Sains

Profesor Unhas Manfaatkan Lalat dalam Penelitian Efikasi Obat Antibiotik Terbaru

Lalat, yang sering dianggap menjijikkan karena kemampuannya menularkan berbagai penyakit, kini menunjukkan sisi positif melalui penelitian inovatif di bidang farmasi. Profesor Firzan Nainu, S.Si., M.Biomed.Sc., Ph.D., dosen Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (Unhas), memanfaatkan lalat buah atau Drosophila melanogaster dalam percobaan untuk menguji obat antibiotik. Temuan ini berawal dari studi doktoralnya di Jepang dan kini membawa dampak signifikan dalam penelitian farmakologi.

Penelitian ini dimulai di Jepang, dan membawa manfaat ekonomis. Menurut Firzan, penggunaan lalat sangat praktis dan ekonomis, karena hewan ini mudah dijumpai dan bahkan dapat ditangkar sendiri. "Lalat banyak dijumpai di sekitar kita. Bisa juga ditangkar. Jadi tidak perlu beli, cukup dipelihara," papar Firzan.

Metode yang diterapkan dalam penelitian ini melibatkan pengujian obat antibiotik Amoxicillin pada lima ekor lalat. Hasilnya menunjukkan bahwa amoxicillin tidak hanya efektif pada manusia, tetapi juga dapat bekerja di tubuh lalat. "Ternyata amoxicillin bisa juga bekerja di lalat," ungkapnya. Penemuan ini membuka perspektif baru bagi penelitian dan pengembangan obat, terutama dalam mencegah infeksi bakteri.

Meskipun penelitian ini menjanjikan, profesornya menyadari adanya beberapa tantangan dalam menggunakan lalat sebagai model penelitian. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan organisme tersebut dalam mewakili kompleksitas biologi mamalia. Firzan menjelaskan bahwa tidak semua obat dapat diuji coba pada lalat karena organ-organ dalam tubuhnya hanya memiliki 75 persen kemiripan dengan manusia. "Misalnya, lalat punya hati, tapi tidak punya jantung. Lalat juga tidak punya pembuluh darah, sehingga tidak bisa menguji coba obat pembuluh darah," tambahnya.

Meskipun begitu, penelitian tentang lalat sebagai model uji coba obat sudah banyak dilakukan di Indonesia, tetapi Unhas menjadi yang pertama dalam bidang farmasi. Ini menunjukkan komitmen Unhas dalam berkontribusi terhadap penelitian ilmiah yang berdampak luas. Firzan yang dikenal sebagai "Profesor Lalat" kini juga diakui sebagai salah satu ilmuwan berpengaruh dunia oleh Stanford University dan Elsevier BV.

Fokus penelitian Profesor Firzan adalah untuk menguji obat pada hewan sebelum diuji pada manusia. Proses ini penting dalam memastikan bahwa obat tersebut tidak beracun dan aman untuk digunakan. "Selama ini hasil penemuan obat mesti diuji coba ke hewan dulu. Setelah dinyatakan lolos uji, baru boleh untuk manusia," jelasnya. Upaya ini membantu dalam pengembangan obat untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi dan non-infeksi.

Lalat buah, sebagai organisme model dalam percobaan ini, menawarkan potensi penelitian yang menjanjikan ke depan. Firzan berpendapat bahwa penggunaan lalat dapat diterapkan secara berkelanjutan dalam pengembangan obat. Penemuan ini tidak hanya berkontribusi terhadap pengembangan farmasi tetapi juga membuka cakrawala baru bagi penelitian biomedis di Indonesia.

Hari ini, eksperimen dan penelitian yang dilakukan di Unhas menunjukkan keunggulan dan inovasi dalam bidang farmasi. Temuan ini juga diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam industri kesehatan dan membawa solusi lebih cepat untuk pengembangan obat baru.

Inovasi Profesor Firzan tidak hanya memberikan manfaat praktis di bidang penelitian, tetapi juga menginspirasi generasi ilmuwan muda untuk menjelajahi metode alternatif dalam pengujian obat. Saat dunia membutuhkan pendekatan baru untuk menguji keamanan dan efikasi obat, penelitian ini menunjukkan bahwa lalat dapat menjadi kunci bagi solusi tersebut, mengingat kecepatan dan efisiensi dalam melakukan uji coba.

Dalam konteks yang lebih luas, penelitian ini menunjukkan pentingnya penelitian dasar yang dilakukan di tingkat universitas. Dengan menggabungkan inovasi, pengalaman, dan sumber daya yang ada, Unhas telah menetapkan tolok ukur baru dalam penelitian farmasi di Indonesia dan berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan di tingkat global.

Keterlibatan profesor dan mahasiswa dalam penelitian semacam ini tidak hanya memperkaya khasanah akademis, tetapi juga menghadirkan potensi untuk aplikasi praktis di dunia medis. Kolaborasi antara fakultas farmasi dan disiplin ilmu lainnya di Universitas Hasanuddin diharapkan dapat menciptakan lebih banyak inovasi di masa depan yang berkaitan dengan pengembangan obat dan penyembuhan penyakit.

Keberhasilan Firzan dan timnya dalam penelitian ini dapat menjadi landasan bagi penelitian selanjutnya di area yang sama. Dengan semakin berkembangnya resistensi terhadap obat-obatan antibiotik, pencarian metode baru untuk menguji dan mengembangkan pengobatan baru menjadi semakin penting. Ini menciptakan peluang bagi pengembangan lebih lanjut dan mendukung kesehatan masyarakat secara global.

Melalui penelitian ini, Unhas tidak hanya berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga membantu memperbaiki kesejahteraan manusia melalui pengobatan yang lebih aman dan efektif. Penemuan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi pengembangan antibiotik baru yang lebih efektif dalam melawan berbagai infeksi yang menjadi tantangan kesehatan global saat ini.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button