Dunia

Profil Para Penerima Nobel Prize 2024 dan Alasan di Balik Penghargaan Mereka

Pengumuman penerima Nobel Prize 2024 yang berlangsung antara 7 hingga 14 Oktober telah menciptakan gelombang ketertarikan global, terutama atas prestasi luar biasa para pemenang di berbagai bidang seperti fisika, kimia, kedokteran, dan sastra. Penghargaan ini diselenggarakan oleh Nobel Foundation, sebuah lembaga swasta yang didirikan pada tahun 1900 sesuai dengan wasiat Alfred Nobel, dan melibatkan sejumlah lembaga terkemuka, termasuk Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia, Institut Karolinska, dan Akademi Swedia.

Nobel Fisika 2024 diberikan kepada dua tokoh penting, John J. Hopfield, seorang fisikawan berusia 85 tahun dari Princeton University, dan Geoffrey E. Hinton, 76 tahun, seorang pakar kecerdasan buatan dari University of Toronto, Kanada. Mereka dianugerahi penghargaan ini berkat kontribusi mereka dalam pengembangan jaringan saraf tiruan dan pembelajaran mesin, yang dianggap revolusioner dalam meningkatkan kecerdasan buatan.

Hopfield dikenal karena model jaringan saraf yang ia kembangkan pada tahun 1982, yang kini menjadi fondasi penting dalam perkembangan AI modern. Ia merupakan fisikawan terkemuka yang juga menjembatani ilmu biologi molekuler dalam berbagai penelitian. Di sisi lain, Hinton, yang kerap dijuluki "bapak deep learning," telah menjadi tokoh kunci dalam pengembangan teknologi AI terkini, termasuk pengenalan gambar dan suara, serta merupakan figur sentral di perusahaan AI global seperti Google DeepMind.

Penganugerahan ini merupakan pengakuan atas pencapaian mereka dalam merancang metode yang membantu mendirikan dasar-dasar pembelajaran mesin yang kuat saat ini. Menurut situs resmi The Nobel Prize, keduanya berhasil menggunakan alat bantu dari fisika untuk mencari pola dalam informasi, sebuah langkah krusial dalam kemajuan AI yang dapat meniru cara kerja otak manusia dalam memproses informasi.

Dalam kategori Nobel Kimia 2024, David Baker, bioengineer berusia 61 tahun dari University of Washington, bersama dengan Demis Hassabis (48 tahun) dan John M. Jumper (37 tahun) yang merupakan ilmuwan dari DeepMind, dianugerahi penghargaan ini atas kontribusi mereka dalam desain protein komputasional menggunakan teknologi AI. Baker telah mendedikasikan banyak waktu untuk merancang protein yang dapat disesuaikan untuk mengatasi berbagai penyakit, termasuk kanker. Penemuan mereka yang melibatkan metode prediksi struktur protein melalui simulasi komputer telah membuka jalan baru dalam pemahaman biologi molekuler.

Hassabis, yang juga CEO DeepMind, bekerja sama dengan Jumper untuk mengembangkan AlphaFold—a sistem AI yang sangat akurat dalam memprediksi lipatan protein. Penemuan ini dianggap memecahkan salah satu tantangan terbesar dalam biologi molekuler dan memiliki potensi besar dalam pengembangan terapi genetik serta bioteknologi.

Nobel Kedokteran 2024 berhasil diraih oleh Victor Ambros dan Gary Ruvkun berkat penelitian mereka tentang microRNA, yang mengubah cara kita memahami regulasi gen. Penemuan microRNA oleh kedua ilmuwan ini di tahun 1993 memiliki dampak besar dalam bidang genetika dan terapi genetik. Kontribusi mereka memberikan wawasan baru tentang bagaimana gen berfungsi dalam berbagai proses biologis, termasuk perkembangan organisme serta kaitannya dengan penyakit seperti kanker.

Ambros, 71 tahun, merupakan profesor di UMass Chan Medical School, sedangkan Ruvkun, 72 tahun, adalah profesor genetika di Harvard Medical School. Penemuan mereka mengenai microRNA membuktikan pentingnya molekul RNA kecil ini dalam regulasi gen pada organisme multiseluler, termasuk manusia.

Di bidang sastra, Nobel Sastra 2024 diberikan kepada penulis asal Korea Selatan, Han Kang. Melalui karyanya yang mendalam dan reflektif, Han Kang telah menyoroti tema kerapuhan manusia, trauma, serta hubungan antara tubuh dan jiwa. Dikenal luas berkat novel "The Vegetarian" yang meraih Man Booker International Prize pada 2016, Han Kang menggali berbagai isu sosial dan psikologis dengan gaya puitis yang khas.

Pujian yang ia terima dalam pengumuman Nobel kali ini menegaskan kekuatan prosa puitisnya untuk meresapi pengalaman kekerasan dan tekanan sosial yang dialami manusia. Nobel Sastra kali ini diakui sebagai penghargaan bagi seorang penulis yang mampu menghadirkan kesadaran mengenai hubungan antara pengalaman fisik dan emosional, serta dampaknya terhadap tingkah laku manusia.

Penyelenggaraan penghargaan Nobel melibatkan lembaga-lembaga yang ditunjuk oleh Alfred Nobel. Penghargaan ini tidak hanya memberikan pengakuan kepada prestasi individual, tetapi juga menjadikan kontribusi para pemenang sebagai fondasi peningkatan mutu ilmu pengetahuan serta kemanusiaan secara global.

Pengumuman pemenang Nobel Prize 2024 menggarisbawahi kontribusi penting para ilmuwan dan penulis dalam memajukan bidangnya masing-masing, serta dampaknya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman manusia yang lebih baik di era modern. Karya-karya mereka tidak hanya berfungsi sebagai pencapaian akademis, melainkan juga memiliki potensi untuk mempengaruhi generasi futuras dalam berbagai bidang.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button