan melakukan serangkaian pembakaran untuk memanipulasi posisi stasiun ke atmosfer Bumi, di mana stasiun beserta puing-puing yang terjatuh akan bertabrakan dengan bagian Samudera Pasifik yang tidak padat penduduk.

Momen terakhir dari ISS akan ditujukan untuk tempat yang tersembunyi di Pasifik, dipanggil Point Nemo, yang terletak lebih dari 1.500 mil (2.500 km) dari daratan. Titik ini merupakan lokasi di laut yang paling jauh dari bagian mana pun di dunia. Meskipun tampaknya pengembangan kendaraan yang dapat membawa stasiun luar angkasa dengan aman kembali ke Bumi adalah hal yang mudah, kenyataannya tidaklah sederhana. NASA telah memberi tahu SpaceX bahwa kendaraan tersebut harus mampu menyelesaikan misinya meskipun dua komponen dari kendaraan tersebut mengalami kegagalan. Saat ini, ISS secara tak terduga mengorbit Bumi dan bisa terlihat dengan mata telanjang (jika Anda tahu tempat mencarinya), tetapi pergantian akhir stasiun ini akan menjadi pemandangan yang dramatis, layaknya api funeral yang disaksikan oleh seluruh dunia.

SpaceX dan NASA sedang merancang strategi agar proses hancurnya ISS benar-benar dapat dilakukan dengan aman. Rencana ini sangat penting, mengingat sejarah panjang ISS sebagai fasilitas penelitian luar angkasa yang telah melahirkan banyak penemuan baru dan kemajuan ilmiah. Stasiun ini berfungsi sebagai rumah bagi berbagai eksperimen, di mana para astronot dari berbagai negara berkolaborasi untuk menjelajahi kemampuan manusia dalam lingkungan luar angkasa. Namun, semua hal baik akan berakhir, dan meskipun penggantian ISS mungkin menjadi tantangan, hal ini juga membuka peluang baru bagi eksplorasi luar angkasa yang lebih luas dan ambisius di masa depan.

Pelaksanaan rencana ini membutuhkan perhatian khusus dan keterwakilan dari berbagai pihak terkait. NASA tidak hanya berkolaborasi dengan SpaceX, tetapi juga dengan lembaga antariksa lainnya yang terlibat dalam misi ISS. Dalam hal ini, semua persiapan diperlukan tidak hanya untuk memastikan misi tersebut berjalan dengan baik, tetapi juga untuk memberikan kesempatan bagi generasi mendatang untuk mengambil bagian dalam eksplorasi luar angkasa yang lebih aman dan efisien.

Setiap langkah dari proses ini akan diawasi dengan ketat, dan para ilmuwan serta perencana akan terus melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa segalanya berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Dalam beberapa tahun ke depan, dunia akan menyaksikan perubahan besar ini, saat ISS, simbol kemajuan teknologi dan kolaborasi internasional dalam eksplorasi luar angkasa, mencapai akhir dari perjalanan yang luar biasa.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button