Jelang transisi kepemimpinan politik nasional yang dijadwalkan berlangsung pada 20 Oktober 2024, Tugu Proklamasi di Jakarta menjadi saksi kebangkitan semangat patriotisme ratusan relawan pendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Pada Jumat, 18 Oktober 2024, mereka menggelar tasyakuran dan doa bersama, sebagai wujud syukur atas pemerintahan Presiden Joko Widodo yang berakhir setelah sepuluh tahun.
Ketua Umum Organisasi Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan ungkapan terima kasih atas berbagai keberhasilan yang dicapai selama pemerintahan Jokowi. "Tasyakuran ini adalah bentuk rasa syukur atas kepemimpinan Pak Jokowi yang telah membawa banyak kemajuan. Kami optimis kepemimpinan akan dilanjutkan oleh Prabowo dan Gibran," terang Budi.
Dalam pernyataannya, Budi menekankan bahwa transisi ini merupakan salah satu yang terbaik dalam sejarah Republik Indonesia. Ia mencatat bahwa selama masa kepemimpinan Jokowi, banyak fondasi yang dibangun berupa infrastruktur yang menjadi sarana untuk menjadikan Indonesia lebih maju. "Pak Jokowi telah banyak melakukan untuk rakyat, seperti pembangunan jalan, bendungan, dan infrastruktur lainnya," jelasnya.
Budi juga menyoroti warisan penting yang ditinggalkan Jokowi, yaitu semangat juang dan optimisme untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. "Warisan terpenting adalah harapan dan optimisme. Tanpa hal itu, sulit bagi negara ini untuk mencapai kemajuan," tegasnya. Doa bersama pun disertai harapan agar Prabowo bisa melanjutkan visi yang telah ditinggalkan Presiden Jokowi.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ketua Umum Kelompok Relawan Prabowo, Immanuel Ebenezer atau Noel. Meskipun tak dapat menutupi rasa sedihnya karena harus berpisah dengan Jokowi, Noel optimis bahwa Prabowo-Gibran akan membawa pemerintahan yang lebih baik. "Prabowo memiliki komitmen yang lebih keras dalam melawan korupsi," ungkap Noel, sambil menegaskan bahwa para calon menteri di bawah Prabowo harus bebas dari mental korupsi.
Pesan tegas Prabowo kepada para calon menteri agar tidak memiliki pola pikir korupsi menjadi sorotan dalam acara tersebut. "Jika masih bermental maling, lebih baik mundur sebelum dilantik," ucap Noel menirukan pernyataan Prabowo. Ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjaga integritas pemerintahan.
Acara yang dihadiri oleh ribuan relawan dari berbagai wilayah ini juga dimeriahkan dengan potong tumpeng untuk merayakan ulang tahun Prabowo. Selain itu, ada harapan kuat agar pelantikan Prabowo dan Gibran berlangsung lancar. "Kita harus bersatu agar Prabowo-Gibran selalu berada di jalur yang benar dalam membawa amanat rakyat," seru Noel.
Kegiatan ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebagai ajang untuk memperkuat persatuan antara relawan Jokowi dan relawan Prabowo. Budi, dalam sambutannya, mengajak semua relawan untuk mengawal pemerintahan baru ini dengan penuh semangat. "Kita akan mengawal pemerintahan Prabowo dan Gibran agar dapat melakukan yang terbaik untuk bangsa dan negara," cetus Budi.
Kesungguhan relawan terlihat jelas dari kehadiran para pentolan organisasi. Beberapa di antaranya adalah Utje Gustaaf Patty (Ketua Umum BaraJP), Kris Budiharjo (Ketua Umum RKIH), dan Yanes Yosua Frans (Ketua Umum We Love Jokowi). "Momen ini adalah saat penting untuk bersatu dan menjaga komitmen kita sebagai relawan," imbuh Budi.
Dalam suasana khidmat, doa-doa dipanjatkan untuk kestabilan dan keberhasilan pemerintahan yang baru. Rangkaian acara ini diharapkan dapat menumbuhkan harapan baru di tengah masyarakat untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. "Kami optimis bahwa dengan kepemimpinan Prabowo dan Gibran, Indonesia akan menuju taraf yang lebih maju," tutup Budi.
Dalam sejarah perjalanan politik Indonesia, transisi kepemimpinan bukanlah hal yang baru, namun setiap momen menghadirkan tantangan dan harapan yang berbeda. Kegiatan tasyakuran dan doa bersama ini mencerminkan harapan akan diskontinuitas yang positif di bawah kepemimpinan baru, dengan semangat untuk melanjutkan apa yang telah dibangun oleh pendahulu.