Di Port Moresby, Papua Nugini, Paus Fransiskus tiba setelah kunjungan singkatnya ke Indonesia. Sesaat setelah mendarat di Bandara Port Moresby, pemimpin Gereja Katolik Dunia ini dijemput dengan menggunakan mobil sport utility vehicle (SUV) berukuran kecil yang sangat berbeda dengan kendaraan mewah yang seringkali diasosiasikan dengan seorang paus. Dalam perjalanan menuju lokasi acara, Paus terlihat duduk di kursi depan, melambaikan tangan dan tersenyum kepada masyarakat yang telah menantikan kedatangannya.
Toyota Raize menjadi pilihan Paus Fransiskus selama kunjungannya di Papua Nugini. Kendaraan ini berwarna putih dan dilengkapi dengan pelat nomor khusus bertuliskan SCV 1, menandakan kehadiran Paus di dalamnya. Pemilihan Toyota Raize sebagai popemobile tampak sangat sesuai dengan konteks lokal, di mana salah satu pertimbangan utama adalah keterjangkauan. Mobil ini, yang merupakan saudara kembar dari Daihatsu Rocky, dipasarkan seharga 68.500 kina, atau sekitar Rp 264,27 juta. Ini tentunya jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan Toyota Kijang Innova Zenix, yang digunakan oleh Paus pada kunjungan sebelumnya ke Indonesia.
Paus Fransiskus mengunjungi Papua Nugini dari 6 hingga 9 September 2024, dengan agenda utama yang berfokus pada promosi keadilan sosial serta mempererat hubungan dengan komunitas Katolik di negara tersebut. Dalam acara Misa Agung yang dipimpinnya di Stadion Sir John Guise, sekitar 35.000 umat hadir untuk mendengarkan pesan perdamaian dan dukungan Paus bagi mereka yang merasa terasing dari Gereja, khususnya yang tinggal di daerah terpencil.
Paus juga meluangkan waktu untuk bertemu dengan pemimpin setempat, di mana mereka membahas berbagai isu sosial dan lingkungan yang dihadapi oleh Papua Nugini. Hal ini mencerminkan perhatian Paus terhadap kondisi masyarakat yang mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses layanan gereja dan bantuan sosial, sehingga kegiatan kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat solidaritas di antara umat Katolik di sana.
Papua Nugini, yang dikenal dengan keanekaragaman budaya dan bahasanya, menghadapi tantangan yang kompleks dalam bidang sosial dan lingkungan. Dengan kunjungannya, Paus Fransiskus berharap dapat memberikan dorongan bagi komunitas lokal dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut. Pesan-pesannya mengingatkan umat akan pentingnya kebersamaan, solidaritas, dan perhatian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang lebih rentan dalam masyarakat.
Acara-acara yang dijadwalkan selama kunjungan ini meliputi berbagai sesi dialog dengan pemimpin lokal serta kegiatan yang melibatkan warga masyarakat, utamanya dari komunitas Katolik. Kegiatan-kegiatan ini diharapkan dapat memfasilitasi komunikasi dua arah antara pemimpin gereja dan umat, sekaligus menyoroti peran penting gereja dalam memajukan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Ketulusan Paus Fransiskus dalam menyebarkan pesan damai dan keadilan sosial sangat terasa selama kunjungannya ke Papua Nugini. Dengan pendekatan yang lebih sederhana dan dekat dengan masyarakat, pemilihan kendaraan Toyota Raize juga menegaskan komitmennya untuk hidup dalam kesederhanaan dan mendukung mobilitas yang lebih terjangkau bagi banyak orang. Ini menjadi simbol dari kepemimpinannya yang menekankan pentingnya menjangkau setiap lapisan masyarakat tanpa membedakan status sosial.
Masyarakat di Port Moresby, yang jelas sangat antusias, dapat melihat dan mendengar langsung dari Paus, merasakan momen bersejarah saat pemimpin agama ini berbicara tentang harapan dan dukungan kepada mereka yang merasa terasing. Dalam konteks seperti ini, kunjungan Paus tidak hanya sekadar ritual ibadah, tetapi juga merupakan upaya nyata dalam menggugah kesadaran mengenai isu-isu yang dihadapi di Papua Nugini.
Dengan melakukan kunjungan ini, Paus Fransiskus menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh umat Katolik di Papua Nugini, Gereja tetap berdiri untuk mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Dalam visi globalnya untuk perdamaian dan solidaritas, kunjungan ini diharapkan bisa menjadi momen penting bagi umat Katolik, menjadikan mereka lebih kompak, dan lebih terdorong untuk terlibat dalam aksi sosial yang lebih luas.
Setiap perjalanan yang dilalui, termasuk saat menggunakan Toyota Raize di jalanan Papua Nugini, menjadi bagian dari ibadah yang lebih holistik, menekankan bahwa spiritualitas sejati juga terwujud dalam tindakan konkret yang mencerminkan kepedulian terhadap sesama dan lingkungan. Melalui suasana yang hangat dan penuh dukungan selama kunjungan ini, Paus Fransiskus menciptakan jembatan antara gereja dan masyarakat yang layak untuk terus diperkuat, demi masa depan yang lebih baik bagi semua.