Gaza menjadi lokasi ketegangan yang meningkat setelah insiden penembakan yang melibatkan kendaraan Program Pangan Dunia (WFP) milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Insiden ini terjadi saat dua kendaraan lapis baja WFP mendekati pos pemeriksaan militer Israel di jembatan Wadi Gaza. Meskipun kendaraan-kendaraan tersebut telah mendapatkan izin dari otoritas Israel, satu dari dua kendaraan tersebut ditembak dan kena peluru.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis WFP, dijelaskan bahwa meskipun tidak ada staf yang terluka dalam insiden tersebut, kejadian ini menegaskan keadaan yang semakin berbahaya bagi operasi kemanusiaan di daerah tersebut. "Meskipun ini bukan insiden keamanan pertama yang terjadi selama perang, ini adalah pertama kalinya kendaraan WFP ditembak langsung di dekat pos pemeriksaan," ungkap WFP, seperti dilansir oleh Channel News Asia pada Kamis, 29 Agustus 2024.
Laporan yang diperoleh menunjukkan bahwa kendaraan itu berada "beberapa meter" dari pos pemeriksaan ketika terkena tembakan. Hal ini menambah kekhawatiran akan keselamatan staf kemanusiaan yang beroperasi di Gaza, di mana situasi keamanan terus memburuk. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) menjelaskan bahwa operasi bantuan di Gaza telah sangat dibatasi oleh keadaan "permusuhan, ketidakamanan, dan perintah evakuasi massal". Ini berdampak pada rute serta fasilitas transportasi yang diperlukan untuk distribusi bantuan.
Situasi kemanusiaan di Gaza telah memberikan perhatian serius kepada dewan keamanan PBB. Dalam pertemuan yang dijadwalkan atas permintaan Inggris dan Swiss, anggota Dewan Keamanan diharapkan akan membahas isu-isu yang dihadapi di kawasan tersebut. "PBB telah memperingatkan operasi bantuan dan staf di Gaza dalam bahaya, pada saat kampanye vaksin sangat dibutuhkan untuk menghentikan wabah polio," demikian pernyataan Misi Inggris untuk PBB di akun media sosial mereka.
Dalam waktu yang bersamaan, PBB sedang mempersiapkan kampanye vaksinasi untuk sekitar 640.000 anak di Gaza. Ini dilakukan setelah laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan bahwa seorang bayi berusia 10 bulan di Gaza telah lumpuh akibat virus polio tipe 2, yang merupakan kasus pertama dalam 25 tahun terakhir di wilayah itu.
Perang yang terus berkecamuk di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023 ketika kelompok bersenjata Hamas menyerang sejumlah komunitas di Israel, mengakibatkan kematian sekitar 1.200 orang dan penculikan sekitar 250 orang, menurut perhitungan dari pihak Israel. Dalam waktu yang singkat, militer Israel merespons dengan serangan yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah kantong Palestina serta memaksa hampir seluruh populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang untuk meninggalkan rumah mereka.
Akibat konflik ini, berbagai masalah kemanusiaan mulai muncul, seperti kelaparan, penyakit, dan kematian yang telah menewaskan sedikitnya 40.000 orang, berdasarkan data dari otoritas kesehatan Palestina. "PBB telah lama mengeluhkan adanya hambatan dalam menyalurkan bantuan ke Gaza selama perang dan mendistribusikannya di tengah pelanggaran hukum yang total di wilayah tersebut," ungkap pejabat PBB.
Krisis yang terjadi di Gaza juga menjadi sorotan komunitas internasional yang semakin khawatir akan dampak kemanusiaan yang mengerikan. Jumlah pengungsi yang terus meningkat dan kondisi kehidupan yang semakin parah membuat banyak organisasi kemanusiaan dan negara-negara donor memberikan perhatian lebih.
Situasi ini menunjukkan perlunya dialog dan solusi yang lebih efektif untuk meredakan ketegangan serta memperbaiki kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut. Tanpa adanya langkah-langkah tersebut, kehidupan sehari-hari warga Gaza akan semakin sulit dan berbahaya. PBB dan organisasi lainnya terus bekerja untuk menyediakan bantuan, namun dengan insiden baru yang terjadi, tantangan untuk melakukannya menjadi semakin sulit.
Krisis kemanusiaan di Gaza adalah sebuah realitas yang kompleks dan membutuhkan respons yang terkoordinasi tidak hanya dari negara-negara yang terlibat dalam konflik, tetapi juga dari komunitas internasional yang lebih luas. Dengan ketidakpastian yang berkembang, harapannya adalah agar solusi damai dapat segera ditemukan, terutama demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat sipil yang menjadi korban utama dalam konflik ini.