Indonesia

Prihatin Kondisi Sungai Citarum Penuh Sampah: Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?

Permasalahan sampah di Sungai Citarum kembali menjadi sorotan. Sungai terpanjang di Jawa Barat ini dikenal dengan kondisi yang memprihatinkan, di mana tumpukan sampah dari limbah rumah tangga hingga plastik sekali pakai bercampur dalam aliran airnya. Para aktivis dan masyarakat sipil menyerukan agar semua pihak mengambil tanggung jawab untuk menangani masalah tersebut.

Menurut Agung Permana, salah satu anggota Pandawara Group, “Sampah di sungai ini adalah hasil dari gaya hidup kita. Jika kita tidak peduli, siapa lagi yang akan peduli?” ungkapan ini merujuk pada kurangnya kesadaran masyarakat akan dampak buruk dari kebiasaan membuang sampah sembarangan. Hal ini juga mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam upaya pelestarian lingkungan.

Pada 5 September 2024, Pandawara Group bekerja sama dengan MS GLOW for Men dan warga setempat mengadakan aksi bersih-bersih di salah satu Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Selama enam jam, ratusan kilogram sampah berhasil diangkat dari aliran sungai. Menariknya, kegiatan ini mengejutkan warga sekitar, yang selama ini cenderung mengabaikan kondisi sungai di depan mata mereka.

Aksi yang dilakukan ini bukan sekadar kegiatan bersih-bersih biasa. “Ini bukan hanya tentang satu hari bersih-bersih. Ini adalah pesan untuk semua orang bahwa kita tidak bisa terus-menerus menutup mata terhadap kerusakan lingkungan yang kita ciptakan. Sudah waktunya untuk bertindak,” tegas Agung. Pesan tersebut jelas merupakan seruan untuk mengingatkan masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan.

Pandawara Group tidak hanya dikenal lewat aksi bersih-bersih, tetapi juga karena komitmen kuat mereka dalam menyuarakan isu lingkungan secara lebih luas. Dalam konteks ini, kolaborasi dengan MS GLOW for Men menunjukkan bahwa sektor swasta pun bisa berperan aktif dalam mengatasi masalah lingkungan. “Kami sering melihat orang-orang mengeluh tentang sungai yang kotor, tapi jarang sekali ada yang benar-benar mau melakukan sesuatu. Kolaborasi ini adalah bukti bahwa kita semua bisa berperan dalam menyelamatkan lingkungan,” kata Agung.

Penting untuk dicatat bahwa tindakan individu dan kolektif di tingkat komunitas menjadi kunci dalam penanganan masalah sampah di Sungai Citarum. Selain mengadakan aksi bersih-bersih di Bandung, Pandawara Group dan MS GLOW for Men juga merencanakan aksi serupa di Malang dalam waktu dekat. Aksi ini diharapkan tidak hanya sekadar membersihkan sungai, tetapi juga menginspirasi masyarakat untuk mengambil tanggung jawab atas sampah yang mereka hasilkan setiap hari.

Studi menunjukkan bahwa limbah plastik adalah salah satu penyebab terbesar pencemaran sungai di seluruh dunia. Di Indonesia, dengan jumlah penduduk yang besar, masalah ini menjadi semakin kompleks. Di Citarum sendiri, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan sungai. Namun, tindakan nyata dari semua pihak masih sangat diperlukan.

Keterlibatan masyarakat menjadi faktor penting dalam menjaga kebersihan Sungai Citarum. Program-program edukasi yang menyasar berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai dampak negatif dari pencemaran. Dengan cara ini, diharapkan masyarakat lebih mau berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan.

Sebelumnya, pemerintah telah mencoba untuk menanggulangi masalah ini dengan berbagai kebijakan. Namun, hasilnya masih jauh dari harapan. Memang, sulitnya mendisiplinkan masyarakat dan kekurangan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai menjadi kendala utama. Penegakan hukum pun sering kali tidak efektif, membuat masyarakat merasa bebas untuk tidak mematuhi aturan yang ada.

Keberadaan organisasi masyarakat sipil, seperti Pandawara Group, sangat berarti dalam mendukung program-program pemerintah. Dengan pendekatan yang lebih humanis dan terlibat langsung dengan masyarakat, mereka dapat memberikan dampak yang lebih positif. “Kami ingin menunjukkan bahwa tanggung jawab terhadap lingkungan bukan hanya milik pemerintah, tetapi semua individu juga harus berperan aktif,” tambah Agung.

Aksi bersih-bersih yang dilakukan di Citarum merupakan langkah kecil namun signifikan dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan. Masyarakat diharapkan untuk lebih sadar akan dampak dari sampah yang mereka hasilkan dan perilaku mereka terhadap lingkungan sekitar.

Diharapkan ke depan, partisipasi masyarakat semakin meningkat, tidak hanya dalam aksi bersih-bersih, tetapi juga dalam program-program yang lebih berkelanjutan. Keterlibatan berbagai pihak, baik dari pemerintah, swasta, dan masyarakat, adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Keberhasilan upaya ini tidak hanya akan berdampak positif bagi ekosistem, tetapi juga bagi kualitas hidup masyarakat yang bergantung pada sumber daya dari Sungai Citarum.

Saatnya semua pihak berkolaborasi dan mengambil peran aktif dalam menyelamatkan penyokong kehidupan ini demi generasi mendatang. Apakah tindakan yang kita ambil sudah cukup? Pertanyaan ini tentunya harus terus kita renungkan, karena keberadaan Sungai Citarum adalah tanggung jawab bersama. Dengan kepedulian dan tindakan nyata, kita bisa memberikan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi sungai yang terpuruk ini.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button