Dunia

PM Inggris Panggil Pertemuan Darurat Cobra Tanggapi Krisis Negara Rusuh di Dalam Negeri

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, akan mengadakan pertemuan darurat Cobra dengan kepala polisi hari ini sebagai respons terhadap meningkatnya kerusuhan akibat protes anti-imigrasi yang berlangsung selama berhari-hari. Insiden ini melibatkan pembakaran gedung dan kendaraan serta kebencian yang ditujukan terhadap hotel-hotel yang menampung pencari suaka. Rapat Cobra, yang merupakan singkatan dari Cabinet Office Briefing Room A, diadakan di Kantor Perdana Menteri Inggris.

Kondisi ini semakin diperparah oleh pembunuhan tiga gadis dalam serangan pisau di Southport, Inggris barat laut. Sejak kejadian tersebut, 420 orang telah ditangkap dalam kerusuhan yang meruyak di berbagai kota. Media melaporkan bahwa insiden pembunuhan ini diangkat oleh kelompok-kelompok anti-imigran dan anti-Muslim, yang menyebarkan informasi palsu bahwa tersangka penyerangan adalah seorang Islamis radikal yang baru saja datang ke Inggris. Namun, pihak kepolisian mengkonfirmasi bahwa tersangka lahir di Inggris dan tidak dianggap terlibat dalam tindakan terorisme.

Menteri Dalam Negeri Yvette Cooper mengungkapkan keprihatinan mengenai meningkatnya kebencian rasial. Ia mengatakan bahwa saat ini para perusuh merasa "berani untuk mengobarkan kebencian rasial", yang terlihat dari tindakan mereka yang melempar batu ke polisi, merampok toko-toko, serta menyerang masjid dan bisnis yang dimiliki oleh komunitas Asia. Kerusuhan tersebut terutama terjadi selama akhir pekan di kota-kota seperti Liverpool, Bristol, Tamworth, Middlesbrough, dan Belfast, di mana sebagian besar pelaku terdiri dari pemuda yang mengenakan balaclava, sambil meneriakkan slogan-slogan seperti ‘Hentikan Kapal’ yang merujuk kepada kedatangan para migran.

Di Rotherham, sekelompok pengunjuk rasa berusaha memaksa masuk ke sebuah hotel yang menampung para pencari suaka, menandakan semakin meningkatnya ketegangan di masyarakat terkait isu imigrasi. Kepolisian setempat menyalahkan disinformasi yang beredar di media sosial sebagai pemicu utama kekerasan ini. Salah satu tokoh yang disebut-sebut berperan dalam penyebaran informasi sesat adalah Stephen Yaxley-Lennon, yang lebih dikenal dengan nama samaran Tommy Robinson. Robinson memimpin kelompok Liga Pertahanan Inggris yang terkenal anti-Islam dan telah menuduh media dan pemerintah membohongi publik mengenai situasi sebenarnya.

Robinson, yang memiliki 875.000 pengikut di platform media sosial X, mengajak orang-orang untuk bersatu melawan apa yang dia sebut sebagai kebohongan yang dilayangkan oleh pemerintah dan media. Pernyataan ini tak ayal memicu lebih banyak gejolak di kalangan pendukungnya. Elon Musk, sebagai pemilik platform X, juga mengomentari situasi ini, menyatakan bahwa "perang saudara tidak dapat dihindari" dalam menanggapi unggahan yang menyalahkan migrasi massal atas kekacauan yang terjadi di Inggris.

Cooper menegaskan bahwa pemerintah sedang berupaya untuk menangani masalah penyebaran kebencian ini dengan menggandeng perusahaan-perusahaan media sosial. Ia menjelaskan bahwa meskipun masyarakat memiliki pandangan dan kekhawatiran terkait imigrasi, tindakan kekerasan tersebut tidak dapat dibenarkan. "Orang-orang yang berakal sehat yang memiliki berbagai pandangan dan kekhawatiran tidak akan mengambil batu bata dan melemparkannya ke polisi," kata Cooper menegaskan posisinya.

Pemerintah Inggris kini menghadapi tantangan besar dalam menangani situasi ini, di mana ketegangan sosial yang terjadi dapat menimbulkan perpecahan di dalam masyarakat. Fokus perhatian kini tertuju pada pertemuan darurat hari ini, di mana harapan publik adalah adanya langkah-langkah konkret untuk menekan kerusuhan dan menghentikan penyebaran berita bohong yang semakin memperburuk keadaan.

Saat ini, situasi di Inggris sangatlah dinamis, dengan banyak kelompok sosial yang terlibat. Terlebih, adanya pengaruh dari media sosial yang mempercepat penyebaran informasi serta reaksi yang terjadi di lapangan. Dalam konteks ini, pentingnya bekerja sama antar instansi pemerintah, kepolisian, dan media sosial menjadi semakin mendesak untuk menciptakan stabilitas dan mengembalikan rasa aman kepada masyarakat.

Keberhasilan pertemuan Cobra hari ini sangat bergantung pada kesepakatan di antara para pemangku kepentingan untuk meredakan ketegangan dan merancang strategi yang efektif dalam mencegah kerusuhan serupa terjadi di masa mendatang. Polisi juga telah mengingatkan masyarakat untuk tidak terjebak dalam disinformasi yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan publik.

Dari penanganan situasi ini, diharapkan pemerintah Inggris dapat menunjukkan keberlanjutan dalam merespon ….

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button