Hiburan

Pemain Film Kemah Terlarang Berbagi Cerita Setelah Temui Korban Kesurupan Massal di Yogyakarta

Film Kemah Terlarang: Kesurupan Massal yang akan tayang perdana di bioskop pada 10 Oktober 2024, mengangkat tragedi mengerikan yang terjadi di Yogyakarta pada tahun 2016. Dalam proses produksi film ini, para pemainnya tidak hanya berakting berdasarkan skrip, tetapi juga terlibat dalam pertemuan yang mendalam dengan korban kesurupan massal tersebut, memberikan nuansa otentik dan emosional pada karakter yang mereka perankan.

Aktor Fatih Unru, yang memerankan karakter Miko, berbagi pengalamannya ketika berjumpa dengan orang asli yang terdampak dari insiden tersebut. Dalam pertemuan itu, Fatih mengatakan banyak berdiskusi mengenai keputusan yang diambil Miko sebagai panitia perkemahan. “Menurut saya, dia orangnya asik juga, kita banyak ngobrolin banyak hal. Jadi, pas kita ngobrol kayak banyak hal yang menurut saya, ‘seharusnya lu gak ngelakuin ini, lu kenapa maksain sih ternyata?’. Dengan saya bertanya seperti itu dia punya alasan yang gak kepikiran sama saya,” ujar Fatih yang di wawancara di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Meskipun tidak dapat membagikan secara detail alasan di balik keputusan Miko, Fatih menekankan bahwa diskusi tersebut sangat membantunya dalam memahami karakter Miko dengan lebih baik. “Nggak bisa saya sebutkan alasannya, tapi ngebantu banget untuk saya mengerti kenapa dia memilih jalan itu untuk acara kemah itu kayak kenapa dia maksain disitu,” tambahnya.

Callista Arum, yang memerankan karakter Rini, juga turut mengungkapkan pengalamannya saat bertemu dengan sosok nyata Rini. Awalnya, ia tidak diberi tahu identitas sosok asli yang ia perankan, begitu juga dengan Rini yang belum mengetahui bahwa Callista akan menghidupkan karakter tersebut di layar lebar. Namun, saat mereka bertemu, keduanya langsung merasakan koneksi. Callista merasakan kedekatan emosional sehingga dapat lebih mendalami karakter Rini saat kejadian kesurupan massal berlangsung.

“(Jadi tahu) kejadian sebenarnya itu gimana, rasanya jadi begini itu kayak gimana. Jadi aku pakai itu untuk pendalaman karakter,” ujar Callista. Dalam penjelasannya, ia menegaskan bahwa peristiwa kesurupan bukanlah hal yang disengaja oleh Rini dan malang tak dapat ditolak.

Sementara itu, Nayla D. Purnama, yang juga terlibat dalam film tersebut, menceritakan bagaimana pertemuannya dengan beberapa korban kesurupan massal menguatkan persepsinya dalam membangun karakter. “Ketemu sama mereka tuh mendukung apa ya, perasaan yang aku alami selama syuting gitu,” jelas Nayla. Hal ini menunjukkan bahwa para aktor berusaha untuk mendapatkan inspirasi dan informasi yang akurat dari para korban agar bisa memberikan penampilan yang lebih autentik di layar.

Derby Romero, yang memerankan sosok Heru, mendapatkan kesempatan untuk berbicara dengan korban kesurupan lainnya, meskipun sosok Heru sendiri tidak menceritakan lebih jauh mengenai pengalaman tersebut. Ini menunjukkan bahwa meskipun tidak semua karakter memiliki pengantaran yang jelas, interaksi dengan korban menguatkan penampilan mereka di film.

Film Kemah Terlarang: Kesurupan Massal diangkat dari buku yang ditulis oleh Wakhid Nurrokhim dan berdasarkan kisah nyata mengenai tragedi kesurupan di Yogyakarta. Cerita berfokus pada sekelompok siswa yang melaksanakan perkemahan di lokasi yang dianggap angker. Setelah mendapatkan izin, mereka akhirnya melanjutkan perkemahan meskipun awalnya sempat mengalami kesulitan.

Sepanjang film, penonton akan disajikan dengan berbagai kejadian aneh yang menimpa para peserta, termasuk fenomena kesurupan yang mengubah suasana perkemahan menjadi mencekam. Para pemain film, termasuk Callista Arum, Derby Romero, dan Fatih Unru, berusaha menampilkan dengan cermat kegelisahan dan ketegangan yang dialami para karakter dalam peristiwa tersebut.

Salah satu poin menarik dari film ini adalah bagaimana perjalanan pengembangan karakter dilakukan oleh para aktor melalui interaksi dengan sosok nyata yang pernah mengalami tragedi. Ini memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana mereka memahami motivasi dan tindakan karakter yang diperankan, sekaligus menyoroti dampak besar dari peristiwa kesurupan massal itu terhadap individu-individu tersebut.

Proyek film ini tentunya diharapkan tidak hanya menghadirkan cerita horor yang entertaining tetapi juga berdampak edukatif tentang kejadian traumatis yang dapat terjadi di kehidupan nyata. Dengan menghadirkan wawasan dari individu yang mengalami kejadian tersebut, film ini mencoba membangun jembatan empati antara penonton dengan para korban.

Menyusul tayangnya film Kemah Terlarang: Kesurupan Massal yang disutradarai oleh Ginanti Rona dan ditulis oleh Lele Laila, para pemain berharap bahwa film ini dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memahami dan menghormati pengalaman traumatik, serta memberi suara kepada mereka yang pernah mengalami kesurupan massal tersebut. Momen-momen dari pertemuan tersebut diharapkan bisa menjadi pengingat akan betapa kuatnya pengaruh dari pengalaman kolektif yang dialami.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button