Pada tanggal 16 Oktober 2024, operasi militer yang melibatkan salah satu pesawat tempur paling canggih milik Amerika Serikat, B-2 Spirit, dilaksanakan dengan tujuan menyerang fasilitas penyimpanan senjata yang digunakan oleh kelompok Houthi di Yaman. Dalam serangan ini, pesawat tersebut berhasil menghancurkan lima lokasi strategis yang ditujukan untuk menyimpan senjata bawah tanah, yang sangat terlindungi dari serangan udara. Operasi ini bukan saja menandakan kekuatan militer Amerika Serikat, tetapi juga mengirimkan pesan kuat kepada Iran terkait dengan kemampuan AS untuk menghancurkan target-target yang sangat tersembunyi.
B-2 Spirit, salah satu pesawat siluman yang paling canggih di dunia, memiliki sejarah dan desain yang unik. Pesawat ini pertama kali terbang pada tahun 1989 dan resmi beroperasi di Angkatan Udara Amerika Serikat pada tahun 1993, setelah dikembangkan oleh Northrop Grumman Corporation sebagai bagian dari proyek Advanced Technology Bomber (ATB). Proyek ini direncanakan untuk dapat menembus pertahanan udara Soviet selama Perang Dingin, namun pengembangan pesawat ini kemudian dibatasi pada 21 unit karena tingginya biaya dan berakhirnya konflik tersebut. Setiap unit B-2 diperkirakan menelan biaya sekitar 2,13 miliar dolar AS, menjadikannya salah satu pesawat paling mahal dalam sejarah.
Salah satu faktor penentu keberhasilan B-2 dalam menjalankan misinya adalah teknologi siluman yang canggih. Desain "flying wing" yang digunakan pada B-2 memungkinkan pengurangan tanda radar dan efisiensi aerodinamis yang lebih tinggi. Dengan kemampuan untuk membawa berbagai jenis senjata berat sambil tetap sulit terdeteksi, B-2 dapat mendekati target-target musuh dengan risiko minim. Teknologi cat anti-reflektif yang diterapkan pada bodi pesawat juga berperan penting dalam memastikan pesawat ini dapat “bersembunyi” di latar belakang langit saat terbang pada ketinggian yang signifikan, hingga 50.000 kaki (15.000 meter).
Selain itu, kemampuan jangkauannya juga menjadi salah satu keunggulan utama pesawat ini. B-2 Spirit mampu terbang lebih dari 6.000 mil laut tanpa pengisian bahan bakar, dan lebih dari 10.000 mil laut dengan satu kali pengisian. Hal ini memungkinkan pesawat untuk melakukan misi jarak jauh, menargetkan lokasi-lokasi yang jauh dari pangkalannya. Pesawat ini dilengkapi dengan ruangan bom internal yang mampu membawa hingga 40.000 pon (18.000 kg) amunisi, termasuk bom konvensional seperti JDAM (Joint Direct Attack Munition) serta bom nuklir tipe B61 dan B83.
Keberadaan B-2 Spirit dalam misi serangan terhadap fasilitas Houthi menunjukkan peran pesawat ini dalam wacana strategis global. Houthi, yang selama ini didukung oleh Iran, telah menjadi salah satu kekuatan yang cukup menonjol dalam konflik yang berkepanjangan di Yaman. Dengan serangan ini, AS tidak hanya ingin mengganggu operasi militer Houthi, tetapi juga memastikan agar Iran memahami bahwa kemampuan militer AS dapat mencapai dan menghancurkan target-target yang sangat terlindungi.
Dalam hal avionik dan sistem persenjataan modern, B-2 Spirit dilengkapi dengan radar multi-mode AN/APQ-181 yang dapat melakukan navigasi, mendeteksi target, dan menghindari ancaman. Sistem manajemen pertahanan yang canggih memastikan bahwa pesawat ini dapat mengidentifikasi dan menghindari emisi radar dari pertahanan udara musuh, sehingga meningkatkan peluang keberhasilan misi. Dengan berbagai fitur yang canggih dan strategi yang matang, B-2 Spirit menjadi salah satu aspek penting dari kekuatan militer AS di kawasan yang penuh tantangan ini.
Sebagaimana yang diperkirakan, serangan tersebut menimbulkan dampak yang cukup signifikan, baik bagi kelompok Houthi maupun bagi persepsi internasional terhadap kehadiran militer AS di kawasan Timur Tengah. Dengan menargetkan infrastruktur penyimpanan senjata Houthi, AS berupaya mengubah dinamika konflik yang telah berlangsung, serta mengurangi ancaman kepada sekutunya di wilayah tersebut.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran B-2 Spirit dalam operasi ini menambah kompleksitas situasi di Yaman dan sekitarnya. Ketika konflik berkepanjangan ini terus berlanjut, serangan-serangan yang dilakukan dengan teknologi tinggi, seperti yang menggunakan pesawat canggih B-2 Spirit, akan menjadi pemandangan yang semakin umum. Menghadapi berbagai tantangan di lingkungan yang terus berubah, pesawat ini tetap menjadi salah satu simbol dari kekuatan dan inovasi militer Amerika Serikat yang berupaya untuk memelihara stabilitas di kawasan yang rawan konflik.