Pendidikan

PGRI: Perlunya Evaluasi Menyeluruh Kurikulum Tanpa Ubah Substansi Pendidikan

Harapan besar para guru di Indonesia kini tertumpah kepada menteri pendidikan yang baru saja dilantik dalam Kabinet Merah Putih, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ketika pergantian pemerintahan terjadi, aspirasi dan masukan dari para guru sangat diharapkan untuk diperhatikan demi peningkatan kualitas pendidikan di Tanah Air. Salah satu isu yang menjadi sorotan utama adalah perlunya evaluasi menyeluruh terhadap kurikulum pendidikan.

Ketua Umum Pengurus Besar Perguruan Tinggi Republik Indonesia (PB PGRI), Unifah Rosyidi, menyampaikan pernyataan tegas mengenai aspek penting dalam evaluasi kurikulum. Dalam keterangan tertulisnya, Unifah menjelaskan bahwa evaluasi kurikulum diperlukan menyeluruh untuk memperbaiki kekurangan tanpa harus mengganti substansi kurikulum yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat kekurangan, substansi dari kurikulum yang ada memiliki fondasi yang baik dan perlu ditingkatkan kinerjanya.

Dengan dilantiknya para pejabat baru, termasuk menteri pendidikan, PB PGRI melihat ini sebagai momen yang tepat untuk melakukan evaluasi yang komprehensif terhadap kurikulum. Evaluasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa proses pendidikan di Indonesia dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman dan memenuhi kebutuhan dunia kerja, tanpa menghilangkan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam kurikulum itu sendiri.

Pesan PGRI dalam Menyambut Pemerintahan Baru

Seiring dengan transisi pemerintahan, PGRI juga memberikan ucapan selamat kepada Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Mereka berharap agar pemerintahan yang baru ini bisa menjawab tantangan pendidikan yang ada, serta membawa perbaikan untuk masa depan pendidikan di Indonesia. "Kami menaruh harapan besar atas pelantikan Presiden dan Wapres RI yang baru, yang diharapkan dapat menjalankan program-program pembangunan selanjutnya, terutama di bidang pembangunan sumber daya manusia melalui pembenahan sistem pendidikan yang berkualitas," ungkap Unifah.

PGRI juga menyampaikan terima kasih kepada mantan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin atas pengabdian dan dedikasinya selama memimpin. Penghargaan ini tidak hanya sebagai bentuk apresiasi, tetapi juga mengindikasikan komitmen organisasi untuk terus mendukung program pendidikan yang telah dijalankan.

Kurikulum yang Relevan dengan Kebangkitan Pendidikan

Kepedulian terhadap kurikulum bukanlah isu baru. Banyak pihak, termasuk guru, orang tua, dan akademisi, telah lama mengemukakan pendapat mengenai perlunya kurikulum yang lebih baik dan lebih relevan dengan kebutuhan saat ini. PGRI mendorong agar evaluasi tidak hanya dilakukan secara terpisah, tetapi melibatkan berbagai stakeholder dalam pendidikan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap masukan yang diberikan dapat dianggap sebagai bagian dari upaya kolaboratif untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia.

Dalam konteks ini, Unifah menekankan bahwa proses evaluasi harus dilakukan dengan melibatkan para guru dan praktisi pendidikan. Para guru, sebagai ujung tombak pendidikan, memiliki pemahaman yang mendalam tentang tantangan dan peluang yang ada di lapangan. Dengan mengandalkan pengalaman dan masukan mereka, kemungkinan untuk menciptakan kurikulum yang lebih efektif dan bermanfaat semakin besar.

Pentingnya Pembangunan Sumber Daya Manusia

Unifah juga menggarisbawahi bahwa pembangunan sumber daya manusia adalah kunci untuk memajukan bangsa. Dalam konteks pendidikan, hal ini berarti mendidik generasi yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga keterampilan dan karakter yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global. Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa, namun masih terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi, baik di tingkat pendidikan dasar, menengah, maupun tinggi.

PGRI mempercayai bahwa pembenahan dalam pendidikan harus menjadi prioritas utama pemerintah, terutama di masa-masa awal pemerintahan baru. Ini bukan hanya tentang mengubah kurikulum, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang lebih baik dan mendukung bagi para siswa dan guru. Dalam hal ini, kebijakan pendidikan harus berorientasi pada solusi yang inklusif dan menyeluruh.

Dukungan untuk Menteri Pendidikan yang Baru

Seiring dengan terbentuknya kabinet pemerintahan baru, PGRI juga memberikan dukungan kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah serta Menteri Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi yang akan dilantik bersamaan dengan kabinet baru. PGRI berharap agar kedua menteri ini dapat menjalankan tugas mereka dengan baik dan membawa perubahan positif dalam sektor pendidikan. Dalam situasi yang berkembang seperti saat ini, penting bagi mereka untuk berkomunikasi dengan para guru dan tenaga pendidikan lainnya untuk memahami kondisi riil di lapangan.

Pendidikan Era Digital dan Inovasi

Di era digital saat ini, tantangan dalam pendidikan semakin beragam. Implementasi teknologi dalam pembelajaran menjadi semakin penting, dan kurikulum yang ada harus mampu memperhatikan hal ini. Selain itu, inovasi dalam metode pembelajaran dan penilaian juga perlu dicetuskan agar pendidikan di Indonesia tidak tertinggal. Dengan demikian, keberhasilan implementasi kurikulum baru tidak hanya bergantung pada dokumen yang tertulis, tetapi juga pada keberhasilan di lapangan.

Dengan demikian, harapan untuk melihat perubahan positif dalam pendidikan di Indonesia ada pada langkah-langkah evaluasi yang tepat dan strategis. PGRI berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi dengan terus memberikan masukan dan dukungan bagi pemangku kepentingan dalam pendidikan.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button