Gus Kikin, nama yang kini mencuat dalam perbincangan publik, telah terpilih sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur untuk periode 2024-2029 dengan selisih suara yang sangat signifikan. Dalam sidang yang berlangsung pada 3 Agustus 2024 di Universitas Hasyim Asy’ari, Gus Kikin berhasil meraih 38 usulan (88 persen) suara dari peserta sidang, menegaskan dukungan luas yang diterimanya dalam organisasi yang memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan keagamaan di Indonesia.
Gus Kikin, yang memiliki nama lengkap Kiai Haji Abdul Hakim Mahfudz, lahir pada 17 Agustus 1958 di Pondok Pesantren Sunan Ampel, Jombang, Jawa Timur. Di usia 66 tahun, Gus Kikin bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga bagian dari warisan massa dalam tradisi Islam di Indonesia. Ia adalah putra dari KH Mahfudz Anwar dan Nyai Hj Abidah Ma’shum, serta cicit dari pendiri NU, KH Muhammad Hasyim Asy’ari. Keluarganya yang memiliki latar belakang kuat dalam tradisi Nahdlatul Ulama, di mana ayahnya dan kakeknya memainkan peranan penting dalam sejarah organisasi tersebut, menjadi fondasi bagi perjalanan kariernya.
Pendidikan Gus Kikin dimulai di Pondok Pesantren Sunan Ampel, tempat di mana ia meresapkan nilai-nilai keagamaan dan karakter yang kemudian membentuk dirinya sebagai tokoh masyarakat. Selain itu, Gus Kikin juga menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah di Seblak, Jombang. Dalam perjalanan pendidikannya, ia mengenyam pendidikan di MI Parimono (1963-1970), dan melanjutkan ke SMP N 1 Jombang (1971-1973) serta SMA N 2 Jombang (1974-1977). Tidak hanya berhenti di situ, Gus Kikin juga melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta dari tahun 1975 hingga 1979 dan mengambil jurusan Komunikasi di Universitas Terbuka pada tahun 2013.
Dalam karier profesionalnya, Gus Kikin mengawali aktivitasnya sebagai pegawai di Djakarta Lloyd. Berkat dedikasi dan kemampuan manajerial yang baik, ia mampu mendirikan lima perusahaan di Kota Cilegon pada tahun 1998. Setahun setelah itu, ia membuka kantor pusat di Jakarta dan terlibat dalam berbagai bidang usaha, termasuk transportasi, pelayaran, kontraktor minyak, teknologi informasi, dan media televisi. Beberapa perusahaan yang didirikan di antaranya Bama Buana Sakti, Bama Bhakti Samudra, Bama Bumi Sentosa, dan Bama Berita Sarana, yang menunjukkan keberagaman usaha serta keahlian Gus Kikin di berbagai sektor.
Pelantikan Gus Kikin sebagai Ketua PWNU Jawa Timur menjadi momen bersejarah tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi NU di Jawa Timur yang memiliki basis massa yang besar. Dalam pidato pertamanya sebagai ketua, ia menegaskan komitmennya untuk mempertahankan nilai-nilai keislaman yang moderat dan memajukan organisasi NU melalui dialog dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Gus Kikin mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah serta memperkuat ukhuwah Islamiyah.
Sebagai seorang pemimpin, Gus Kikin diharapkan dapat membawa PWNU Jawa Timur ke arah yang lebih progresif, dengan fokus pada isu-isu yang relevan bagi masyarakat, termasuk pendidikan, kesehatan, dan penguatan ekonomi syariah. Dalam konteks global saat ini, tantangan yang dihadapi oleh gerakan Islam moderat membutuhkan kepemimpinan yang visioner dan berdedikasi.
Agglomerasi kekuatan yang dimiliki oleh Gus Kikin, sebagai anggota dari keluarga yang memiliki pengaruh besar di NU, diharapkan dapat mendorong sinergi yang lebih baik antara generasi muda dan senior dalam organisasi tersebut. Dukungan yang ia terima tidak hanya mencerminkan kepercayaan terhadap misi dan visinya, tetapi juga harapan dari banyak pihak untuk perubahan yang positif dalam NU.
Gus Kikin telah menunjukkan bahwa peran serta pemuda dalam organisasi sangat penting untuk mengentaskan problematika yang ada di masyarakat saat ini. Dalam dialog-dialog yang dibangun, Gus Kikin berusaha memberi tempat bagi suara-suara muda, serta mengedepankan pendidikan berbasis karakter yang akan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia.
Dengan terpilihnya Gus Kikin sebagai Ketua PWNU Jawa Timur, publik berharap akan ada banyak inovasi dan program yang bermanfaat bagi masyarakat, yang pada gilirannya dapat memperkuat peran NU dalam menjaga stabilitas sosial dan mengembangkan toleransi antarumat beragama di Indonesia. Harapan ini mengemuka mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi saat ini, mulai dari radikalisasi hingga apa yang sering disebut sebagai "perang narasi" dalam dunia maya.
Dalam beberapa tahun ke depan, perhatian akan tertuju pada tindakan-tindakan nyata Gus Kikin sebagai pemimpin baru PWNU Jatim. Banyak yang menantikan langkah-langkah strategis yang diambilnya untuk memperkuat eksistensi NU sebagai ormas Islam yang inklusif dan moderat, sekaligus menjadi garda terdepan dalam menanggulangi berbagai isu sosial dan keagamaan yang muncul di masyarakat. Dengan latar belakang yang kuat dan dedikasi yang ditunjukkan, Gus Kikin tampak siap untuk mengemban amanah ini dan menciptakan dampak yang signifikan bagi masyarakat dan organisasinya.