Kesehatan

Perbedaan Semester dan Trimester: Mana yang Lebih Akurat untuk Menghitung Usia Kehamilan?

Istilah trimester dan semester belakangan menjadi sorotan publik menyusul unggahan terbaru Erina Gudono, mantan Puteri Indonesia DIY 2022, yang menyebutkan bahwa dirinya sedang menjalani kehamilan pada "semester ketiga". Konteks ini menimbulkan kebingungan antara penggunaan kedua istilah tersebut dalam dunia medis dan pendidikan. Artikel ini akan membahas perbedaan antara semester dan trimester serta mana yang lebih tepat untuk menjelaskan usia kehamilan.

Di dalam unggahan Instagram Story-nya, Erina menyebutkan, “The only solid reason I have the strength to do master study while in 3rd semester pregnant,” yang bisa menimbulkan salah paham mengingat istilah yang ia gunakan sebenarnya tidak sesuai dengan terminologi yang umum digunakan dalam kehamilan. Usia kehamilan normal adalah sekitar sembilan bulan, yang terbagi menjadi tiga trimester. Pernyataan tersebut tampaknya menunjukkan anggapan bahwa kehamilannya sudah memasuki usia ke-18 bulan, yang jelas tidak sesuai dengan fakta. Hal ini memicu banyak pertanyaan tentang mengenai apa sebenarnya perbedaan antara semester dan trimester.

Perbedaan Dasar

Sebelumnya, perlu dicatat bahwa meskipun semester dan trimester terdengar mirip, keduanya merupakan istilah yang digunakan dalam konteks yang sangat berbeda. Semester, yang berasal dari bahasa Latin "semestris" yang berarti enam bulan, lebih umum digunakan dalam dunia pendidikan. Dalam sistem pendidikan, satu semester terdiri dari sekitar 16 minggu dan biasanya berakhir dengan ujian akhir semester. Istilah ini tidak berkaitan dengan pengukuran kehamilan.

Di sisi lain, trimester berasal dari kata "tri," yang berarti tiga, dan "mester," yang merujuk pada masa atau periode. Istilah ini digunakan dalam konteks kehamilan untuk membagi masa kehamilan menjadi tiga periode utama, masing-masing sekitar tiga bulan, yang dikenal sebagai trimester pertama, kedua, dan ketiga.

Masing-Masing Trimester

Secara lebih rinci, trimester pertama dimulai dari minggu pertama hingga minggu ke-12. Pada tahap ini, sistem organ utama bayi mulai terbentuk, dan calon ibu kemungkinan mengalami sejumlah gejala kehamilan seperti mual, pusing, dan kelelahan. Trimester ini dianggap sebagai periode kritis.

Trimester kedua berlangsung dari minggu ke-13 hingga minggu ke-26. Risiko keguguran berkurang pada tahap ini, dan ibu biasanya mulai merasa lebih baik karena gejala awal kehamilan mulai mereda. Ini sering kali menjadi masa yang lebih nyaman bagi ibu hamil dibandingkan dengan trimester pertama.

Trimester ketiga dimulai dari minggu ke-27 hingga kelahiran. Pada fase ini, pertumbuhan janin menjadi sangat pesat, dan calon ibu bersiap untuk persalinan. Sebagian besar pertanyaan yang berhubungan dengan kehamilan biasanya difokuskan pada fase ini, termasuk persiapan untuk melahirkan dan isu kesehatan yang mungkin terjadi pada tahap akhir kehamilan.

Selain itu, ada juga istilah trimester keempat, yang tidak secara resmi diakui sebagai bagian dari kehamilan itu sendiri, tetapi merujuk pada periode setelah melahirkan. Masa ini dikenal sebagai masa postpartum dan selalu menjadi fokus bagi banyak ibu yang baru melahirkan, karena secara fisik dan emosional, periode ini seringkali sangat menantang.

Mengapa Salah Penyebutan Persepsi?

Kekeliruan yang dilakukan Erina Gudono bisa jadi disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang istilah ini, atau mungkin dibicarakan secara informal tanpa menyadari implikasi dari terminologi yang dipakai. Di dunia akademik, penggunaan kata "semester" sering kali diartikan dalam konteks pembelajaran. Namun, dalam konteks kehamilan, penggunaan istilah “trimester” jelas lebih tepat dan sesuai.

Penggunaan istilah yang tepat sangat penting dalam konteks medis, terutama pada kehamilan. Hal ini tidak hanya mempengaruhi pemahaman tetapi juga bisa berpengaruh pada cara komunikasi antara profesional medis dan ibu hamil. Misinterpretasi terhadap istilah-istilah ini bisa berakibat pada ketidakpastian yang tidak diinginkan.

Para tenaga medis menyarankan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan istilah-istilah ini. Kesalahan dalam penyebutan bisa memberikan kesan bahwa seseorang tidak memahami situasi atau kondisi yang dimaksud. Para profesional kesehatan lebih memilih untuk menggunakan istilah yang baku dan diterima oleh masyarakat luas agar tidak terjadi kebingungan.

Kesimpulan

Perbedaan antara semester dan trimester sangat jelas apabila dianalisis dari konteks penggunaannya. Penggunaan istilah trimester saat merujuk kehamilan adalah standar yang diterima di dunia medis, sementara semester biasanya dipakai dalam konteks pendidikan. Pemberian edukasi yang tepat dan pemahaman yang benar tentang istilah ini sangat penting, terutama dalam menjaga kesehatan dan komunikasi yang jelas antara ibu hamil dan profesional kesehatan.

Kejadian seperti yang dialami Erina Gudono ini menjadi pengingat untuk kita semua agar lebih teliti dalam menggunakan istilah yang berbeda pada konteks yang berbeda. Dengan demikian, kita dapat menghindari kebingungan yang tidak perlu dan memastikan bahwa informasi yang disebarkan akurat dan sesuai dengan konteks yang dimaksud. Sebagai masyarakat, penting untuk memahami bagaimana penggunaan istilah memiliki efek yang jauh lebih besar dari yang mungkin kita sadari.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button