Sejumlah penari Indonesia berhasil meraih prestasi gemilang dalam festival tari internasional yang diadakan di Korea Selatan baru-baru ini. Kompetisi yang berlangsung dari 25 September hingga 6 Oktober 2024 ini menampilkan kebudayaan tari topeng yang menarik, diikuti oleh 28 negara, dan menjadi ajang bagi seniman dunia untuk menunjukkan keahlian mereka di panggung internasional.
Indonesia meraih beberapa penghargaan di Festival Tari Topeng Andong yang terkenal ini. Program Indonesiana yang digagas oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi menyediakan dukungan bagi para penari yang ambil bagian dalam kompetisi ini, yang sukses mengirimkan tujuh grup tari untuk berkompetisi. Dari total grup yang tampil, beberapa dari mereka berhasil mencapai posisi juara, dengan salah satu grup terkemuka, Kerinci Manis dari Yogyakarta, berhasil merebut gelar Grand Prize.
Heni Winahyuningsih, salah seorang penari dari Indonesia, mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian tersebut. "Kami mendapatkan gelar partisipasi terbaik dengan memenangkan banyak kategori. Salah satunya adalah Group Manisrengga dari Yogyakarta yang memenangkan dua kategori silver prize," tuturnya dalam sebuah keterangan tertulis.
Keberhasilan Kerinci Manis dalam meraih gelar utama di festival tersebut membawa kebanggaan tersendiri bagi tim, di mana mereka berhak mendapatkan hadiah dalam bentuk uang tunai senilai 5 juta won atau sekitar Rp57 juta. Sementara itu, Group Manisrengga juga sukses meraih hadiah 1 juta won atau setara dengan Rp11,5 juta, dan kelompok tari dari Universitas Pahrayangan mendapatkan 300 ribu won atau sekitar Rp3,5 juta dengan posisi ketiga dalam kompetisi.
Festival Tari Topeng Andong sendiri adalah sebuah event tahunan yang diselenggarakan pada musim gugur di Provinsi Gyeongsangbuk, Korea Selatan. Festival ini bukan hanya sekedar kompetisi tari, tetapi juga merupakan kesempatan bagi pengunjung untuk memahami lebih dalam tentang budaya Korea. Pertunjukan tari topeng tradisional yang ditampilkan di festival ini telah ditetapkan sebagai Properti Budaya Non-benda Penting oleh Administrasi Warisan Budaya Korea, menandakan betapa pentingnya festival ini dalam mewariskan budaya lokal.
Selama festival berlangsung, para peserta dari berbagai negara juga diharuskan untuk mengikuti beberapa sesi, termasuk parade karnival yang menampilkan busana khas dari masing-masing negara. Ini menjadi momen berharga bagi setiap grup untuk menunjukkan warisan budaya mereka. Dalam konteks ini, Heni menjelaskan bahwa grup mereka memilih untuk menggunakan busana khas dari Yogyakarta dan mempersembahkan pertunjukan yang diiringi dengan instrumen tradisional jemblungan, serta membawa mainan tradisional othok-othok dalam parade tersebut.
Partisipasi Indonesia dalam festival ini bukan hanya sekedar bersaing di atas panggung, tetapi juga memberikan kesempatan berharga untuk memperkenalkan kebudayaan dan tradisi yang dimiliki Indonesia kepada dunia. “Hasil parade dan interaksi bersama masyarakat Andong sangat mengesankan, dan grup Manisrengga mendapatkan penghargaan sebagai grup partisipan terbaik,” tambah Heni.
Keberhasilan ini juga menjadi indikasi positif atas kualitas seni pertunjukan yang dimiliki oleh Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, seniman Indonesia mampu bersaing dan menunjukkan potensi yang ada di kancah internasional. Pelaksanaan festival ini pun menjadi jendela bagi generasi muda dan para seniman untuk berkarya, saling belajar, dan meningkatkan kualitas seni pertunjukan mereka.
Prestasi yang diraih oleh tim penari Indonesia ini mengharapkan adanya lebih banyak perhatian dan dukungan dari pihak pemerintah, baik di tingkat lokal maupun nasional. Dengan adanya dukungan tersebut, anak-anak muda yang tertarik untuk berkarir di bidang seni pertunjukan dapat lebih mudah mengembangkan bakat mereka dan menunjukkan karyanya di berbagai platform internasional.
Dengan pencapaian ini, Indonesia tidak hanya membawa pulang piala tetapi juga memperkuat posisi kebudayaan Indonesia di mata dunia. Inisiatif semacam ini bukan hanya menambah penghargaan, tetapi juga membantu membangun citra positif Indonesia sebagai negara kaya akan budaya dan tradisi.
Sementara itu, festival ini juga menarik perhatian banyak masyarakat yang hadir untuk menyaksikan pertunjukan tari dari berbagai negara. Ini menunjukkan bahwa festival ini telah berhasil menjadi ajang promosi seni dan budaya yang menghubungkan para seniman dengan masyarakat luas. Dalam konteks ini, interaksi yang terjalin selama festival pun dapat diharapkan akan memperkaya wawasan budaya antara Indonesia dan Korea, serta negara-negara lainnya yang ikut berpartisipasi.
Kesuksesan penari Indonesia di Festival Tari Topeng Andong membuktikan bahwa meskipun tantangan semakin meningkat, dedikasi dan semangat para seniman untuk berprestasi di tingkat internasional tetap tinggi. Dengan semangat kebersamaan dan dukungan, tidak diragukan lagi bahwa Indonesia akan terus bersinar dalam dunia seni pertunjukan internasional.