Pendidikan

Prabowo Kunjungi China dan Rusia, Pakar UGM: Sinyal Pergeseran Politik Luar Negeri RI

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke dua negara besar, China dan Rusia, pada bulan Oktober 2023. Kunjungan ini bukan hanya sebuah misi diplomatik, tetapi dianggap sebagai sinyal kuat tentang pergeseran dalam politik luar negeri Indonesia.

Dalam kunjungannya, Prabowo bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi dari kedua negara, termasuk menteri pertahanan dan kementerian luar negeri. Dalam pembicaraan tersebut, kedua pihak menekankan pentingnya kerja sama strategis dalam berbagai bidang, termasuk pertahanan dan perdagangan. Prabowo menekankan komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara besar seperti China dan Rusia, yang selama ini menjadi mitra penting dalam berbagai sektor.

Pakar hubungan internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ronny Harjanto, menilai bahwa langkah ini menunjukkan adanya shift dalam orientasi politik luar negeri Indonesia. Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia lebih mengedepankan diplomasi dengan negara-negara barat. Namun, dengan meningkatnya kunjungan pejabat tinggi ke negara-negara non-barang, seperti China dan Rusia, ada indikasi bahwa Indonesia ingin memperkuat pengaruhnya di kawasan.

Salah satu alasan utama dari kunjungan ini adalah untuk memperkuat sektor pertahanan. Indonesia dan Rusia telah bekerja sama dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista), dan Prabowo berharap dapat memperluas kerja sama ini. Ia tampil di hadapan media menegaskan pentingnya penambahan anggaran pertahanan guna meningkatkan kemampuan militer demi menjaga kedaulatan negara.

Kunjungan Prabowo juga dilihat sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan China. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai perdagangan Indonesia-China mencapai lebih dari $72 miliar pada tahun 2022, dan diharapkan angka ini dapat meningkat lebih lanjut melalui kerjasama yang lebih erat.

Lebih lanjut, Prabowo juga menyentuh isu-isu terkait investasi. Ia mengajak investor dari kedua negara untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Hal ini sejalan dengan program pemerintah yang mendorong pembangunan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam konteks geopolitik global, kunjungan ini tak lepas dari situasi yang kian kompleks. Dengan adanya ketegangan antara Amerika Serikat dan China, serta konflik di kawasan Eropa dan Timur Tengah, Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan kebijakan luar negerinya yang bebas aktif. Prabowo menyatakan, Indonesia tetap berkomitmen untuk tidak berpihak pada salah satu kekuatan besar, tetapi berusaha menjalin hubungan baik dengan semua negara.

Ronny Harjanto menambahkan bahwa, “Kunjungan ini adalah langkah proaktif Indonesia dalam merespons dinamika geopolitik yang ada. Ini juga menunjukkan bahwa Indonesia ingin memainkan peran lebih signifikan di level global, dan bukan sekadar menjadi pemain kecil dalam politik internasional.”

Dengan adanya kunjungan ini, banyak pihak berharap Indonesia dapat memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan nasional, seperti dalam hal stabilitas keamanan, peningkatan investasi, dan kemajuan teknologi. Prabowo juga menekankan pentingnya membangun ketahanan nasional dalam menghadapi berbagai ancaman yang ada, baik dari dalam maupun luar negeri.

Kehadiran Indonesia di forum-forum internasional, seperti Forum Kerja Sama Timur Asia dan ASEAN, juga akan semakin diperkuat melalui langkah-langkah diplomasi ini. Mengingat China merupakan negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Rusia memiliki pengaruh yang besar dalam berbagai isu global, hubungan yang baik dengan keduanya diharapkan dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia di kancah internasional.

Kunjungan ini juga menjadi perhatian bagi para pengamat politik dan ekonomi di dalam negeri. Mereka mencermati lebih jauh implikasi dari pergeseran kebijakan luar negeri ini. Ada yang berpendapat bahwa Indonesia harus tetap berhati-hati dalam menjalin hubungan dengan negara-negara besar, agar tidak terjebak dalam konflik kepentingan. Di sisi lain, ada juga yang melihat ini sebagai kesempatan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan stabilitas kawasan.

Dari sisi domestik, pergeseran dalam politik luar negeri ini mungkin akan berdampak pada dukungan politik terhadap pemerintah. Dalam konteks pemilu yang akan datang, hal ini bisa menjadi salah satu isu yang diangkat oleh para calon untuk menarik simpati pemilih. Masyarakat Indonesia diharapkan dapat memahami arah kebijakan luar negeri yang diambil oleh pemerintah, serta bagaimana kepentingan nasional dijaga di tengah dinamika internasional yang kian rumit.

Dalam wawancara terpisah, Prabowo menyatakan bahwa, “Kami akan terus berupaya untuk menjaga kemandirian dan kedaulatan Indonesia, sembari tetap membuka diri terhadap kerja sama internasional yang saling menguntungkan.” Pernyataan ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat dan berdaya saing.

Dengan kunjungan ini, Prabowo jelas menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya berusaha untuk menjadi bagian dari sistem internasional, tetapi juga ingin menjadi salah satu aktor yang dapat diandalkan dalam mengatasi berbagai tantangan global. Ini merupakan langkah penting dalam pembangunan citra diri Indonesia di mata dunia, sekaligus memperkuat posisi tawar dalam setiap negosiasi dan kerjasama yang dilakukan.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button