Pendidikan

Pengertian dan Dampak Isu Terkini: Dalil dan Cara Mengatasi untuk Masyarakat

Agama Islam mengajarkan umatnya untuk menjauhi sifat-sifat tercela yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Salah satu sifat yang dilarang adalah ujub, yang jika dipahami secara mendalam dapat mengubah cara pandang seorang Muslim terhadap dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Sikap ujub merupakan jenis kesombongan yang berbahaya, di mana seseorang merasa bangga atau kagum pada dirinya sendiri secara berlebihan, tanpa menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki merupakan anugerah dari Allah SWT.

Pengertian Ujub dalam Islam

Menurut Imam Al Ghazali dalam kitab Minhajul Abidin, ujub adalah keadaan di mana seseorang terlalu bangga atas kelebihan yang dimiliki, baik itu dalam hal pengetahuan, amal, atau apapun yang menjadikannya merasa unggul dari orang lain. Dalam bahasa Arab, istilah ujub secara harfiah berarti keangkuhan, dan realitas ini menjadi pengingat bagi setiap Muslim bahwa perasaan bangga yang berlebihan hanya akan menjauhkan mereka dari rahmat Allah.

Dampak Negatif Sifat Ujub

Dampak buruk dari sifat ujub, tidak hanya berpengaruh pada hubungan seseorang dengan Allah, tetapi juga dengan orang lain. Sikap ini dapat menyebabkan sombong dan lupa diri, di mana pelaku ujub sering kali mengabaikan kritik dan nasihat dari orang lain karena merasa tidak ada yang lebih baik darinya. Imam Al Ghazali juga memperingatkan bahwa ujub dapat menyebabkan hilangnya taufik dan pertolongan dari Allah, serta dapat berujung pada musibah jika tidak diatasi dengan baik. Oleh karena itu, perilaku ini patut diwaspadai, terutama dalam masyarakat Muslim yang saling membutuhkan kerendahan hati dalam berinteraksi.

Dalil tentang Ujub

Terdapat banyak ayat Al-Qur’an dan hadis yang menekankan pentingnya untuk menjauhi sifat ujub. Dalam QS. Luqman: 18, Allah SWT berfirman: "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri." Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk tetap rendah hati dan tidak merendahkan orang lain dengan kebanggaan diri.

Hadis Nabi Muhammad SAW juga menyampaikan pesan serupa, di mana beliau bersabda bahwa tiga perkara membinasakan termasuk ujub terhadap diri sendiri (HR at-Thobroni dalam Al-Awshoth no. 5452). Tentu saja, sifat ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam yang mendorong umatnya untuk bersikap tawadhu’ (merendahkan diri) dan saling menghargai satu sama lain.

Langkah Mengatasi Sifat Ujub

Untuk mengatasi dan mencegah munculnya sifat ujub dalam diri, diperlukan beberapa langkah praktis yang dapat dijalankan oleh setiap Muslim.

  1. Tadabbur: Merenungkan dan memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW sangat penting untuk menumbuhkan keinsafan dalam jiwa. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan dan hikmah di balik setiap ajaran agama, diharapkan dapat menghindari perasaan ujub yang merugikan.

  2. Tazkiyatun Nafs: Membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, termasuk ujub, menjadi kewajiban bagi setiap Muslim. Proses ini meliputi pengendalian diri dan pengembangan karakter yang baik, yang merupakan langkah awal menuju ketaqwaan.

  3. Muhasabah: Menilai dan mengevaluasi diri sendiri secara jujur adalah langkah penting untuk menyadari kekurangan dan kelemahan yang dimiliki. Dengan bersikap kritis terhadap diri sendiri, seseorang akan lebih menghargai bantuan dan masukan dari orang lain.

  4. Tawadhu’: Menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Allah SWT dan merendahkan diri di hadapan sesama manusia. Sifat tawadhu’ ini sangat ditekankan dalam ajaran Islam dan dapat menjadi penangkal yang kuat terhadap perasaan ujub.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, umat Islam diharapkan dapat terhindar dari sifat ujub dan menjaga hati agar tetap bersih dari penyakit hati. Mendorong kerendahan hati dan kesadaran akan kelemahan diri adalah bagian dari proses menuju ketaqwaan yang seutuhnya.

Dalam konteks ini, ajaran Islam mengajak umatnya untuk berfokus pada peningkatan diri dan memperbaiki hubungan sosial, sambil terus bersyukur atas segala anugerah yang diterima. Dengan menghindari sifat ujub, umat Islam dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis dan saling mendukung, dengan saling mengingatkan untuk bertaqwa kepada Allah SWT. Ketaatan dan kerendahan hati akan membawa ke arah perbaikan diri serta keberkahan dalam kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button