Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ground-mounted terbesar di Indonesia telah resmi beroperasi di Kawasan Industri Bukit Indah, Purwakarta, Jawa Barat, pada akhir Agustus 2024. Dengan kapasitas 100 Megawatt peak (MWp), PLTS ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan energi nasional melalui pemanfaatan sumber energi terbarukan.
Setelah beroperasi penuh, PLTS KBI Tatajabar Sejahtera 100 MWp diproyeksikan dapat menghasilkan lebih dari 146.000 megawatt-hour (MWh) energi listrik ramah lingkungan per tahun. Hal ini memiliki dampak signifikan dalam mengurangi emisi karbon dioksida hingga 114.700 ton per tahun, serta memangkas penggunaan batu bara hingga 58.430 ton. Energi yang dihasilkan dari PLTS ini juga mampu memenuhi kebutuhan listrik sekitar 112.000 rumah tangga dalam satu tahun.
Proyek pembangkit ini dikerjakan oleh PT PLN (Persero) melalui anak usahanya, PLN Batam, serta bekerja sama dengan PT Aruna Cahaya Pratama (Aruna PV), dan berkolaborasi dengan perusahaan energi besar asal Tiongkok, China Power Hubei, dan Huawei. PLTS ini adalah langkah signifikan dalam mendukung transisi ke energi yang lebih bersih dan berkelanjutan di Indonesia.
Menggunakan teknologi inverter yang canggih, PLTS ini memaksimalkan efisiensi konversi aliran listrik dari panel surya. Huawei, sebagai penyedia teknologi, menjelaskan bahwa sistem inverter yang digunakan tidak hanya efisien tetapi juga memaksimalkan produksi energi dari panel surya. Dengan sistem pelacakan titik daya maksimum (MPPT), teknologi ini mampu mengoptimalkan efisiensi penyimpanan dan penggunaan energi surya.
PLTS Purwakarta dibangun di lahan seluas 85 hektare dengan pemasangan 170.000 modul panel surya dan 240 inverter. Keberadaan proyek ini dibangun hanya dalam waktu tujuh bulan, yang dianggap sebagai waktu tercepat dalam kategori proyek sejenis di Indonesia. Ini merupakan bukti komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk mendukung transformasi energi di Indonesia.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLN akan terus berupaya mendukung operasional pembangkit listrik ramah lingkungan demi mencapai target emisi nol pada tahun 2060. “Kelistrikan menjadi motor penggerak roda perekonomian di Indonesia. Saat ini, PLN tidak hanya bertindak sebagai penyedia energi tetapi juga sebagai pelopor penggunaan energi terbarukan,” paparnya, yang menggambarkan pentingnya peran PLN dalam transisi ini.
Huawei juga berbagi pandangannya mengenai proyek ini, dengan Head of Digital Power-nya, Jin Song, menyatakan bahwa keterlibatan perusahaan dalam proyek PLTS Purwakarta 100 MW merupakan kontribusi nyata Huawei dalam mewujudkan kawasan industri hijau. Teknologi inverter yang diterapkan diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Peresmian PLTS ground-mounted terbesar ini menandai langkah maju dalam usaha Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi secara berkelanjutan sekaligus mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang berpotensi merusak lingkungan. Dengan adanya proyek ini, diharapkan lebih banyak investasi dalam energi terbarukan di Indonesia, dan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui pemanfaatan energi bersih.
Sektor industri dan masyarakat luas diharapkan dapat merasakan manfaat langsung dari peningkatan pasokan energi bersih ini. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, diharapkan target pengurangan emisi karbon dan transisi energi ke arah yang lebih hijau dapat tercapai dengan lebih cepat. Proyek ini menjadi contoh yang baik bagi inisiatif serupa di daerah lain di Indonesia, memberikan harapan bagi masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.