Sejumlah petani di Kabupaten Lebak telah berhasil meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga mereka melalui pengembangan ubi jalar ungu. Dengan pemanfaatan lahan yang optimal dan permintaan pasar yang tinggi, petani-petani ini mampu meraih pendapatan mencapai Rp20 juta per musim panen. Hal ini terungkap dalam laporan yang diterima pada Minggu, 22 September 2024.
Nurjen, seorang petani berusia 60 tahun yang tinggal di Rangkasbitung, menjelaskan bahwa ia mengembangkan tanaman ubi jalar ungu di lahan seluas 5.000 meter persegi. Dari area tersebut, ia berhasil memproduksi 4 ton ubi jalar ungu. Melalui kerjasama dengan tengkulak, hasil panen ini dihargai sekitar Rp5.000 per kilogram (kg), yang menghasilkan total pendapatan sebesar Rp20 juta dalam waktu panen hampir tiga bulan.
Permintaan terhadap ubi jalar ungu terus meningkat, baik sebagai bahan baku camilan oleh pelaku usaha makanan maupun sebagai alternatif pengganti beras, terutama bagi pasien yang menderita diabetes melitus. Nurjen menambahkan, "Kami sangat menguntungkan mengembangkan ubi jalar, karena permintaan pasar cenderung tinggi dan harganya relatif baik."
Nurdin, petani lain berusia 55 tahun yang tinggal di Cibadak, juga mengalami keberhasilan yang serupa. Ia telah menanam tanaman ubi jalar ungu selama satu tahun ini dan telah melakukan tiga kali panen. Dari areal persawahan yang dikelolanya di tiga petak, Nurdin berhasil memproduksi 2 ton ubi jalar ungu, menghasilkan pendapatan sekitar Rp10 juta. Menurutnya, penjualan hasil panen kepada pedagang lokal juga dilakukan dengan harga yang sama, yaitu Rp5.000 per kg.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, menyatakan bahwa produksi ubi jalar dari Januari hingga Agustus 2024 mencapai total 5.500 ton. Capaian ini tidak hanya mencukupi kebutuhan pangan lokal tetapi juga memungkinkan petani Lebak untuk memasok hasil pertanian mereka ke daerah lain, seperti Tangerang dan Jakarta. Deni mengharapkan agar para petani terus meningkatkan produksi ubi jalar ungu ini karena adanya tren permintaan pasar yang terus meningkat. Ia pun menekankan pentingnya peningkatan produksi ini untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga petani.
Fenomena ini menunjukkan bahwa pengembangan ubi jalar ungu di Kabupaten Lebak tidak saja mendatangkan keuntungan bagi petani secara individual, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian daerah. Ubi jalar ungu menjadi salah satu komoditas strategis yang berpotensi untuk pengembangan lebih lanjut di sektor pertanian.
Dengan demikian, pengembangan pertanian ubi jalar ungu menjadi solusi menguntungkan yang dapat mendorong pelaku usaha untuk berinovasi dalam menciptakan produk-produk baru yang berbahan baku ubi jalar ungu, seperti keripik, bolu, onde-onde, dan donat. Dengan adanya variasi produk ini, permintaan pasar yang kuat tentunya akan semakin terjaga.
Masyarakat luas perlu menyadari akan pentingnya mendukung produk lokal, sehingga keberhasilan petani dalam menghasilkan ubi jalar ungu dapat terus berlanjut. Dukungan dari pemerintah daerah pun sangat diperlukan agar para petani dapat mengakses informasi lebih baik mengenai teknologi pertanian yang dapat meningkatkan hasil panen, serta memberikan pelatihan dan bantuan dalam pemasaran hasil pertanian.
Di samping itu, sinergi antara petani, pemerintah, dan pelaku industri makanan penting untuk menciptakan ekosistem pertanian yang kuat di mana petani merasa diperhatikan dan nilai jual produknya dihargai. Dengan demikian, visi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga petani akan semakin terwujud.
Pengembangan ubi jalar ungu di Kabupaten Lebak menegaskan potensi besar sektor pertanian lokal dalam berkontribusi untuk perekonomian masyarakat. Ke depan, dengan strategi yang tepat, ada harapan untuk lebih banyak lagi petani yang akan merasakan manfaat ekonomis dari kerja keras mereka, mendorong mereka untuk terus berinovasi dan meningkatkan hasil pertanian mereka.
Dengan terus adanya upaya seperti ini, diharapkan petani Lebak tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga dapat menjadi pelopor dalam pengembangan pertanian yang berkelanjutan. Seiring dengan pertumbuhan permintaan produk kesehatan alami, ubi jalar ungu berpotensi menjadi salah satu pilar penting dalam industriya makanan sehat di Indonesia.